Home / Romansa / Surga Semalam / 1 Dijebak Sahabat Sendiri

Share

Surga Semalam
Surga Semalam
Author: Heartwriter

1 Dijebak Sahabat Sendiri

Author: Heartwriter
last update Last Updated: 2025-03-26 00:52:56

Celine bergegas masuk ke dalam restoran salah satu Hotel Bintang lima terkenal di kotanya.

Saat masuk dalam restoran, mata Celine mencari-cari sesuatu hingga dia menemukan sosok yang dicarinya sedang melambai ke arahnya.

Celine bergegas mendekat ke arah wanita seumur dengannya yang melambai ke arahnya. "Maafkan aku, Lisa. Aku telat. Macet, sih."

"Gak apa-apa, kok. Nih, aku sudah sediain minuman. Kamu kelihatan haus. Minum dulu, gih." Lisa menunjuk ke arah minuman di depannya.

Lisa terlihat ingin sekali supaya Celine meminum minuman yang dia tunjuk itu.

Celine mengabaikan kata-kata Lisa. Dia tidak meminum minuman itu. "Nanti, deh. Kamu mau curhat apa? Kamu kedengarannya putus asa saat nelpon aku."

"Aku punya masalah rumit. Tapi, kamu minum dulu nih. Jangan khawatir, minuman ini gak ada sianida-nya."

Celine tertawa mendengar kata-kata Lisa ini. Karena itu dia langsung meminum minuman yang disodorkan Lisa.

"Ok." Celine mulai meminum minuman yang disodorkan Lisa. Sekalipun agak terasa aneh, tapi karena sedang haus setelah buru-buru datang menemui Lisa, maka Celine langsung menghabiskan minumannya.

Lisa nampak memperhatikan betul saat Celine meminum minumannya hingga akhirnya tercipta senyuman licik di bibir Lisa.

"Sebentar lagi, kehidupan sempurnamu akan berubah, Celine. Hehehe," batin Lisa sambil tertawa puas.

"Kok malah ketawa?" tanya Celine. "Aku tadi khawatir banget loh sama kamu. Waktu di telpon, kamu terdengar menangis, sekarang, kamu ketawa."

Lisa menghembuskan nafas berat. "Aku memang lagi sedih."

"Why?"

"Akhirnya aku berani menyatakan isi hatiku pada cowok yang aku sukai itu."

"Terus?" tanya Celine penasaran.

"Aku sudah ikuti nasehatmu untuk menemui dia dan bilang kekagumanku padanya."

"Finally. Kapan?"

"Dua malam yang lalu?"

"Terus?" Celine mulai khawatir dengan ekspresi wajah aneh sahabatnya di kampus kuning ini.

Lisa menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas sedih.

"Oh, maafkan aku, Lisa. Tapi, ini mungkin bukan akhir. Bisa saja dia masih ada pertimbangan lain sehingga dia belum menerimamu. Nanti ..."

"Sudahlah, Celine. Kenyataannya sudah jelas. Dia menyukai wanita lain. Itulah dasar utama dia menolakku." Lisa menatap tajam ke arah Celine.

"Masak, sih? Kukira tidak ada cowok di kampus kita yang bisa menolakmu. Kamu kan cantik banget. Lihat wajahmu. Lihat tubuhmu."

"Kenyataannya, dia menolakku karena mencintaimu, bangsat!" batin Lisa sambil menatap dengan penuh kemarahan ke arah Celine.

"Kamu kenapa? Kenapa menatapku kayak gitu?" Celine menatap Lisa dengan penuh tanda tanya. Dia seolah melihat kemarahan terpancar dari wajah Lisa.

"Aku gak apa-apa. Aku cuma kurang enak badan," bohong Lisa.

"Speaking of that. Aku juga merasa kurang enak badan, nih." Celine memegang dahinya. Tiba-tiba dia merasa pusing. Keringat dingin mulai mengalir di tubuhnya.

"Hehehe. Obat itu mulai bekerja. Rasakan pembalasanku, Celine," batin Lisa sambil menunduk untuk menyembunyikan senyuman puasnya.

Sementara itu, Celine masih berusaha untuk mengalahkan rasa pening yang semakin menguasai dirinya sehingga dia abaikan tawaran Lisa yang mau memberinya salad.

