"Lisa. Kamu di mana, Lisa?" Celine memanggil Lisa sambil memegangi kepalanya. Dia tidak tahu bahaya yang sedang mendatanginya.
Walau dengan sedikit sempoyongan, Jason berhasil mendekati Celine. Dan tepat saat dia menyentuh Celine, tangannya langsung mengenai gundukan di dada Celine. Ini membuat Jason yang sedang dipengaruhi oleh hasrat yang membara karena pengaruh minuman yang diberikan oleh Toni itu membuat dia langsung menggila. Jason langsung memeluk Celine. Bibirnya langsung mencari bibir Celine dan mengecupnya dengan ganas. Lidahnya langsung bermain sementara tangannya langsung meremas-remas milik Celine. Celine menjadi kaget saat merasakan ada orang yang menciumnya dengan kasar. Padahal dia pikir dia masuk ke dalam kamar di mana tidak ada orangnya. Kalaupun ada orangnya, itu cuma Lisa di dalam kamar ini. "Kamu siapa?" Celine tidak menyelesaikan kata-katanya karena laki-laki ini mulai menggerayangi bagian buah dadanya. Kalau dalam keadaan biasa, Celine sudah pasti akan memukul orang yang berani melecehkannya ini. Kalau dalam keadaan biasa, Celine akan meneriaki orang yang berani melecehkannya ini. Tapi saat ini, Celine sudah berada dalam pengaruh minuman yang dia minum yang diberikan oleh Lisa kepadanya itu. Akibatnya perlawanan Celine sangat lemah saat pria itu terus menciuminya dan mulai membuka bajunya. Menyadari bajunya akan segera dibuka, Celine pun menolak. "JANGAN! Siapa kamu? Jangan lakukan ini padaku. Please ... siapa kamu? Apa kamu temannya Lisa?" Jason tidak menjawab karena dia memang tidak mengenal Lisa dan dia juga sudah dipengaruhi oleh obat pembangkit gairah yang ditaruh di dalam minumannya. Jawaban yang diberikan oleh Jason hanyalah dengan tindaklanjutnya, dimana dia merobek-robek baju yang dipakai Celine. Celine terus meronta saat Jason, pria di hadapannya ini berusaha menciumnya dan membanting tubuhnya ke atas ranjang dan mulai merobek-robek pakaian yang dikenakannya. "Apa yang kamu mau? Mengapa kamu melakukan ini padaku? Arrrggghhh. Kamu tidak boleh melakukan ini padaku! Kamu bangsat! Kamu keparat!" Itulah kata-kata Celine tapi kata-kata itu terlalu lemah karena dia masih sedang berada dalam keadaan antara sadar dan hampir-hampir tidak sadar. Tidak ada lagi tindakan dari Celine. Dia terlihat pasrah. Sehingga dengan leluasanya Jason sudah merobek semua bajunya, menarik pelindung buah dada dan menarik segitiga pengaman yang menjadi barang berbahan kain yang terakhir yang menutupi tubuh Celine. Setelah itu, karena nafsu sudah di ubun-ubun, Jason langsung membuka lebar-lebar kedua kaki Celine kemudian Jason memasukkan miliknya ke dalam bagian kewanitaannya Celine. Celine menjerit keras saat dia merasakan ada sebuah benda besar yang berusaha menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Awalnya Jason merasakan kesulitan untuk memasukkan miliknya ke dalam miliknya Celine itu karena Celine masih perawan sehingga Jason merasa kesulitan untuk memasukkan miliknya. Beberapa kali percobaan dilakukan Jason namun tidak membuahkan hasil Beberapa percobaan tidak berhasil hingga akhirnya hatinya bersorak saat dia sudah berhasil memasukkan miliknya ke dalam liang yang sangat sempit itu. "Sakit! Ugh, sakit sekali!" jerit Celine. Tapi Jason yang sudah terbawa nafsu. Karena ada