Alex yang berada di puncak emosi, memukul Rendi berkali-kali, Rendi yang tidak mau kalah juga balik memukul Alex.Sementara itu, Aila yang masih shock hanya bisa diam tidak bergerak, sampai kemudian dia melihat Rendi telah dipojokan dan Alex berniat kembali memukulnya, barulah Aila bergerak dan menghentikan Alex."Alex, cukup! Tidak perlu berlebihan, dia juga sudah babak belur, biarkan dia pergi saja.""Tapi, Aila ...""Lihat aja, dia udah kayak gitu. Kamu gak mau sampai dipenjara hanya karena dia, kan?"Alex berdecih, kemudian mengusir Rendi dari sana. Tidak peduli apakah Rendi bisa pulang dengan selamat atau tidak."Sebenarnya aku masih belum puas memukuli dia," ucap Alex, setelah beberapa menit Rendi pergi dan Aila sudah mengobati luka di beberapa bagian wajah Alex karena pukulan Rendi."Sudahlah, Alex, biarkan saja dia.""Apa kau suka jika dia berbuat seperti itu terus padamu? Kau masih menyukainya?" Alex terdengar sangat kesal pada Aila.Aila menghela nafas panjang, "astaga, buka
Aila merenggangkan ototnya yang kaku setelah seharian membuat berbagai adonan kue. Meski capek, dia sangat menyukai pekerjaannya.Aila tidak akan bekerja setiap hari, karena sudah ada Andre dan Lily yang membuat kue. Jika sedang banyak pelanggan atau pesanan, baru Aila bekerja. Atau seperti hari itu, Aila sedang mengajari Andre dan Lily untuk membuat kue baru yang akan dijual di cafe mereka.Karena itu adalah menu baru, untuk mempromosikan kue itu, pada hari itu kue baru akan diberi harga promo. Berkat itu, banyak orang yang datang hanya untuk memesan kuenya, terutama setelah Travis mengunggahnya di media sosial khusus untuk cafe.Travis dan Bella yang mengusulkan untuk membuat akun media sosial agar bisa dengan mudah mengenalkan cafe mereka.Aila sendiri tidak percaya jika cafe mereka akhirnya banyak dikunjungi setelah orang-orang melihat iklan cafe yang dibuatkan oleh Travis dan Gavin. Tidak sia-sia menginvestasikan banyak uang untuk biaya iklan."Akhirnya selesai juga, aku mau main
Kira-kira sepuluh menit setelah pergi, Ricky sudah kembali lagi membawakan boneka kelinci putih yang jauh lebih besar dari yang ada di mesin capit boneka."Aku membawakan boneka ini, lebih baik dari sebelumnya, bukan? Kau suka?" Ricky memberikan boneka itu pada Aila.Saat itu Aila sedang menemani Gavin dan Bella bermain game memasukkan bola basket."Ngapain kamu beliin kakakku boneka Segede itu?" Tanya Gavin bingung."Karena aku suka kakakmu, kenapa emangnya?" Balas Ricky, tidak mau kalah."Kakakku udah punya kak Alex!""Belum nikah ini, gak apa-apa dong aku deketin," ucap Ricky penuh percaya diri.Gavin yang kesal pun berusaha menginjak sepatu Ricky, tapi Ricky jauh lebih cepat darinya."Kakakku bentar lagi juga mau nikah sama kak Alex, dia udah punya kerjaan tetap, yaitu dokter, sedangkan kau kan pengangguran," ucap Gavin, kini dia berusaha merebut boneka kelinci dari Ricky."Aku bukan pengangguran meski kelihatannya kayak gitu, kamu gak tahu aja asetku ada banyak dimana-mana, prins
Aila merasa aneh sekali, dua hari ini Gavin tidak terlalu cerewet seperti biasanya. Adiknya itu menjadi lebih rajin, berangkat kerja dengan tepat waktu, tidak perlu sampai diteriaki seperti biasanya. Bahkan, Gavin tidak main lagi saat malam.Tapi, Aila pikir itu hal yang normal, karena Gavin lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ricky. Aila masih ingat jika Gavin pernah meminta agar Ricky mengajarinya untuk mejadi kaya.Biasanya Gavin hanya bercanda jika berkata seperti itu, tapi mungkin dia sudah banyak berubah. Aila tidak mungkin mengharapkan adiknya akan terus-menerus manja dan bergantung padanya.Sampai hari ketiga, Aila baru tahu mengapa Gavin seperti itu. Aila tidak sengaja mengetahuinya saat Gavin mengajaknya pergi untuk makan malam diluar.Diluar maksudnya bukan restoran mewah, tapi di rumah makan Padang.Aila tidak menanyai Gavin sama sekali, bocah itu sendiri yang mengaku dengan suka rela."Kakak ingat waktu kita main setelah pulang dari cafe, kemudian Bella menginginkan bo
