Di saat ini, Aditama berujar. "Sekarang aku dan Vania sudah tidak bertanggung jawab atas Kak Bella lagi karena aku sudah mengembalikan Kak Bella kepada kalian. Kak Bella ... sudah tidak tinggal bersamaku dan Vania lagi setelah ini." Dia kemudian menambahkan. "Kalau begitu ... aku pamit pulang dulu. Dan jika kalian masih penasaran bagaimana aku menyelamatkan Kak Bella tadi ... Kak Bella lah yang akan menjawab rasa penasaran kalian." Aditama mengakhiri kalimatnya dengan mengulas senyum yang dipaksakan. Kemudian, ia menghadap Bella dengan rahang mengeras. "Oh ya, Kak Bella ... baju-baju dan barang-barang milik Kak Bella yang masih berada di apartemen akan segera kami antar ke rumah." Ucapan Aditama membuat Bella tersadar, gelagapan untuk beberapa saat, lalu segera mengangguk. Tanpa mempedulikan apa pun lagi, Aditama langsung balik badan, berjalan menuju ke arah mobilnya, lalu masuk ke dalam mobil. Menyalakan mesin mobil lebih dulu sebelum kemudian tancap gas hendak pulang menuju a
Haryadi Bintoro murka sebab Rambo melaporkan kabar buruk kepadanya ; Bella berhasil diselamatkan dan mereka gagal mendapatkan uang tebusan 5 miliar!Akan tetapi, ia lebih terkejut lagi saat mendengar jika Aditama adalah orang yang telah menyelamatkan Bella dengan bantuan anak buahnya. Kenapa Aditama pula yang pada akhirnya datang untuk menyelamatkan Bella? Kenapa tidak Bastian? Bukanya keduanya tidak akur? Namun terlepas siapa yang telah menyelamatkan Bella, Haryadi langsung mengumpat, memaki-maki dan sumpah serapah pun keluar dari mulut pria paruh baya tersebut. Ekspresi wajahnya tengah memancarkan aura kemarahan hebat. Pasalnya, rencananya kali ini gagal! Tidak cukup sampai disitu saja, ia harus dikejutkan dengan hal lain jika Aditama membawa banyak anak buah yang bersenjata api. Pasti seseorang yang memiliki banyak anak buah, apalagi bersenjata api, bukan orang sembarangan, berpengaruh dan kaya raya. Rambo mengatakan jika anak buah Aditama sangat lihai, sampai-sampai
Sementara itu, selepas kepergian Aditama, keluarga Bastian langsung masuk ke dalam rumah dan duduk bersama di ruang keluarga untuk mendengarkan cerita Bella mengenai bagaimana Aditama menyelamatkanya. Belum sempat Bastian, Susan dan Mario tersadar dari keterkejutan, mereka kembali dikejutkan oleh hal lain yang diceritakan Bella. Bella menatap anggota keluarganya satu persatu dengan serius. "Kalian tahu? Selain dia membawa uang tebusan 5 miliar yang tak berhasil disentuh oleh para penculik itu, Aditama tidak datang menyelamatkanku sendirian, melainkan bersama anak buah yang semuanya bersenjata dan anehnya, yang membuat aku heran adalah ... mereka memanggil Aditama dengan panggilan Tuan Muda!" Jelas Bella penuh penekanan pada ujung kalimat. Mereka bertiga pun kompak tertegun, hanya sesaat. Lalu, lipatan di kening Bastian, Susan dan Mario semakin bertambah. Mendadak, ketiganya berpikir dengan keras. Siapa Aditama sebenarnya?Mengenai Aditama yang membawa uang tebusan 5 miliar
Sabotase yang terjadi di perusahaan keluarga Hermanto oleh pihak ketiga yang ingin menghancurkan perusahaan tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah keluarga Haryadi mencakup ke berbagai bidang, diantaranya properti, produksi, teknologi dan logistik. Hal tersebut menyebabkan perusahaan mengalami gangguan operasional, pun berdampak pada produksi, layanan, kerugian finansial serta kekacauan. Tentu saja Bastian beserta bawahanya tidak tinggal diam saja, segera menindaklanjuti, mencari tahu untuk membereskan masalah yang terjadi. Ternyata beberapa karyawan perusahaan ikut terlibat dengan alasan katanya diiming-imingi uang dan juga diancam. Setelah mengetahui hal itu, perusahaan langsung tegas menindaklanjuti, memecat orang dalam perusahaan yang ikut terlibat. Selain itu, Bastian juga menempuh jalur hukum. Meskipun ia sudah tahu siapa pelakunya. Ia tidak peduli dengan ancaman Haryadi. Ia akan melawan. Apalagi, ia sedang menyiapkan strategi untuk membalas apa yang
