Share

Orang Masa Lalu Suamiku

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2022-03-28 22:14:47

Part 5 Wanita Masa Lalu Suamiku 

Rasanya hatiku benar-benar teriris-iris. Baru saja aku mulai mencintai dan menerimanya, tapi apa nyatanya yang ku dapat? Mas Umair dan keluarganya seakan mempermainkanku. Mempermainkan pernikahan ini dan juga wasiat dari ayahku. 

"Lupakan! " ucapku lalu berlari sekuat tenaga meninggalkan mereka. 

"Hahahaha!! " jelas ku dengar Riska tertawa sangat lantang saat kepergianku. 

Aku terus berlari tanpa mengerti tujuanku kemana. Entahlah, tak terasa bahkan air mataku jatuh membasahi pipi ini. 

Sesekali ku tengok ke belakang, mas Umair pun tak terlihat batang hidungnya untuk mengejarku. Benar-benar dia ya! 

Ku hentikan langkahku saat aku sampai di hamparan persawahan yang cukup luas. Pemandangan yang menyejukkan mata, dengan gunung yang jauh disana sebagai pelengkapnya. Hatiku rasanya mulai tenang kembali. 

Mas Umair benar-benar sudah keterlaluan. Ternyata pernikahan ini hanya kedoknya saja untuk mempermainkan hidupku. Lihat saja nanti, akan ku balas perbuatan kalian padaku! 

Jauh-jauh aku dari kota, tidak akan ku biarkan aku pulang dengan hati yang hancur! 

"Kejutan! " Aku menoleh ke belakang dimana ku dengar seseorang berucap. 

"Mas Umair? " kataku ketika yang kudapati adalah suamiku yang sudah berdiri tegak tepat di belakangku. Mau apa lagi lelaki ini? Apa dia belum puas menyakitiku? 

Mas Umair meraih kedua tanganku. "Maaf, jika sambutan kedatanganmu seperti ini. Tapi percayalah, bahwa ini semua hanya bagian dari rencana keluargaku untuk menyambutmu," katanya lembut. Haruskah aku percaya? 

"Percayalah, " katanya lagi seakan menjawab isi hatiku. "Lihatlah dihadapanmu. " Mas Umair membalikkan wajahku kearah pemandangan sawah yang begitu luas di depanku. 

"Itu, itu, itu, dan itu, " mas Umair menunjuk beberapa titik sawah. Mataku mengikuti kemana arah telunjuk itu bergerak. 

"Itu punyamu? " tanyaku polos karena tak mengerti maksud dari perkataannya. 

"Bukan dong! " balasnya sembari tertawa kecil. Ah, menyebalkan. 

"Aaah, kamu nyebelin! " ku pukul badannya karena kesal. 

"Alhamdulillah. Sudah gak marah lagi? " tanyanya ketika aku berhenti memukulinya. Pertanyaan macam apa ini? Tapi memang nyatanya entah kenapa aku tak marah lagi padanya. Padahal tadinya emosiku begitu tersulut. 

Mas Umair menjelaskan, kenapa sambutan untukku seperti itu. Ternyata bu Lastri dan Riska adalah saudaranya. Dan semua ini hanya rencana untuk mengerjaiku. Karena mereka yakin, suatu saat aku pasti menghadapi seseorang dimasa lalu mas Umair yang tak menyukai kehadiranku disisi mas Umair. 

Dimana seseorang tersebut dulu pernah dekat dengannya, sempat ingin berencana untuk menikahinya karena tak ingin ada fitnah diantara mereka, tapi orang tersebut lebih memilih lelaki lain yang katanya lebih berharta dari mas Umair. 

"Memang kenyataannya seperti itu. Abi dan umi 'kan dulu hanya buruh tani, jadi dia pergi begitu saja, " jelas mas Umair. 

Karena kejadian itulah, mas Umir lalu memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya. Bagaimana pun caranya, ia bertekad untuk lebih sukses. Bukan berarti ia mengejar dunia, tapi keadaanlah yang memaksanya untuk menjadi lebih baik. 