Oh gawat! Aila sangat penasaran dengan hubungan Rendi dengan ibunya Alex, bukan karena apa, Aila hanya merasa tidak tenang.Rendi itu mantan suami yang ingin kembali lagi padanya hanya karena sekarang dia jadi lebih cantik, langsing dan sudah bisa merawat diri. Sedangkan ibunya Alex mungkin saja akan menjadi mertuanya di masa depan.Jika mereka ada hubungan, bukankah itu sangat mencurigakan? Aila hanya ingin tahu, ada hubungan apa diantara keduanya."Kau sedang apa?"Aila menoleh, lalu tersenyum pada Alex. Pagi ini Alex datang, sekitar jam enam pagi. Dia bilang, dia sedang tidak ada jadwal apapun, jadi dia datang dan membawakan sandwich.Aila akhir-akhir ini sangat menyukai sandwich isi telur, jadi Alex membelikannya dari restoran yang memiliki sandwich paling enak. Tapi Alex hanya mengatakan jika dia membeli dari jalanan, agar Aila tidak cerewet dan mengomelinya lagi."Apa sandwich nya enak? Dari tadi kamu makan sambil ngelamun gitu." Tanya Alex."Hehe, aku hanya kepikiran sesuatu aj
Aila menoleh kesana-kemari, tapi tetap saja semua orang berpakaian bagus dan cukup formal. Aila pikir hanya dia saja yang berpakaian sederhana, bahkan Alex juga memakai setelan jas yang bagus.Aila berusaha untuk tetap tersenyum dan tenang seolah tidak terjadi apapun, meski dalam pikirannya sangat ribut.Pemilik acara, atau Victoria, terlihat selalu berada di samping Alex dan keduanya menjadi perhatian banyak orang."Oh, Vicky! Apakah dia ini kekasihmu? Dia sangat tampan!" Seorang wanita bule dengan rambut kecoklatan dan pirang sedang menanyai Vicky.Vicky hanya terkekeh, tidak menyangkal atau menerima, dan itu membuat kedua wanita bule itu semakin gencar menanyainya.Sedangkan Alex, dia sedang sibuk menawari Aila makanan yang disiapkan disana. Padahal Aila sudah menolak, karena suasana yang kurang menyenangkan, dia jadi tidak nafsu makan.Beberapa orang menatap padanya dan membuatnya tidak nyaman."Halo, apakah anda ingin melihat-lihat produk skincare kami? Saya bisa merekomendasikan
"Sebenarnya apa yang terjadi, Aila?" Tanya Alex setelah mereka berada di mobil.Awalnya Aila diam saja, dia malas untuk menjawab Alex, karena hatinya masih terasa dongkol dengan Vicky.Tapi akhirnya Aila memutuskan untuk mengatakannya pada Alex."Temanmu itu, Vicky... Dia menghinaku yang hanya mengenakan dress sederhana disana, dia bilang dia juga menyukaimu—""Itu tidak mungkin Aila, mungkin kamu hanya salah paham saja, Vicky itu adalah wanita yang baik, dia terkenal sebagai bidadari karena kebaikan hatinya, dia juga sering menolong orang lain."Aila menoleh pada Alex, bertanya-tanya kenapa Alex masih membelanya. Tapi jika dipikir-pikir lagi, Alex lebih dulu mengenal Vicky, dan Vicky bertingkah baik di depan orang lain. Mungkin Aila juga akan berpikir seperti itu jika Alex tiba-tiba berkata buruk tentang teman baiknya.Tapi... Aila masih sakit hati dengan Vicky, bahkan mengungkapkan jika Vicky telah menghinanya, itu butuh keberanian besar."Padahal kamu sudah menjadi kekasih Alex, ta
Sebenarnya Alex hanya pura-pura pergi, memarkirkan mobilnya di suatu tempat terpercaya, lalu mulai mengikuti Aila dalam diam.Saat Aila menghabiskan banyak waktu untuk memakan ice cream, Alex berada di toko lain untuk mengintainya.Alex sudah merasa menjadi stalker, tapi dia merasa bersyukur melakukannya, karena ternyata mantan suami Aila yang tidak tahu diri itu muncul dan ingin memaksa Aila lagi."Dengar ya Rendy, jika sekali lagi aku melihatmu hendak memaksa Aila lagi, aku tidak akan bisa bersabar seperti hari ini."Alex melepaskan cengkraman tangannya pada Rendy, membuat Rendy segera mengeluh kesakitan. Cengkraman tangan Alex sangat kuat.Kemudian Alex menarik lengan Aila, kali ini dengan lembut dan hati-hati seolah dia sedang memegang sesuatu yang mudah pecah.Dia terus menarik Aila hingga sampai tempat dimana dia memarkirkan mobilnya, yaitu Samudra Hotel. Salah atu Hotel terbesar di negara itu, yang memiliki fasilitas super mewah.Alex bisa memarkirkan mobilnya dengan mudah disa