Share

3. Ingin lepas

.

.

PLAK

Aila terhuyung ke belakang seketika, setelah suaminya menampar pipinya dengan keras. Pipi putih Aila berubah memerah, dadanya terasa sakit dan airmata tak bisa dihetikan, terus mengalir tanpa bisa dibendung.

“Aku sudah melihat fotonya, kamu berani sekali selingkuh dengan pria lain! Udah jelek, gendut, selingkuh lagi!”

Aila hanya bisa menangis saat Rendy memukulinya.

Padahal saat itu sudah malam, Rendy tidak peduli jika para tetangga mengetahui pertengkaran mereka.

“Kamu istri yang tidak tahu diuntung! Masih untung aku mau menikahi wanita jelek gendut sepertimu, bisa-bisanya kamu –”

“Cukup mas! Apa kamu pikir aku tidak tahu kamu selingkuh dengan ibu tirimu sendiri?”

Rendy yang sudah melayangkan tangannya untuk memukul Aila sekali lagi, kini perlahan turun.

“Kau... tahu darimana?”

“Mas pikir aku bodoh? Aku mendengar semuanya! Mas tidak perlu khawatir, aku sudah siap diceraikan, tapi paling tidak setelah ayahmu sudah lebih baik, aku tahu jika ayahmu dirawat istri mudanya, dia tidak akan baik-baik saja,” ucap Aila.

“Apa maksudmu menjelekkan Sari seperti itu?”

“Pak dokter bilang darah ayah setelah di cek memiliki racun! Siapa lagi yang melakukannya jika bukan dia?”

Rendy kembali melayangkan tangannya yang ringan itu untuk memukuli istrinya kembali.

“Kurang ajar ya kamu! Dia itu ibu mertuamu!”

“Jika dia ibu mertuaku, kenapa mas Rendy menidurinya?”

PLAK

Aila berusaha menahan sakitnya, tubuhnya, mentalnya, serta jiwanya, semuanya sedang tidak baik-baik saja.

Malam itu, Rendy pergi lagi, mungkin menemui Sari. Aila tidak peduli Rendy pergi kemana, raga dan jiwanya sudah terlalu sakit.

Rendy sudah buta, dibutakan oleh kecantikan Sari, padahal Sari itu hanya ular. Aila sudah yakin dari awal, tidak mungkin Sari menikahi ayahnya Rendy tanpa alasan, pasti itu demi harta.

Sari itu cantik, seksi, masih muda juga. Dia itu janda tanpa anak, sebelumnya pernah menikah, tapi setelah cerai, dia langsung menikah dengan ayahnya Rendy. Itu terlalu mencurigakan dari sisi manapun.

Tidak berhenti sampai sana, Sari juga menggoda Rendy.

Sari sudah gila.

Malam itu, Aila akhirnya ketiduran sambil terisak, airmata terus mengalir membasahi bantalnya.

Pagi harinya, Aila beraktifitas seperti biasa. Memasak, membersihkan rumah, mencuci piring, lalu bekerja. Setelah agak siang, Aila pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayah mertuanya.

Sesungguhnya, Aila sudah lelah, dia merasa sangat menderita.

Hati dan tubuhnya sakit, tapi tidak ada yang bisa dia ajak untuk bercerita. Bahkan, orangtuanya sendiripun tidak bisa, karena mereka pasti ingin Aila mempertahankan pernikahannya yang toxic. Tanpa peduli dengan apa yang Aila rasakan dan alami.

Satu-satunya yang menghibur Aila adalah ayah mertuanya yang baik padanya.

“Aila, jika ayah tidak ada, kamu saja yang mengurusi sawah-sawah, ya? Ayah tidak percaya dengan Rendy, dia pasti hanya akan menjualnya dan menghamburkan uangnya, jadi lebih baik kamu pegang semua suratnya, gunakan untuk saat-saat yang penting. Ayah akan mempercayakan sebagian sawah untukmu, nanti sebagian untuk Rendy, biar dia tidak curiga dan marah padamu atau ayah” ucap ayah mertua Aila, setelah ayah mertuanya makan siang.

“Tapi yah, Aila kan tidak berhak... bagaimana dengan istri muda ayah?” tanya Aila.

“Ayah tidak bisa mempercayai Sari, dia ternyata memiliki maksud lain pada ayah, ayah yang bodoh karena sempat percaya padanya.”

“Tapi Aila tetap tidak bisa menerimanya, yah, mas Rendy membenci Aila, dia pasti akan segera menceraikan Aila.”

