Share

Memesan Makanan

"Iya Mas, " balasku datar.

Cukup lama aku dan lainnya menunggu. Kepanasan sudah pasti, bahkan badanku saja sudah bau keringat. Apalagi Udin dan Deni yang tadinya mengusung beras-beras tersebut. Argh, jangan ditanya baunya lah.

Mobil motor pun banyak berdatangan untuk mengunjungi rumah makan ini. Apalagi saat ini sudah memasuki jam makan siang. Sementara makanan yang dijanjikan mas Bima belum juga datang.

Oke lah kalau tidak ada makanan, paling tidak minuman gitu. Tapi ini nyatanya, arrgh, dasar manusia si*lan!

Ku lihat mas Umair, ia masih tetap tenang dengan mengutak-atik ponselnya. Apa dia tidak berpikir bahwa kami sedang dipermainkan?

Lagian, sudah tahu menunggu sekian lama kenapa tidak berinisiatif untuk pergi mendatangi mas Bima saja? Atau belikan aku minuman atau makananlah, secara perutku sudah kepingin makan sejak awal mobil kami berhenti tadi.

"Mas, " panggilku pelan seraya menepuk pundak suamiku.

Mas Umai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Firly Rochnajati
aneh.. harus ya tau dia org kaya 500jt aja di bayar.. biaya perkawiman aja mewah . aneh
goodnovel comment avatar
Janky Kirana
good banget
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
Kisahnya semakin menarik......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status