.
.
Aila pun kembali ke luar rumah, “Kenapa semua barang berjatuhan seperti itu?”
Sari melirik pada Aila, “aku nyari surat tanah suamiku, pasti kamu yang nyembunyiin kan? ngaku kamu!”
“Apa lagi yang mama tuduhkan ini? Aila gak tahu apa-apa! Lagian mau mama apain suratnya? Dijual tanpa ijin ayah?”
Sari dengan cepat mendatangi Aila lalu menampar Aila.
“Lancang ya kamu! Dia suamiku! Mau aku apakan juga tanahnya bukan urusanmu, kamu ini cuma menantu yang gak diinginkan! Lihat aja, Rendy bakal cepet cerein kamu!” ucap Sari.
Aila memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh Sari, dia menatap tajam pada Sari, tatapannya hampir saja membuat Sari takut. Namun, Sari lebih cepat menarik rambut panjang Aila yang dikuncir dengan sruncie pink, menariknya dengan kuat hingga Aila berteriak kesakitan.
Sementara itu Nina hanya senyum-senyum senang dan semakin mengompori Sari.
“Jambak aja Sar! Biar tahu rasa menantu gak tahu diri kayak dia, padahal Rendy udah bagus mau nikahin cewe gendut kayak dia!”
Sari tersenyum miring, “Nina bener, padahal Rendy udah mau nikahin cewe gak tau diri kayak kamu, sekarang katakan dimana surat itu!”
“Aku gak tahu! Mungkin mas Rendy yang pegang, dia ahli waris ayahnya!”
Mendengar ucapan Aila, Sari pun melepaskan tangannya dari rambut Aila, lalu mengusap tangannya pada pakaian Aila seakan rambut Aila itu najis.
“Ngomong dong dari tadi! Nin, kita main ke salon aja lah” ucap Sari.
“Oke deh, kamu udah dikasih duit sama Rendy?” tanya Nina.
“Udah dong! Dia kan habis gajian!” ucap Sari, dia sengaja mengatakannya di depan Aila agar Aila kesal.
Tapi, Aila sudah hafal dengan semua itu, jadi dia berusaha untuk tetap tenang sambil membereskan kekacauan yang ada.
Nina dan Sari sudah pergi, dengan uang yang Rendy berikan.
Biasanya setiap selesai gajian, Rendy selalu mendahulukan uang untuk Aila, yaitu satu juta rupiah, karena mereka juga harus membayar tagihan listrik, air, untuk belanja bulanan dan lain-lain, yang tentu saja segitu tidak cukup.
Jaman sekarang, tidak seperti dulu yang jajan cilok seribu saja sudah dapat banyak, sekarang ini uang seribu mungkin untuk dua pentol cilok saja. Semuanya serba mahal, bensin mahal, beras mahal.
Jika Aila tidak bekerja di blog makanan, mungkin dia sudah banyak hutang dimana-mana. Aila selalu diajari untuk tidak berhutang sebutuh apapun dia, kalaupun terpaksa sekali, harus yakin bisa membayarnya.
Setelah selesai beres-beres rumah yang berantakan, Aila juga membereskan rumah mertuanya.
Tanpa sengaja dia menemukan sesuatu di ranjang ayah mertuanya. Yaitu semacam botol berisi obat-obat tidak jelas.
Seingat Aila, obat ayahnya bukan seperti itu, Aila tau betul, karena dia yang menebus obat ayahnya.
Diam-diam, Aila pun mengantongi obat itu, dia akan bertanya pada Alex besok saat bertemu.
Sudah beres-beres, saatnya Aila memasak.
Alex sudah mengiriminya beberapa resep menu diet yang bagus untuknya, rendah kalori, namun masih enak. Setelah memasak menu diet selesai, Aila lanjut memasak untuk Rendy dan Sari.
Ternyata menu diet dari Alex sangat enak! Aila tidak percaya makanan seenak itu rendah kalori.
Tanpa terasa hari beranjak semakin sore, hingga malam pun tiba.
Rendy dan Sari pulang bersama, mungkin Rendy menjemput Sari dari salon.
Aila tidak terlalu memedulikan mereka, dia hanya melanjutkan kerja.
Beberapa saat kemudian, Rendy mendatangi Aila di kamar Aila. Memang sejak Rendy tidak mau menyentuh Aila, dia mengusir Aila, tidak mau satu ranjang juga.
“Hah, lagi kerja ya? Banyak duitnya dong? Gak perlu ku kasih lagi kan?” tanya Rendy, yang sebenarnya bukan pertanyaan, tapi pemaksaan.