Akan tetapi, situasi langsung berubah dalam sekejab saat anak buah Edward yang jumlahnya lebih banyak daripada anak buahnya Mario, dengan tampilan garang, serta dilengkapi dengan senjata di tangan masing-masing.Hal tersebut membuat nyali Mario dan anak buahnya seketika menciut. Posisi mereka menjadi tidak aman. Terdesak. Diibaratkan masuk kandang macan. Namun ternyata Edward tidak menyuruh para anak buahnya untuk membereskan Mario, ia malah mengajaknya ke sebuah ruangan karena ada hal yang hendak dia bicarakan. Tidak mau berakhir konyol, Mario pun terpaksa menuruti ajakan Edward. Kini, di sebuah ruangan, Edward duduk di kursi sambil menghisap rokok, asap seketika mengepul keluar dari dalam mulutnya. Sedangkan Mario berdiri di hadapan Edward dengan posisi membelakangi pria itu seraya berkacak pinggang. Tak lupa, ia memasang ekspresi wajah masam. "Duduk lah, bro ... karena kita perlu bicara empat mata," titah Edward sembari menunjuk kursi yang ada di depanya yang dibatasi oleh
Hidup Mario memang tidak pernah kekurangan yang namanya perempuan di sisinya yang akan senantiasa menghangatkan ranjangnya setiap malam kapan pun ia mau, juga hasratnya yang selalu bisa ia salurkan, serta bebas memilih wanita mana saja yang ingin dia ajak tidur bersama. Namun kini ia mulai bisa berkomitmen sejak bertemu dengan kekasihnya yang sekarang dan sudah menjadi tunanganya pula. Disaat ia sudah mulai bisa berkomitmen, sudah menjalin hubungan yang lebih serius, tiba-tiba ... ia mendapat kabar jika wanita yang dulu pernah menghabiskan satu malam denganya sedang hamil? Dan ia adalah Ayah dari bayi yang sedang dikandungnya itu? Seingatnya ia selalu membawa dan memakai kondom ketika ia bercinta dengan wanita mana pun. Namun ia juga tidak terlalu yakin jika tidak pernah kecolongan, sepertinya ia pernah bercinta tanpa menggunakan kondom karena waktu itu hasratnya sedang menggebu-gebu, sudah tidak bisa ditahan lagi, makanya ia nekat melakukan hal itu. Padahal, ia dan wan
Selagi Mario terdiam sedang memutuskan, Edward menunggu dengan kembali menikmati sebatang rokok dan minuman yang terhidang di atas meja. Hal tersebut membuatnya merasa sangat puas. Setelah mondar mandir beberapa saat, Mario tiba-tiba menghentikan langkah, lalu matanya tertutup seraya berkacak pinggang. Kala menyadari jika ia sudah tidak bisa berkutik, buntu, ia pun memaki. Akhirnya, setelah terdiam beberapa saat, Mario membuka mata. Namun tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya yang membuat terbit senyum samar di bibir pria itu. Kemudian, rahangnya mengeras seiring ia berpikir sejenak. Baik lah. Ia akan menurut dengan Edward terlebih dahulu karena saat ini memang itu yang harus ia lakukan. Selebihnya ... ia akan berusaha supaya tidak dalam kendali pria sialan itu sepenuhnya setelah ini.Terdiam sebentar, lantas ia balik badan menghadap Edward. Mario menatap Edward untuk beberapa saat. "Oke!" Jawab Mario tegas pada akhirnya. Dia kemudian menambahkan. "Aku akan memilih
Sementara itu, terduduk di kursi, ekspresi wajah Aditama tengah memancarkan aura kemarahan hebat, juga aura istimewa yang dimilikinya yang tampak begitu mengerikan mendadak keluar. Ia baru saja mendengar percakapan antara Haryadi dan Bastian melalui alat penyadap.Selagi Aditama terdiam dengan amarah yang membara menguasai dirinya, Ricard yang duduk di samping tuan mudanya angkat suara. "Selain itu Tuan Muda. Anak buah saya melaporkan jika Mario mendatangi klab malam milik Edward dan membuat kekacauan di sana. Tujuan mereka melakukan hal itu adalah untuk membalas apa yang telah Edward lakukan pada klab malam mikik Mario sebelumnya." Ricard menghentikan kalimat sejenak. Mendengar itu, Aditama menoleh dengan kedua alis tertaut dan berujar, "Lanjutkan." "Akan tetapi, Tuan Muda. Setelah Mario keluar dari ruangan Edward, sehabis mereka berdua berbincang di dalam, dia memang keluar dengan kondisi marah, tapi dia tidak melanjutkan apa yang sebelumnya dia lakukan pada klab malam itu,