**

Tidak jauh dari tempat itu, tepatnya di kamar hotel 818, di hotel yang sama dengan restoran tempat Celine dan Lisa berada, dua orang pria terlibat dalam pembicaraan.

"Jadi, gimana Ton? Kamu mau curhat apa? Terus kenapa disini? Kenapa di kamar hotel, bukan di warung kopi?"  tanya Jason kepada Tony, teman kerjanya.

"Ini masalah pelik, Jason. Aku tidak mau bicara tentang ini di warung kopi, dimana ada telinga-telinga di sebelah kita," jawab Tony cepat.

"Ok. Kalau gitu, aku dengarkan."

Tony menyodorkan sebuah gelas minuman kepada Jason. "Minum dulu. Kamu pasti haus."

"Ok." Jason mulai meminum minuman yang disodorkan Tony. Sekalipun agak terasa aneh, tapi karena sedang haus setelah buru-buru datang menemui Tony, maka Jason langsung menghabiskan minumannya.

Senyuman licik langsung tercipta di bibir Tony, saat melihat Jason menghabiskan minumannya itu. "Hehehe. Kamu sudah masuk dalam perangkapku, Jason. Sebentar lagi, obat perangsang itu akan menguasaimu," batin Tony.

"Jadi gimana, Ton? Kamu mau curhat tentang cewek atau pekerjaan?" tanya Jason setelah menghabiskan minumannya.

"Dikit lagi, deh. Aku belum tahu mau mulai dari mana, tuh."

"Ya udah. Aku berikan waktu padamu sambil aku lihat transaksi saham di Amerika. Ya?"

"Ok."

Jason mengeluarkan handphonenya untuk melihat pasar saham Amerika yang sedang berlangsung.

Beberapa saat kemudian, Jason mulai memegang kepalanya. "Kepalaku pening. Ugh ... kenapa gini?"

"Mungkin kamu kecapean, bos. Kamu tunggu di sini, ya? Aku keluar dulu buat nyuruh orang hotel buat beli obat sakit kepala."

"Iya, Ton," jawab Jason sambil terus memegangi kepalanya.

Tony keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamar dari luar. Setelah berada di luar, Tony mengeluarkan handphonenya untuk menelpon Lisa.

"Iya, Ton?" kata Lisa di ujung telpon.

"Gimana temanmu itu?"

"Beres, Ton."

"Temanku juga sudah mulai kena. Aku buru-buru keluar supaya aku gak diserangnya karena orang yang dalam pengaruh obat perangsang, bisa nyerang siapapun kalo gak ada cewek di dekatnya."

"Jadi gimana?"

"Bawa temanmu itu kesini buat diterkam Jason. Jangan ditunda lagi. Semua kamera yang aku siapkan, sudah siap untuk merekam semuanya."

"Ok, Ton. Bentar lagi aku dan dia ke atas."

"Ok. Aku tunggu depan kamar." Setelah itu, Tony berjalan ke arah lift dan menunggu depan lift di lantai 8.

Hingga akhirnya pintu lift terbuka dan keluarlah dua orang gadis dari sana. Mereka adalah Lisa dan Celine.

Celine nampak memegangi kepalanya dan terus dipegangi oleh Lisa.

Lisa dan Tony nampak saling tukar pandangan dengan senyuman licik di wajah mereka.

"Kita mau kemana, Lisa?" tanya Celine dengan kepala berat.

"Ke kamarku. Aku kan buka kamar di sini. Soalnya kondisimu gak memungkinkan untuk pulang," jawab Lisa sambil mengikuti langkah Tony yang sedang menuju ke sebuah kamar.

"Tapi aku akan dicari orang tuaku, Lisa."

"Nanti aku telpon mamamu. Pokoknya, kamu tenang aja. Ok?"

"Iya deh."

Saat ini Tony sudah sampai di depan sebuah pintu kamar. Dia lalu memberi isyarat kepada Lisa.

Lisa langsung mengangguk. Kemudian saat Lisa melihat Tony membuka pintu kamar, dia langsung mendorong tubuh Celine ke dalam kamar sana.

Setelah itu, pintu langsung ditutup dari luar oleh Tony yang langsung tertawa-tawa bersama Lisa.

