Share

Lalisa Zergnet

Pagi itu Vania juga sarapan di kamarnya. Hara datang seperti biasa untuk melayaninya. Tapi hari ini Vania mendapatkan kabar dari Hara bahwa, Lalisa akan datang ke kadipatennya.

'Ini adalah awal hari yang buruk,' mendengar kabar tersebut membuat Vania jadi kehilangan semangatnya. Saat mengingat jadwalnya hari ini, Vania sadar bahwa jadwalnya hari ini lumayan berat dan melelahkan. Hari ini  Dia menjadwalkan untuk berkeliling dan meninjau beberapa pabrik textile peninggalan mendiang Duke.

'Bukankah pemakaman saja Dia tidak datang, tapi setelah dapat surat Ayahnya dia langsung datang kemari.'

Tindakan semacam tidak tahu diri itu sepertinya sangat melekat di keluarga Zergnet.

Lalisa Zergnet adalah seorang perempuan yang usianya 4 tahun lebih muda dari Vania, itu artinya Dia sekarang berusia 18 tahun. Dia bersekolah di Akademi Zen yang ada di Kerajaan Beshy.

Vania pernah bertemu sesekali dengan Lalisa, terakhir sekitar 2 tahun yang lalu. Vania yang saat itu menjadi perwakilan delegasi dari pertemuan konferensi rutin gabungan beberapa akademi dan kebetulan Akademi Zen menjadi tuan rumahnya. Vania bertemu dengan Lalisa saat Vania menjabarkan karya ilmiahnya yang berjudul penemuan tanaman beracun yang bisa menjadi obat. Saat itu Lalisa menjadi asisten seorang Profesor bernama Hills. Vania kaget karena pertemuan tersebut rata-rata hanya diikuti oleh akademisi yang tertarik dengan botani atau tanaman. Sumber kekagetan Vania karena biasanya para Lady tertarik dengan jurusan manajemen yang cenderung lebih mudah ketimbang urusan ilmiah. Saat Vania bercerita dengan temannya Amel, barulah Dia tahu bahwa Profesor Hills adalah seorang Profesor buaya yang hanya akan menggandeng wanita cantik sebagai pelengkapnya. Nilai akan mudah diberikan kepada para lady yang cantik dan mau menjadi asistennya. Lalisa yang terkenal dengan otaknya yang hanya cangkang tentu dengan senang hati akan memanfaatkan hal tersebut, maka tidak kaget jika Lalisa selalu menempel kepada Profesor Hills seperti lalat buah yang bertemu dengan buah yang matang. Otak tong kosong Lalisa menyebar  di kalangan para murid dan profesor akademi, jadi tidak butuh informasi khusus untuk bisa tahu hal tersebut.

Bagi Vania, Amel adalah sumber informasinya, temannya Amel adalah teman sekamarnya di asrama. Amel mengambil jurusan tata wilayah dimana jurusan tersebut biasanya berisi laki-laki. Vania yang introvert itu terbantu oleh Amel yang ekstrovert. Amel yang pandai bergaul selalu memberikan banyak informasi kepada Vania. Keduanya bisa klop meski berbeda sifat karena punya hobi yang sama yaitu fans dari Bubika. Seorang pengusaha yang menciptakan permen aneka rasa. Vania dan Amel merasa bahwa Bubika adalah penemu jenius yang bisa menenangkan dunia dari anak-anak. Vania yang bercerita kepada Amel bahwa Lalisa adalah seorang keluarga dari pihak istri kakaknya yang disokong. Mendengar hal tersebut Amel dengan senang hati memancing informasi dari Akademi Zen. Ah ya, sebagai informasi Amel juga datang ke konferensi tersebut sebagai delegasi klub ilmiah yang semua anggotanya juga fans dari Bubika. Agak konyol memang, tapi itulah kenyataannya.

'Baguslah hari ini jadwalku ada di luar mansion, karena itu artinya Aku tidak harus menunjukkan keramah tamahan yang tidak perlu pada pengunjung rumah yang bahkan tidak aku undang'

***

Count dan Countess Zernet tengah berdiri di depan mansion. Mereka berdua menunggu seseorang. Tak berapa lama terlihat kereta mewah mendekati mansion dan berhenti tepat di depan mansion.

Seorang perempuan dengan gaun berwarna biru laut yang dihiasi renda halus dan pita di dada sebagai hiasan turun dengan anggun. Wajah cantiknya memang mempesona sekali pandang.

"Selamat datang Anakku..." kata Reta menyambut anaknya. Wanita tersebut tersenyum dengan bahagia karena anak semata wayangnya sudah sampai.

"Ya Ibu..." jawab Lalisa dengan senyum lembut.

"Bagaimana perjalananmu?"

"Yah cukup tidak menyenangkan Ayah, mengingat kereta tersebut bukanlah kereta kelas atas."

'Apa maksudmu bukan kereta kelas atas?' Count Zarnet mengernyit, nyatanya kereta yang dinaiki kereta sudah terbilang kereta yang mewah karena biasanya juga digunakan oleh para lady berstatus tinggi.

"Lain kali, tolong bawakan kereta yang hanya dinaiki oleh Duke. Kereta yang membawaku harus mewah sehingga orang-orang mengira bahwa Aku adalah seorang putri dan calon Ratu negeri ini"

'Hahaha...lihatlah anak satu ini, bukankah permintaannya terlalu berlebihan,'pikir Reta. Anaknya menjadi sangat berlebihan ketika Duke Gama menyanggupi mensponsori biaya Akademi Lalisa. Permintaannya semakin naik hingga biaya beli gaun mewah dan gaya hidup foya-foyanya.

"Ya tentu saja, anak Ayah harus selalu mendapatkan yang terbaik," jawab Count Zarnet dengan senyum.

Setelah melepas salam dan kabar, ketiganya masuk mansion dengan langkah pasti. Rencana untuk mendapatkan keuntungan di Duchy of Selo harus berhasil. Untuk itu, ketiganya harus bersatu dalam merealisasikan rencana tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status