Dan ternyata benar. Seseorang itu muncul kembali setelah bertahun-tahun lamanya mas Umair pergi dari tanah kelahirannya. Bahkan, wanita itu sempat memohon agar mas Umair untuk menikahinya kembali. Dan membatalkan pernikahannya denganku. 

"Karena aku tahu dia orangnya nekatan. Jadi, aku gak mau kalau tiba-tiba kalian berhadapan kamunya kena mental, " jelas mas Umair membuatku mengerti dan menerima alasannya kenapa keluarganya berbuat demikian padaku. Meskipun rasanya tak masuk di akal. 

"Tapi kok dia tahu rencana pernikahanmu? " tanyaku. 

"Kan dia orang sini juga. Selain itu, besuk lusa ada hari yang dipilih abi dan umi untuk walimahan pernikahan kita, " jelasnya. 

"Semoga aku bisa menghadapi dia, ya, " kataku berusaha meyakinkan suamiku. 

Ya, kini aku kembali percaya pada mas Umair meski tak sepenuhnya. Lagipula, aku tidak tahu harus bagaimana, mengingat ini bukan daerahku. Aku masih asing di sini. 

Mas Umair mengulurkan tangan kanannya, dan ku sambut dengan membalas uluran tangannya. Kini aku dan suamiku berjalan kembali pulang ke rumah kedua mertuaku dengan saling bergandengan tangan dan tersenyum  bahagia. 

***

Braakk!! 

Seketika aku dan semua tamu yang hadir mengalihkan pandangan kami kearah pintu keluar. Dimana ternyata seorang wanita yang ku perkirakan usianya, diatasku lebih sedikit yang terlihat sangat emosi setelah menumpahkan beberapa kado dari para tamu yang hadir. 

"Ya Allah, dia kenapa sih? "

"Gak tau malu, ya! "

"Astaghfirullah. "

"Ah, dia lagi dia lagi. "

Ku dengar bisik-bisik yang lumayan keras dari sebagian ibu-ibu yang ada. Mereka juga tampak kesal dengan tingkah seorang wanita yang merusak acara walimahanku pagi ini.

"Itu yang namanya Rima, " bisik mas Umair padaku. 

Rima adalah seseorang yang diceritakan mas Umair beberapa hari yang lalu padaku. Dan benar kata mas Umair, wanita bernama Rima adalah orang yang nekatan. Terbukti dia berani merusak acara yang seharusnya khidmat seperti ini. 

"Harusnya aku yang berada disitu! " tunjuk wanita bernama Rima tersebut kearahku. 

"Dasar wanita mur*h*n!! " makinya dengan lantang. 

Sementara suasana sangat tegang dengan kehadiran Rima. Beberapa orang pun berusaha menghentikan aksinya. 

"Rima! " teriak seseorang dari arah lainnya. 

Semua pasang mata pun beralih pada seorang laki-laki yang menghampiri Rima dengan emosinya yang tak kalah memuncak. Kata mas Umair dia adalah suaminya Rima. 

Mas Umair pun menghampiri Rima dan suaminya. Disusul ayah mertuaku dan beberapa orang dari kerabat mas Umair, sementara ibu mertuaku mendekatiku mencoba menenangkan diriku. 

Sebenarnya aku memang sedikit kaget dengan kejadian ini. Tak ku bayangkan jika kenekatan Rima bisa sampai seberani ini. Itu berarti, bisa saja suatu waktu ia akan melakukan hal yang diluar pemikiran orang. Bahaya! 

"Maafkan Rima, Umair, " kata suami Rima. 

"Jangan minta maaf kamu, Mas! Ini gak ada hubungannya sama kamu! " Rima mendorong kasar suaminya hingga hampir membuatnya terjatuh. 

Aku pun hanya bisa terdiam dan melongo melihat tingkahnya yang semakin membuatku tak percaya bahwa ada wanita yang lebih jah*t dari mama tiriku. 

"Umair, ingat aku! Aku yang seharusnya bersanding denganmu. Bukan dia! " rengek Rima pada mas Umair seraya akan menyetuh lengan mas Umair, tapi dengan cepat mas Umair menghidarinya. 

"Maaf Rima. Aku sudah memilih. Tolong bawa istrimu pergi jika tak ingin lebih malu, " kata mas Umair.