"Sebentar lagi, Celine si gadis alim dan cantik itu akan kehilangan gelar alimnya, saat video panasnya berader di kampus. Hihihi. Dan Reynold akan melihat video itu, akan membenci Celine dan menerima cintaku," kata Lisa sambil tertawa-tawa.

"Ya. Dan Jason akan dipecat dari kantor dan gagal jadi suami Gladys dan menantu bos besarku, saat video panasnya diputar saat rapat besok pagi. Hehehe." Tony tertawa puas.

Sementara itu, Celine yang sudah berada di dalam kamar, masih memegangi kepalanya saat Jason mulai mendekatinya.

Jason menggeram. Yang dia tahu, saat ini ada nafsu yang menguasainya. Nafsu untuk bersama seorang gadis dan gadis yang masuk dalam kamar ini, segera menjadi sasarannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eonni Uum
temen luknut kok ada temen yg begitu heee
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Surga Semalam   305 Apa Aku Membuatmu Takut?

    Ekspresi Jack berubah tajam.Logan telah diadopsi oleh keluarga Carter sejak kecil—tetapi niat mereka tak pernah murni.Bagi mereka, ia tak lebih dari bank darah berjalan.Semua orang dalam garis keturunan Carter Utama membawa penyakit keturunan—dari Bos Tua Carter hingga Jacob. Kondisi Jacob sangat parah.Saat itu, Logan adalah sumber darah pribadi Jacob.Setiap kali pewaris emas itu jatuh sakit, Logan—anak yatim piatu yang mereka "angkat"—ditumpahkan darahnya tanpa ampun.Ia masih kecil, pingsan karena kehilangan banyak darah, dan keluarga Carter sama sekali tak peduli.Selama pewaris berharga mereka tetap hidup, kesejahteraan Logan tidaklah penting.Hal itu terus berlanjut hingga Logan akhirnya memisahkan diri dari mereka.Tetapi sekarang, lebih dari satu dekade kemudian, keluarga Carter masih berani datang mengetuk?Mereka pasti sudah gila."Pak, haruskah saya mengirim peringatan kepada keluarga Carter?" tanya Jack, suaranya rendah.Nada Logan terdengar santai, hampir malas, "Suru

  • Surga Semalam   304 Benih Keraguan

    Tentu saja kata-kata Logan masih segar di benak Joe.Ia ingin membela Angelica—Namun Logan dengan tenang berkata:"Bos Besar Morris, apakah Anda benar-benar percaya Angelica adalah putri Anda?""Keluarga Clark memperlakukannya seperti emas. Mereka menghabiskan sepuluh juta hanya untuk memberinya gelar, dan mereka bahkan rela menjebak darah daging mereka sendiri untuknya. Tanyakan pada diri sendiri—apakah Anda akan pernah melakukan itu pada putri kandung Anda demi seorang putri tiri?"Tentu saja tidak.Bagi Joe, anak kandungnya sangat berharga. Ia akan memberikan dunianya jika ia bisa—tidak akan pernah menyakitinya seperti itu.Bahkan jika keluarga Clark membenci Selina... sekejam ini?Ekspresi Joe berubah, pikiran-pikiran rumit berkelebat di wajahnya."Pak Reid, tolong bawa Nona Clark. Angelica perlu istirahat."Perubahan nada bicara yang tiba-tiba itu membuat Selina mengangkat alis geli.Angelica menatap, tertegun."Ayah, Selina memukulku. Ayah akan membiarkannya lolos begitu saja?!

  • Surga Semalam   303 Marah? Lakukan Sesuatu

    Pada titik ini, jika anak itu masih belum bisa memahaminya, ia tak bisa menyalahkan siapa pun selain dirinya sendiri.Seluruh identitas Rowan...Logan menyipitkan mata. Bukannya ia tak bisa memberi tahunya, tetapi memberitahukannya akan membuka banyak masalah.Salah satu alasannya adalah untuk menghindari masalah bagi Selina.Yang lainnya... adalah karena penyelidikannya belum selesai. Semakin sedikit orang yang mengetahui identitas asli Rowan, semakin baik.Tetap saja, hal itu tak akan lama lagi.Sedikit petunjuk tak ada salahnya—lebih baik daripada membiarkannya benar-benar terkejut nanti.Selina mengerjap, lalu tiba-tiba tersentak saat sebuah kesadaran menyadarkannya."Kau..."Logan mengangkat alis. Apakah ia sudah memahaminya?Selina berkata tegas, "Kau tahu kompetisi desain itu ternyata buruk dari dalam dan memanfaatkannya!"Semakin ia memikirkannya, semakin masuk akal.Komite kompetisi tampak kompak di permukaan, tetapi di balik layar, mereka penuh dengan fitnah dan fitnah. Semu