pengaruh obat pemancing gairah di minuman yang dia minum sehingga dia tidak memperdulikan teriakan Celine. Dia terus memasukkan barang miliknya ini hingga ke dalam daerah kewanitaan Celine itu dengan gerakan-gerakan yang sangat kasar. Karena itu, dalam beberapa detik saja setelah dia berhasil memasukkan miliknya ke dalam sana, maka terdengar sebuah suara pecah menandakan ada selaput darah yang pecah hingga darah keluar dari area kewanitaannya Celine itu. Celine sudah pingsan saat itu terjadi sementara Jason terus memompa tubuhnya masuk keluar ke dalam tubuh Celine. Jason yang sudah dikuasai hawa nafsu dan saat ini sudah merasa sangat nikmat yang mengalir dari milik perkasanya, kini langsung bergerak cepat. Tanpa pernah berhenti, Jason terus menggenjot tubuh Celine. Dia bergerak cepat tanpa mempedulikan jeritan perih dari Celine yang sempat terbangun dari pingsannya untuk kemudian pingsan kembali. Tubuh Celine benar-benar ditunggangi dengan kasar oleh Jason. Celine tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapatkan peristiwa sesial ini. Celine pikir dia cuma akan beristirahat di kamar ini sesuai anjuran Lisa, tapi tidak dia sangka kalau dia akan mengalami kejadian seperti ini. Lama kelamaan di tengah genjotan yang dilakukan oleh Jason, Celine kembali menemukan kesadarannya lagi tapi kali ini dia jadi berbeda dari sebelumnya. Kalau sebelumnya Celine terlalu lemah tapi masih berusaha untuk melawan dan menghadapi kekasaran Jason, maka kali ini dia sadar untuk menjadi kuat tapi tidak lagi untuk melawan Jason. Dia sadar dan jadi kuat untuk mulai mengimbangi permainan yang dilakukan oleh Jason. Ternyata selain mengandung obat bius yang membuat Celine menjadi lemah di awal, ternyata obat yang diberikan Lisa kepada Celine itu, juga mengandung zat yang hampir mirip dengan yang Tony berikan kepada Jason. Yaitu ada sedikit obat pembangkit hasrat di dalam minuman yang diberikan Lisa kepada Celine dan ini membuat Celine mulai meraung dalam nikmat untuk mulai mengimbangi permainan Jason. Karena itu, kalau sebelumnya hanya Jason yang bertindak agresif sementara Celine menjadi sosok yang tidak berdaya di tengah amukan Jason, maka sekarang keadaan menjadi berbeda. Celine mulai mengimbangi pergerakan Jason. Dia bahkan naik ke atas tubuh Jason dan mulai melakukan gerakan-gerakan maju mundur di atas tubuh Jason Karena itu, dua orang yang terperangkap dalam pengaruh obat pembangkit hasrat itu, kini bergerak dengan kompak, saling memberi rasa, saling memberi kenikmatan dalam gerakan yang berkesinambungan dan terarah untuk meraih puncak bagi mereka masing-masing. Keduanya bergerak lincah, saling memberi, saling goyang untuk berusaha meraih nikmat yang terjadi lewat penyatuan tubuh mereka berdua ini. Hingga akhirnya, terdengar jeritan dari Celine tanda dia berhasil mencapai puncaknya. Sementara Jason kembali mengambil alih posisi di atas. Jason berada di atas untuk kembali menghujamkan miliknya ke dalam miliknya Celine. Celine terdiam karena dia sudah mencapai puncaknya. Dia biarkan Jason yang bergerak dan terus bergerak untuk meraih kenikmatan. Hingga akhirnya Jason terdiam dan menyemburkan semuanya di tubuh Celine. Setelah itu, Jason pun merebahkan tubuhnya ke samping kiri dan tertidur di sana untuk