"Gak Umair! Wanita m*r*han itu harus pergi dulu! " sahut Rima dengan lantang menunjuk kearahku. 

Apa dia bilang? Aku wanita mur*h*n? Tidak bisa dibiarkan. Ku alihkan tangan ibu mertuaku yang memegangi pundakku sejak tadi. Dengan cepat ku hampiri Rima dan suaminya. 

Dan kini aku berhasil membuat suasana semakin tegang. Semua orang memfokuskan diriku, mengikuti langkah pergerakanku kearah mereka yang berdiri di pintu luar area walimahan. 

Akan ku tunjukkan pada Rima siapa aku sebenarnya. Yang kata mas Umair adalah istri pilihannya sendiri. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
Kisahnya sangat menarik......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Tamat

    #SKDYpart 120 TamatPetang sudah menjelang, matahari hampir turun ke peraduan dan Mas Umair baru saja sampai ke rumah dengan Mas Bima yang seraya pulang bersama Mbak Sinta. Setelah selesai sholat maghrib, mendadak pintu rumah kami diketuk dan seseorang yang datang, mengejutkan aku serta Mas Umair seketika.Romi … Benar, lelaki yang sempat menyatakan perasaannya lewat suamiku itu kembali muncul. Ku pikir setelah kepergiannya dari bumi perkemahan waktu itu ia sudah menghilang bersama istrinya. Sebab, semenjak itu pula lah mas Umair mengaku tidak pernah lagi berkomunikasi. Padahal hubungan kami terbilang baik-baik saja. “Assalamuallaikum … Umair?” Romi mengulas sebuah senyuman di hadapan suamiku.“Waalaikum salam. Oh kamu, Romi? Ayo masuk – masuk! Silahkan masuk,” kata suamiku yang justru terlihat lebih tenang dan santai.“Tidak usah, aku duduk di teras saja.” Romi menolak dan langsung berbalik mencari kursi di teras rumah kami yang langsung menghadap ke pekarangan yang lumayan luas.

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Siapa yang Datang?

    #SKDYPart 119 Siapa yang datang? Keluar dari kamar, kami berdua sudah saling bergandengan tangan. Atau lebih tepatnya, Mbak Sinta yang terus menggandeng tanganku tanpa berniat melepaskannya begitu saja. Meski masih ada jejak air mata di kedua pipi Mbak Sinta. Bisa ku lihat dengan jelas sebuah senyum merekah di bibir kecilnya. Senyuman yang hampir tak pernah ku lihat bahkan semenjak kami bersama dulu. Mas Bima terlihat ikut senang dengan perdamaian antara kami berdua. Begitu pun dengan Mas Umair yang ikut tersenyum dan memperlihatkan ekspresi bangga dengan kebesaran hati yang kuberikan pada Mbak Sinta. Sementara Abi hanya mengucapkan kata ‘Alhamdulillah’ secara lirih dan pergi begitu saja keluar rumah diikuti oleh Umi. Entah kenapa mereka melakukannya setelah sempat menyampaikan keinginan mereka agar kami saling memaafkan. Tapi aku enggan memikirkannya untuk saat ini.“Karena semua sudah membaik, bagaimana kalau kalian juga ikut hadir dalam acara aqiqah putri kami hari ini?” Mas Uma

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Memaafkan?

    #SKDYPart 119 Memaafkan? Mungkin karena melihat Mbak Sinta yang tak kunjung mendapatkan maaf dari kami, membuat Mas Bima yang sejak tadi hanya diam dan menundukkan kepala. Kemudian ikut berlutut di hadapan Abi dan Umi. Kini pria berusia hampir 40 tahun tersebut menunjukkan ekspresi kesedihan yang begitu dalam dan membuat Abi yang awalnya membuang muka, kini mulai menatap wajah Mas Bima.“Abi … Bima sadar, sebagai suami … Bima sudah gagal mendidik istri Bima selama ini, hingga membuat Sinta mampu melakukan hal yang tidak seharusnya.” Mas Bima terlihat menangis sejurus kemudian, mengejutkan kami semua termasuk aku.“Sepertinya, mereka benar – benar sudah menyesal, Dek.” Mas Umair membisiki telingaku.Aku kembali mengernyitkan kening dan melihat ke arah suamiku ini. Kebiasaan mas Umair yang bisa semudah ini untuk memaafkan mbak Sinta dan mas Bima. Setelah semua yang mereka lakukan pada kami?Seolah mengerti dengan jalan pikiranku, Mas Umair kembali berbisik.“Coba kamu tarik nafas dala