  • Surga Semalam   302 Dikhianati oleh Darah

    Selina berkata dengan santai, "Asalkan kau maju dan memohon untuk Katie, aku akan melepaskannya—tanpa syarat. Bukankah aku baik hati?"Secercah harapan menyala di mata Katie."Angelica..."Angelica menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia tak percaya sedetik pun bahwa Selina bermurah hati."Ada apa, Angelica? Tak ingin menyelamatkannya?"Selina mengerjap polos, lalu mencondongkan tubuh dan berbisik:"Orang lain mungkin tak tahu, tapi aku tahu. Katie pasti ibu kandungmu, kan? Aku tak tahu bagaimana kau bisa masuk ke keluarga Morris, tapi satu hal yang jelas—Katie memiliki darah yang sama denganmu. Dan sekarang kau akan menyerah begitu saja padanya? Apa kau bisa menerima semua ini?"Kepala Angelica tersentak, wajahnya memucat.Tunggu—apakah Selina tahu?Apa ia tahu rahasia itu?Tidak. Tidak mungkin. Gelar pewaris keluarga Morris hanya miliknya.Dia tidak bisa membiarkan Selina merusaknya.Selina mengangkat alis karena terkejut. Dia hanya berspekulasi, tetapi reaksi Angelica...Apakah tebakannya

  • Surga Semalam   301 Kejatuhan Terakhir Katie

    Ruangan itu tiba-tiba menajdi hening.Rekaman suara yang diperdengarkan begitu jelas membeberkan fakta kebenaran apa yang sebenarnya terjadi dua tahun yang lalu.Jantung Katie berdebar kencang, kepanikan membuncah di dadanya.Apa maksud Logan?Apa sebenarnya maksudnya?!Mungkinkah dia benar-benar menemukan buktinya?Tidak—tidak, mustahil. Mereka telah mengubur insiden itu begitu dalam. Mustahil dia bisa begitu saja menggalinya!Tapi ini Pak Reid.Adakah sesuatu di dunia ini yang tidak bisa diungkap Pak Reid?Selina mengerjap, dengan tenang mengamati ruangan.Kakek Clark tampak terhina.James menghindari tatapannya, jelas-jelas merasa bersalah dan takut.Wajahnya ditutupi oleh kepura-puraan.Sedangkan Angelica... dia tampak seperti sedang menggertakkan giginya menjadi debu."Karena Bu Bryant tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan," kata Logan dengan dingin, "izinkan saya mengakhiri lelucon ini."Ia mengeluarkan perekam suara, hendak menekan tombol putar—mata Katie terbelalak ngeri.G

  • Surga Semalam   300 Perjuangan Putus Asa

    Dalam video tersebut, bukan hanya Jimmy—juri yang lain juga ikut bersuara.—"Saya Jenny Gray, juri Grup B dari Kompetisi Desain ke-10. James memberi saya Rp.3.000.000 dan meminta saya untuk memberikan lampu hijau kepada Angelica. Saya sudah mengunggah buktinya di Twitter."Angelica pernah menjadi kontestan di Grup B tahun itu.—"Saya Lisa Miller, juri Grup A dari Kompetisi Desain ke-10. James menawarkan saya Rp.1.500.000 untuk menebus dakwaan dan mendiskualifikasi Selina. Saya menolak—tetapi saya menyimpan buktinya. Sekarang ada di Twitter."Selina sebelumnya berada di Grup A. Lisa Miller dikeluarkan dari panel saat semifinal, kemungkinan karena menolak suap James.—"Saya adalah juri semifinal di Kompetisi Desain ke-10. Setelah semifinal, James memberi saya Rp.3.000.000 dan Katie memberi saya Rp.2.000.000 untuk memastikan Angelica meraih peringkat pertama. Saya telah menyumbangkan Rp.5.000.000 dan mengunggah buktinya di Twitter."—"Saya adalah juri grand final dari Kompetisi Desain ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status