Share

10. INGKAR YANG IMPAS

Jerit kesakitan tertahan ke luar dari bibir bergetar Pangeran Pisceso. Luka yang ada di perutnya sedang dijahit Dokter Virgolin dengan peralatan dan obat yang seadanya. 

"Sudah selesai," ucap Dokter Virgolin tersenyum puas melihat luka tusuk yang diakibatkan dirinya telah selesai dijahit. "Otot perutmu sangat kuat dan juga ,,,," Dokter Virgolin menatap kagum wajah Pangeran Pisceso yang penuh keringat. "Kamu sangat luar biasa! Tanpa pembiusan, bisa menahan jarum yang menjahit lukamu. Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan padamu."

Pangeran Pisceso terbaring lemah di tanah. Kedua bola matanya menatap langit. "Lupakan apa yang telah terjadi. Aku anggap hutangku impas padamu."

"Maksudnya?!"  tanya Dokter Virgolin.

"Aku telah berjanji padamu akan mengembalikan kamu ke duniamu lagi setelah mengobati dan menyembuhkan ibunda ratu, tapi aku malah melanggar janjiku karena aku tidak punya pilihan lain selain menahanmu di sini sampai ibunda ratu sembuh."

Dokter Virgolin menoleh pada tempat di mana pintu cahaya langit tadi berada, tapi yang sekarang terlihat hanya pohon di kegelapan malam.

"Karena aku, kamu tidak bisa pulang ke duniamu," bisik Pangeran Pisceso lirih.

"Pintu itu sudah tidak ada, bagaimana aku bisa pulang?!" ucap Dokter Virgolin lirih. "Apa yang harus ku lakukan sekarang?!" Tetes air mata perlahan ke luar dari kelopak mata Dokter Virgolin. 

"Jika pintu langit itu terbuka kembali, aku janji akan mengantarmu pulang dan selama kamu di sini tetaplah berada di sampingku," ucap Pangeran Pisceso. "Aku akan melindungi dan menjaga mu."

Wajah Dokter Virgolin berbinar. "Apa pintu itu akan terbuka kembali? Kapan?!"

Pangeran Pisceso terdiam. 

"Kapan pintu itu akan terbuka kembali?!" Dokter Virgolin mengulang pertanyaannya.

"Pintu cahaya langit tidak bisa terbuka setiap saat," ucap Tabib Cole.

"Maksudnya?!"  

"Pintu cahaya langit akan terbuka disaat terjadi gerhana bulan dan matahari ,,,," ucap Tabib Cole.

"Hah?!" Dokter Virgolin tercengang. "Itu ,,, itu waktu yang sangat lama. Tidak, tidak, itu tidak mungkin!"

"Tapi itu kenyataannya," jawab Tabib Cole.

Dokter Virgolin geleng-geleng kepala. "Aku ,,, aku ,,," tangisnya pun pecah, memecah kesunyian malam.

Pangeran Pisceso menelan saliva, jauh di dalam hatinya merasa tak kuasa dan sangat tersayat mendengar tangisan wanita yang telah diculiknya. 

"Aku ingin pulang," ucap Dokter Virgolin disela Isak tangisnya. "Ayah ,,, Ibu ,,,!" panggilnya pada kedua orangtuanya. "Tolong aku!"

Tangisan Dokter Virgolin mengundang sang ratu untuk menoleh. Sejenak alisnya mengernyit melihat Dokter Virgolin. 

"Itu wanita yang telah menolongmu," bisik Raja Theodore seakan tahu apa yang ada di dalam pikiran istrinya. 

Ratu perlahan bangun. "Bantu aku," lirih bahkan hampir tak terdengar ratu minta tolong pada suaminya.

"Lukamu belum sembuh," Raja terlihat begitu sangat khawatir. "Jangan terlalu banyak bergerak."

Dengan berat hati, raja membantu istrinya berjalan mendekati Dokter Virgolin, selain khawatir dengan kondisi istrinya, raja juga khawatir istrinya mengetahui dengan kondisi putranya yang terluka.