“Kalo mas Rendy emang ga mau ngasih, terserah sih mas, tapi itu keterlaluan, gimana aku bayar tagihan listrik, tagihan air –”
“Kan bisa pakai uangmu! Jangan manja deh, aku capek nih habis kerja, gak kayak kamu yang cuma bisa rebahan aja dirumah!”
Aila berusaha keras untuk tidak memasukkan kata-kata kejam itu dalam hati. Rendy mana mau tahu jika seharian Aila membereskan rumah, pergi kesana-kemari, bahkan Aila menjenguk ayah mertuanya. Padahal Rendy sebagai anaknya saja tidak mau melakukan apapun untuk ayahnya.
Anak macam apa Rendy itu?
Tidak heran jika ayah mertua Aila lebih menyayangi Aila.
Tapi, Aila sungguh tidak ingin menerima warisan seperti yang ayah mertuanya katakan, karena pasti Rendy dan Sari tidak akan tinggal diam.
“Kau sungguh-sungguh ingin ku ceraikan, ya? Gendut?”
“Bisa gak mas gak usah bawa-bawa fisik? Kalo mau cerai ya cerai aja, aku gak peduli mas!”
PLAK!
Sungguh, Rendy itu pria macam apa? Ringan tangan sekali dia!
Aila pun menangis tanpa suara, bukan karena sakit di pipinya, tapi di hatinya.
“Bukannya orangtuamu mohon-mohon padaku untuk menikahimu? Jika aku menceraikanmu, mereka pasti bersujud di depan kakiku!”
Setelah mengucapkan itu, Rendy pun pergi dari kamar Aila.
Aila memegangi dadanya yang terasa sakit.
“Lelaki brengsek itu... sampai kapan dia akan menyakitiku?”
Aila berusaha untuk menenangkan dirinya, moodnya sudah sangat kacau saat itu. Namun, Rendy lagi-lagi membuat ulah, dia ternyata sedang menelfon orangtua Aila.
“Halo, ibu mertua?”
Aila pun buru-buru keluar dari kamarnya.
“Mas! Mau ngapain?” tanya Aila.
Rendy tersenyum menyebalkan, “mau bilang pada ibumu kalau aku mau menceraikanmu, lah! Apa lagi?”
“Tinggal ceraikan aja! Gak perlu ngomong yang enggak enggak sama –”
“Sstt! Diam! Udah diangkat, Halo ibu mertua?”
[Iya, nak Rendy ada apa? Semua baik-baik aja?]
“Rendy mau menceraikan Aila secepatnya.”
[Apa? Tapi kenapa nak? Semuanya bisa dibicarain baik-baik, biar ibu nasihati Aila nanti ya?]
Rendy melirik pada Aila yang kembali menangis tanpa suara. Aila kembali tersadar jika tidak ada orang yang mau berada di pihaknya. Satu-satunya orang hanya ayah mertuanya, itupun sakit-sakitan dan tidak bisa melakukan apapun.
“Gak perlu buk, Aila udah nuduh Rendy selingkuh, nafkah sedikit... dia juga gak mau layanin Rendy lagi, buk.”
[Ya ampun, nanti ibu datang dan marahi Aila! Jangan cerai ya nak?]
“Tergantung, mungkin Rendy bakal batalin kalo ada uang sepuluh juta – Hei!”
Aila yang tidak tahan difitnah pun meraih ponsel Rendy, “Mama gak perlu kesini! Semua ucapan mas Rendy itu bohong, ma! Aila menderita disini!”
[Kamu jangan playing vicktim Aila! Mama gak pernah ngajarin gitu sama kamu ya!]
“Mama ini orangtua Aila atau bukan sih ma? Bisa gak sekali aja mama ada di pihak Aila? Aila disiksa lahir batin disini –”
Rendy merebut ponselnya kembali, lalu menutup telfon.
Dia terlihat sangat marah.
“Aku gak tahan lagi, besok ku ceraikan kamu! Aku gak akan nganter kamu ke rumah ortu kamu ya! Pergi sendiri, jangan manja!”
Kaki Aila terasa lemas, dia pun terduduk di lantai yang dingin.
Orangtuanya sendiri tidak mau membelanya, apa Aila gangguan bagi mereka? Harus kemana Aila bersandar?
.
.