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kemunculan Mbak Sinta

    #SKDYPart 118 Kemunculan Mbak SintaRahma membuntutiku dari belakang dan beberapa kali mengintip. Sementara aku merasakan jantungku berdegup cukup kuat dan kencang. Perasaan penasaran dan takut kalau kejadian buruk yang lalu terulang kembali, kini mulai merasuk ke dalam benak dan pikiranku. Aku takut, kalau Mbak Sinta datang untuk kembali membuat ulah seperti dulu.Menghancurkan kebahagiaan yang sedang ku rasakan bersama keluargaku baru – baru ini. Kalau sampai itu terjadi, rasanya aku pasti akan sangat gila dan siap mengamuk di depan perempuan itu. Sumpah serapah juga sudah siap ku lontarkan dari mulutku ini, jika dia menyerukan kata – kata pahitnya lagi. Tak akan ada rasa peduli lagi dengan sikap apa yang akan diperingatkan oleh mas Umair terhadapku. Tak akan ku biarkan acara untuk kebahagiaan putriku dihancurkan oleh kakak tiriku itu. Memang setelah menghilangnya mbak Sinta dulu aku sudah memaafkan semua kesalahannya. Namun, entah bagaimana perasaan takut dan was-was jika mbak Si

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Beberapa Bulan Berlalu

    #SKDYPart 117 Beberapa Bulan BerlaluHari pun menjelang siang. Aku dan mas Umair bergegas membereskan semua perlengkapan camping kami. Ya, suamiku itu memutuskan untuk segera pulang. Sebab, bukan hanya Shaka yang menjadi alasan kami tetapi juga paper bag pemberian Romi tadi dimana mas Umair sendiri juga mengungkapkan rasa penasarannya. "Ha ha ha! Penasaran juga 'kan kamu!" batinku sambil melihat mas Umair. Sesampainya di rumah, entah mengapa tiba-tiba aku juga ikut tak sabar untuk melihat isi paperbag pemberian Romi tadi. Begitu juga dengan mas Umair. Suamiku itu bahkan hanya meletakkan barang-barang kami begitu saja di dekat meja. "Alhamdulillah .... " Serentak aku dan mas Umair berucap ketika mengetahui apa yang ada di dalam paperbag tersebut. Benar, di dalam paperbag tersebut berisikan sebuah hexa frame yang berukuran mini yang mana terdapat lampu yang bisa meneranginya jika ditekan pada tombol di salah satu sudutnya. Terlihat sederhana memang tetapi aku tahu maksud dari hexa

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kehadiran Romi

    #SKDYPart 116 Kehadiran Romi"Mas jangan kayak ginilah. Hanya gara-gara Romi biar terlihat baik-baik aja di hari pernikahannya malah membuat Mas gak bertindak apa-apa. Dia itu kayak Rima lho, Mas. Tolong, jangan diam aja kalau sudah menyangkut rumah tangga kita," tuturku panjang lebar. Berusaha meyakinkan mas Umair agar tidak berserah diri dengan keadaan. "Kamu yang tenang, Dik. Mas ada alasan lain kenapa Mas ambil keputusan ini," kata mas Umair yang membuatku menautkan kedua alisku. Alasan lain? Alasan apalagi ini? "Maksud, Mas?" tanyaku kebingungan. Bukannya menjawab pertanyaanku mas Umair malah melihat kearah jam tangan yang melingkar dj lengan kirinya. "Sudah malam rupanya. Ayo tidur!" kata mas Umair setelah mengetahui waktu yang menunjukkan hampir tengah malam. "Tapi Mas—" dengan cepat mas Umair meletakkan kedua tangannya di sisi bahuku sambil berkata," tidur dulu ya, biar tendanya gak sia-sia." Mas Umair tersenyum lalu masuk ke dalam tenda. Mendengar mas Umair berkata dem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status