Dokter Virgolin mendongak ketika melihat bayangan di tanah dari cahaya bulan. 

Senyum manis menghias wajah ratu ketika melihat wajah letih dan mata sembab. 

Dokter Virgolin segera menghapus air mata. Memaksakan tersenyum untuk menutupi kesedihan hati. "Syukurlah, Nyonya sudah siuman."

Tatapan ratu kemudian berpindah pada Pangeran Pisceso. "Putraku, kenapa tidur di tanah?!"

Sebelum ratu datang, Dokter Virgolin dan Tabib Cole sudah merapikan pakaian yang dikenakan Pangeran Pisceso sehingga baju robek dibagian perut tidak kelihatan. 

Menahan sakit, Pangeran Pisceso bangun. "Aku hanya sedang meluruskan pinggangku saja."

"Kenapa sampai harus berbaring di tanah?!" tegur sang ibunda. 

Luka di perut, sakitnya luar biasa ketika Pangeran Pisceso mencoba bangun, tapi demi ibundanya yang tidak mau khawatir, Pangeran Pisceso menahan semua rasa sakitnya.

Ratu melihat pada Dokter Virgolin. Diperhatikannya dari atas sampai bawah. Tak lama kemudian, senyum simpul terlukis di bibir. "Kamu masih sangat muda. Apa kamu seorang tabib?!" tanyanya penuh kelembutan.

"I-iya nyonya," jawab Dokter Virgolin. 

Senyum semakin lebar di bibir Ratu Eleanor. "Kamu juga sangat cantik," pujinya.

Tak berselang lama, rombongan Kerajaan Voresham akhirnya melanjutkan kembali perjalanannya pulang ke kerajaan setelah mendapat kabar berita dari prajurit yang selamat kalau para perampok topeng perak telah berhasil ditumbangkan.  

Selama dalam perjalanan, tak hentinya Dokter Virgolin melihat ke luar jendela dari dalam kereta kuda. 

"Nyonya, indah sekali pemandangannya," puji Dokter Virgolin duduk di samping Ratu Eleanor. 

Ratu tersenyum. "Kamu suka?!"

"Iya, tentu saja aku suka. Di tempatku tidak ada pemandangan hijau seperti ini. Setiap tempat yang terlihat hanya gedung pencakar langit dan kendaran yang hilir mudik," jawab Dokter Virgolin.

Ratu Eleanor terdiam, kalimat yang Dokter Virgolin membuatnya bingung bahkan ada beberapa kata yang kurang dipahami. 

"Tapi ,,,," wajah Dokter Virgolin berubah sendu. "Tempat itu sekarang sangat ku rindukan. Kapan aku bisa melihatnya lagi?!"

Raja duduk di depan ratu saling berpandangan seakan ikut merasakan kesedihan yang ada di hatinya Dokter Virgolin. Terjebak di tempat asing tanpa tahu arah jalan pulang.

"Apa kamu punya keluarga?!" tanya ratu.

Dokter Virgolin mengangguk. "Ayah dan ibuku pasti sekarang sedang menunggu aku pulang. Aku sangat merindukan ibuku."

Tangan ratu meraih tangan Dokter Virgolin. "Jangan sedih, anggap saja aku ini sebagai ibumu. Jika kamu rindu dengan ibumu, kamu boleh memelukku."

"Benarkah, tapi ,,,." Dokter Virgolin melihat pada raja. 

Senyum yang jarang sekali raja perlihatkan, sekarang terlukis begitu nyata di bibirnya. "Kerajaan akan melindungi sampai kamu pulang kembali ke tempat asalmu. Jadi, nanti kamu akan tinggal di istana bersama kami."

"Istana?!" tanya Dokter Virgolin, khayalannya langsung teringat dengan cerita-cerita dongeng yang sering dia baca dan tonton. Sebuah istana besar dengan pakaian yang indah-indah serta para pengeran berkuda putih yang tampan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status