..“Ini surat perceraian kita, cepat tandatangani!”Aila tidak percaya, keesokan hari setelah Rendy mengatakan cerai, semuanya telah disiapkan. Seakan Rendy sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.Rendy dan Sari sangat puas saat Aila menandatangani semuanya dengan cepat. Aila masa bodoh dengan pernikahannya, dia tidak membutuhkan pria sampah seperti Rendy.Jika Rendy pikir dia menang, dia salah besar.Baru dua puluh menit setelah perceraian, beberapa orang datang lagi ke rumah, membuat suara tawa bahagia Rendy dan Sari lenyap seketika.“Permisi, saya kemari untuk mengambil TV, Motor, dan lemari es” ucap salah satu dari mereka.“Apa-apaan ini? Semuanya milik saya, kenapa dibawa” protes Rendy.Pria yang tadi berbicara memberikan rincian pada Rendy, “Ibu Aila, pemilik semua itu sudah menggandaikannya pada kami, jika mau menebusnya, pergi ke kantor kami.”“Apa-apaan ini Aila?” teriak Sari kesal.Aila dengan polosnya datang sambil menyeret koper besar, “kenapa malah kalian yang marah-marah si
. . “Alex, kamu apa-apaan sih? Sejak kapan kita pacaran? Dilihat dari sisi manapun, aku tidak pantas untukmu” desis Aila. Sungguh Aila sangat malu, mereka ada di cafe, ada beberapa orang kantoran dan anak sekolah yang datang dan melihat kejadian itu, mereka menjadi pusat perhatian dan itu membebani Aila. Disaat Alex mengatakan Aila pacarnya, orang-orang mulai berbisik-bisik, mengatakan itu adalah hal yang konyol, tidak masuk akal! Tapi, sebenarnya lebih tidak masuk akal lagi mantan kekasih Alex yang menuduh Alex berselingkuh darinya, maksudnya – ayolah! Pertama, mereka sudah putus, Alex dekat dengan siapapun itu bukan perselingkuhan, lalu yang kedua, Aila tidak cocok dengan Alex. Bagaikan langit dan bumi, perbedaannya begitu jauh hingga ke tulang-tulang, aneh sekali jika Alex dan Aila berpacaran. “Aila, kamu ngomong apa? Kamu sangat cantik dimataku!” sanggah Alex. Aila menghela nafas berat, “Begini Stevi... Alex hanya mengatakan itu karena ingin lepas darimu, aku ini teman baik
..Alex mengantarkan Aila sampai apartemen, Alex bilang dia akan pergi ke kampusnya karena ada urusan dengan dosen. Aila sih iya iya saja, dia bahkan tidak mengerti kenapa Alex selalu melapor pada Aila jika dia mau pergi-pergi.Mungkin Alex pikir dia mengatakan itu agar Aila tahu dimana Alex berada, kalau sewaktu-waktu Aila butuh dia tidak repot. Mungkin begitu ya? Aila hanya berpikiran positif.Saat Aila baru selesai mandi, dia melihat ponselnya menyala, dia pun mendekat dan membukanya.Ternyata Asri, tetangga yang baik dan sering membantu Aila. Aila sih bersyukur temannya di sekitar rumah Rendy ada meski tidak banyak, yaitu Asri, bu Tina, dan Ningsih. Mereka sangat baik dan sering membantu Aila, bahkan ayahnya Rendy Aila minta mereka yang mengawasi. Jika mengandalkan Sari dan Rendy, Aila takut sekali.Sari sudah jelas hanya menginginkan harta ayahnya Rendy saja, sedangkan Rendy itu bodoh dan mudah dipengaruhi. Sari bahkan berniat meracuni ayahnya Rendy dengan obat yang tidak jelas.
..Tok tok tokAila segera menghapus airmatanya saat mendengar ada yang mengetuk pintunya, dia segera beranjak untuk membuka pintu.“Alex?”“Hei, kamu sudah makan malam? Aku membawakan ayam goreng bumbu pedas manis kesukaanmu, mumpung masih jam enam, ayo makan!” ucap Alex.“A-aku tidak bisa makan banyak-banyak, Alex... lagian kenapa kamu makan di tempatku? Nanti mengundang fitnah” sahut Aila.Alex mengernyitkan dahinya, “fitnah apa? Kita kan teman, kamu yang ngomong sendiri... lagian tuh ya, disini orangnya individualis, ini apartemen, Aila! Bukan komplek perumahan atau perkampungan, jangan khawatir.”Alex benar juga, kenapa pula Aila harus menyulitkan Alex hanya karena postingan tidak bertanggung jawab tersebut. Mungkin Alex belum melihatnya saja, lagipula Aila tidak cantik dan menarik, mustahil Alex menyukainya. Aila hanya kebanyakan halu.Secara logika saja sudah tidak mungkin.Alex berdecak kagum melihat masakan yang sudah siap diatas meja.“Wah, masakanmu terlihat sangat lezat,