menyusul Celine yang sudah terlelap duluan sejak beberapa saat yang lalu. Setelah itu, keadaan kamar ini yang sebelumnya cukup ribut karena suara pergumulan dua orang, teriakan kecil dan suara desahan dua orang menjemput nikmat, kini praktis sepi. Kamar ini jadi sunyi sepi hingga beberapa waktu kemudian, mulai ada suara dengkuran halus dari si wanita dan dengkuran agak keras dari si pria. Malam merayap menuju pagi. Jendela kaca kamar yang hordennya tersibak serta memperlihatkan keadaan langit, menemani keduanya yang terus terlelap menjemput fajar.Bella tergagap, wajahnya pucat pasi, "Aku hanya... aku hanya lupa sejenak... Luke, aku tidak sengaja."Selina mendecak lidahnya dua kali, "Nona Hayes bilang dia lupa, jadi anggap saja dia lupa. Logan, ayo kita ke balai lelang."Logan melirik Bella dengan dingin, "Terserah kau saja."Bella terhuyung, hampir kehilangan keseimbangan.Saat mereka berdua berjalan pergi, Bella mengepalkan tinjunya erat-erat, tak mau menerima kekalahan. Air mata menggenang dan akhirnya jatuh saat ia tersedak, "Luke, aku tidak menyangka Selina akan membenciku sebesar ini. Logan dan aku hanyalah teman biasa... Mungkin seharusnya aku tidak kembali ke desa..."Namun, alih-alih mendapatkan penghiburan yang ia harapkan, Luke hanya bertanya, "Bella, apa kau benar-benar lupa memberitahuku kalau mereka sudah menikah?"Seluruh tubuh Bella menegang sebelum ia dengan cepat berubah menjadi lebih menyedihkan, "Luke, apa kau juga meragukanku?"Luke ragu-ragu, merasa sedikit bersalah, "Bella, bagaimanapun juga, kau dan Loga
Seorang pemuda berusia awal dua puluhan berdiri di sana, rambut pirangnya berkilau di bawah lampu, seluruh auranya memancarkan kesombongan.Mendengar kata-kata Selina, ia langsung meledak marah, menundukkan kepala saat bersiap untuk mengumpatnya."Kau—"Namun, tepat saat ia melihat wajah menawan Selina, ekspresinya tiba-tiba memerah, dan ia terpaksa menelan kembali kata-katanya, "Kau, aku..."Sial, wanita jalang ini sebenarnya cukup seksi. Apakah ini tipe yang disukai Logan?Selina tidak tahu siapa pemuda ini, tetapi ia mengenali orang yang berdiri di belakangnya—Andrew.Ah, anjing piaraan setia Bella.Wajah Andrew menegang karena marah saat ia menggertakkan giginya, "Beraninya kau muncul di pelelangan ini? Apa kau tahu Bella akan datang dan memutuskan untuk mencuri darinya dengan sengaja?!"Selina tidak bisa berkata apa-apa kepada anjing piaraan itu. Ia berbalik hendak pergi, tetapi sekelompok pewaris generasi kedua yang kaya dengan cepat menghalangi jalannya."Katakan sesuatu! Apa k
"Karena kau mengakui bahwa dia adik iparmu, Vivian, apa yang membuatmu berpikir bahwa kau, seorang putri angkat, bisa dibandingkan dengan istriku, Nyonya Reid?"Nada bicara Logan acuh tak acuh, "Atau lebih tepatnya, siapa yang memberimu keyakinan untuk percaya bahwa kau bernilai 1,9 miliar?"...Ruang ganti itu hening.Air mata Vivian menggenang di bulu matanya, wajahnya memerah karena malu, "Logan, bagaimana bisa kau berkata begitu tentangku...?"Logan memperhatikan air matanya menetes ke gelang itu. Biasanya, pemandangan seperti ini—seorang wanita cantik menangis dengan lembut—mungkin mengharukan. Tapi baginya, itu sungguh menjijikkan.Dia sedikit mengernyit, lalu mencondongkan tubuh ke dekat telinga Selina dan bergumam pelan, "Perhiasan yang sudah dipakai orang lain—kita tidak membutuhkannya."Ekspresi Vivian membeku. Logan benar-benar membenci air mataku?!Selina mengerjap, "Kenapa tidak? Harganya 1,9 miliar. Bisakah kau membantuku mendapatkannya kembali?"Jakun Logan bergerak-ger