“Tapi yang mengurusi ayah saat seperti ini hanya kamu, La, ayah ingin memberikan sebagian harta ayah padamu, ayah sudah menganggapmu anak sendiri, anggap saja ini permintaan maaf ayah karena kamu harus menderita selama pernikahanmu, maafkan ayah, ya?”

Jujur saja, Aila merasakan sesak saat mendengar ucapan ayahnya, ternyata ayah mertuanya tahu dia menderita. Padahal Aila sudah berusaha untuk menyembunyikannya selama ini.

Setelah itu, Aila pamit untuk pulang, karena dia memiliki banyak pekerjaan. Padahal, Aila pamit karena dia tidak ingin menangis dihadapan ayah mertuanya saja.

Aila duduk di tempat sepi yang ada di samping rumah sakit, kemudian menangis disana.

Alex yang sedang keluar untuk mencari udara segar, tidak sengaja melihat sosok Aila yang menangis diam-diam tersebut. Kemudian Alex berjalan mendekat, dia tersenyum kecil saat Aila sadar dia datang, jadi Aila berusaha untuk menghapus air matanya.

Alex pun duduk di samping Aila.

“Pak dokter...”

“Kan aku udah bilang, panggil aja Alex, kamu kenapa? Ada masalah ya?” tanya Alex.

Aila tersenyum kecil lalu menggeleng pelan, “tidak ada, aku – aku harus cepat pergi!”

Aila pun dengan cepat bangkit berdiri, dia ingin menghindari Alex. Akan tetapi, Alex dengan cepat menangkap tangan Aila.

“Tunggu! Aku tidak memaksamu untuk cerita, tapi... bukankah kita teman? Aku adalah dokter yang bertugas untuk menyembuhkan orang lain, aku melihat kamu kesakitan, setiap kali datang ke rumah sakit, kamu tidak pernah terlihat bahagia, meskipun itu saat ayah mertuamu sudah sehat, hanya ada kepedihan dalam matamu, apa salah jika aku ingin menghiburmu?” ucap Alex.

Aila kembali duduk, kemudian dia pun menangis lagi, ucapan Alex hanya membuatnya mengingat rasa sakitnya.

“Aila, jika tidak punya tempat curhat, aku siap untuk mendengarkan ceritamu” ucap Alex.

“Apa aku tidak mengganggumu?” tanya Aila.

Alex menggeleng dan tersenyum kecil, “tentu saja tidak.”

“Sebenarnya, aku....”

Aila pun menceritakan tentang dirinya yang terpaksa menikah dengan Rendy, kemudian kehidupan pernikahannya yang semakin hancur karena datang ibu mertua muda.

“Jadi, apa yang ingin kau lakukan sekarang?” tanya Alex.

Aila menoleh pada Alex, “pertama-tama, aku ingin tubuhku menjadi langsing seperti dulu, apakah itu bisa? Aku ingin diet, tapi bingung juga harus bagaimana, aku juga mencoba berolahraga, tapi yang ada badanku sakit semua.”

Alex tersenyum kecil, “kalau begitu, aku akan membantumu diet, tapi ini perubahannya tidak cepat, butuh waktu lama, agar efeknya juga bagus dan kamu sehat.”

“Dokter sungguh bisa membantu?”

Alex mengangguk pelan, “tentu bisa!”

Siang itu, Alex memberitahukan beberapa cara untuk diet, seperti defisit kalori. Dia juga memberi rincian penjelasannya, apa saja yang harus Aila lakukan.

Aila sudah merasa lebih baik setelah bicara dengan Alex, dia pun pergi dari rumah sakit dan kembali ke rumah.

“Kemana aja sih? Abis ketemu selingkuhan ya?” sindir Sari dan Nina yang nongkrong di depan rumah Rendy sambil meminum boba.

“Selingkuhannya ganteng banget lho, bule lagi, make pelet apa sih dia” ucap Nina.

“Coba spill dong, kamu pergi ke dukun mana” sahut Sari.

“Aku gak selingkuh, dia itu dokternya ayah, permisi!” Aila buru-buru pergi ke dalam rumah.

Tapi, baru saja dia masuk rumah, dia harus dikejutkan dengan laptop yang terjatuh. Padahal seingat Aila, dia meletakkan laptop di tempat yang aman. Bukan hanya laptop, beberapa barang pun berjatuhan, seperti baru terkena gempa.

Aila pun kembali ke luar rumah, “Kenapa semua barang berjatuhan seperti itu?”

.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status