. . “Kau yang namanya Aila?” Saat itu Aila sedang bekerja di kantor, mengerjakan beberapa pekerjaan yang deadlinenya sudah dekat, Aila sedang serius, tapi tiba-tiba saja datang seorang perempuan cantik dengan dandanan dan pakaian yang mahal dan berkelas. “Benar, anda siapa ya?” tanya Aila bingung. “Psstt! Aila, dia adiknya dokter Alex” bisik teman kerja Aila yang bernama Lia, Lia sendiri sudah lebih senior dalam pekerjaan itu dan dia sering membantu Aila. Aila buru-buru berdiri, “Ah, maaf, saya tidak mengenali anda, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Aila. “Buatkan aku coklat panas, setelah itu temui aku di lobi, aku ingin bicara denganmu” ucap nona muda itu, setelahnya dia pun pergi ke lobi. Aila menoleh pada Lia, yang menyuruhnya untuk mengerjakan saja apa yang diperintahkan nona muda. “Tapi pekerjaanku gimana?” tanya Aila. “Kamu bisa kerjakan nanti, dari pada kamu gak ladenin dia, dia bisa mecat kamu sewaktu-waktu, udah pergi aja, yang ini biar aku kerjain” ucap Lia, dia
..Berita yang sedang viral di berbagai platform media sosial adalah kisah hidup Aila.Padahal, Aila meminta Asri dan Ningsih untuk menyebar luaskan berita tentang perselingkuhan Rendy dan Sari. Memang berita itu disebarluaskan, tapi tidak mungkin nama Aila tidak disangkut pautkan.Memang Rendy dan Sari dihujat banyak orang, bahkan Sari tidak mau keluar dari rumah karena malu. Rendy juga dipecat dari pekerjaannya karena perbuatan bejatnya berselingkuh dengan istri ayahnya sendiri.Namun, netizen yang dengan mudah menelusuri berita, menemukan Aila adalah mantan istri dari Rendy. Lalu, nama Alex juga disangkutkan.Mereka mengira Aila menggoda Alex setelah cerai dari Rendy.Berita tentang Aila makin parah saja.Netizen membela Stevi yang lebih cantik dan lebih pantas bersanding dengan Alex.Pantas saja Alex kepikiran sampai sakit begitu.“Sudahlah, lebih baik aku bertanggung jawab dan merawat Alex sekarang, namaku buruk dimata orang juga tidak masalah.”Aila pun membuatkan minuman hanga
..Aila terkejut saat pagi hari dia terbangun, ternyata Alex bangun lebih pagi darinya. Calon dokter spesialis jantung tersebut sudah berkutat di dapur, bahkan apartemen juga sudah bersih dan tertata rapih.“Alex?” panggil Aila.Alex menoleh dengan senyuman lebarnya, “oh, kamu udah bangun? Cepet mandi dan siap-siap, kita berangkat ke villa di puncak” ucap Alex dengan entengnya.“Villa?”“Iya, kan aku udah bilang, mau ngajak kamu jalan-jalan, aku punya villa lho di puncak, pemandangannya bagus banget disana, di sekitar sana juga ada kebun, taman bunga, cafe-cafe dan tempat wisata lain, kamu pasti suka deh” ucap Alex.Aila melongok pada masakan Alex, dia sudah khawatir dapur akan meledak jika Alex yang menggunakannya, ternyata Alex hanya membuat sandwich isi daging cincang goreng.“Kelihatannya enak, aku baru tau kamu bisa masak” ujar Aila.“Haha, aku cuma bisa masak yang simple, pasti jauh dari masakanmu, udah kamu mandi aja dulu... abis sarapan kita berangkat.”Terpaksa Aila pasrah,
. . Aila meneguk ludahnya, melihat semua makanan enak di depannya. Setelah berlayar dengan yacht, suami istri baik kenalan Alex mengajak untuk makan di restoran seafood bersama. Ada banyak menu yang dipesan, semuanya terlihat menggiurkan, tapi Aila khawatir jika dia banyak makan dietnya akan hancur. Kemudian dia menoleh pada Alex, dia malah asyik mengobrol dengan kenalannya tersebut. Akhirnya Aila makan satu potong sashimi. Ternyata enak! Godaan untuk memakan semuanya sangat besar. Ada king crab yang menggiurkan, ada pula gurita, cumi dan lain-lain, Aila ingin memakan semuanya tapi sungkan, yang memesan suami istri kenalan Alex, yang membayar juga mereka. “Aila makan yang banyak ya? Jangan sungkan, gak perlu mikirin diet segala...” ucap si ibu yang baik itu. Aila hanya senyum-senyum sambil mengunyah makanannya. “Kamu makan yang banyak ya... hari ini gak diet gak apa-apa” bisik Alex. Enak sekali mereka bicara, padahal Aila bernafas saja rasanya badan makin melar. Penampilan Ai