Suara Logan tenang dan tak tergoyahkan, "Aku punya gaun dan satu set perhiasan yang dibuat khusus untukmu beberapa waktu lalu, tapi aku tak pernah sempat memberikannya padamu. Hari ini hari yang tepat untuk mengambilnya—kau bisa memakainya ke pelelangan."Perhiasan yang dibuat khusus... Selina menelan ludah, "Perhiasan jenis apa?""Satu set lengkap berlian ungu langka."Selina tak kuasa menahan batuk. Set berlian ungu langka itu?!Ia ingat ketika berlian-berlian itu dilelang setengah tahun yang lalu—Justin bahkan pergi menonton lelang untuk bersenang-senang. Akhirnya, seseorang membelinya seharga 1,9 miliar, dan Selina mendesah melihat betapa banyaknya orang kaya di dunia ini.Tapi ternyata, pembelinya adalah Logan!Bukan hanya itu, ia bahkan membuatnya menjadi satu set perhiasan... untuk dikenakannya ke pelelangan?!Selina ragu-ragu, "Logan, bukankah itu terlalu mencolok?"Nada bicara Logan tenang dan tegas, "Nyonya Reid, berdiri di sampingku berarti kau akan menjadi pusat perhatian.
Logan melangkah maju, tatapan tajamnya menyapu Profesor White, lalu ia menunduk dan bertanya, "Apakah Anda diganggu?"Tangan Selina masih perih karena tamparan itu saat ia mengeluh keras."Nyonya Hanks ingin membela Tom, mengatakan bahwa menyiram asam sulfat hanyalah lelucon, memaksa saya untuk meminta maaf, dan mengancam akan mengeluarkan saya."Ekspresi Logan semakin dingin.Sebelum ia sempat berbicara, suara laki-laki terdengar dari luar pintu."Bapak Rektor Taylor, adik perempuan saya kuliah di Universitas Anda. Dia selalu menjadi mahasiswa teladan yang berperilaku baik. Masalah hari ini membutuhkan penjelasan kepada keluarga Turner," kata seorang pria.Bapak Rektor membuka pintu dan menatap Profesor White dengan kecewa.Di belakangnya ada tiga pria.Setelah Kevin selesai berbicara, Justin mengerutkan kening dan menambahkan, "Keluarga Gray hanya punya satu anak perempuan, Selina. Bapak Rektor Taylor, apa maksud anggota kampusmu menyebut putri Keluarga Gray kami seorang 'pelacur'?"
Logan melirik laporan keuangan Hanks Group dengan santai. Tak lama kemudian, Jack mengetuk dan memasuki kantor."Pak, Presiden Hanks dari Hanks Group ingin bertemu Anda."Logan menyeringai. Biasanya, ia tak mau repot-repot bertemu dengan orang-orang sepele seperti itu, tetapi saat ini, ia merasa agak lucu. Ia mengangguk, "Biarkan dia masuk."Presiden Hanks terhuyung-huyung masuk ke ruangan, dan saat melihat Logan, ia langsung berlutut dengan suara gedebuk keras."Pak Reid, kumohon! Kasihanilah dan ampuni Hanks Group!"Pagi itu, saham Hanks Group telah dijual dengan harga sangat murah, dan seluruh rantai keuangan mereka runtuh. Presiden Hanks tidak tahu apa yang terjadi. Setelah bertanya melalui banyak koneksi, ia akhirnya mengetahui bahwa itu terkait dengan Pak Reid.Tetapi ia tidak tahu bagaimana ia telah menyinggung Logan sejak awal!Berlutut di lantai yang dingin, ia gemetar dalam diam, keringat dingin membasahi punggungnya. Seluruh ruangan terasa sunyi senyap hingga—Logan mendeng