Home / Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 57 : SERATUS PEDANG MENJADI SATU

Share

BAB 57 : SERATUS PEDANG MENJADI SATU

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-05-18 11:05:58

“Dia masih bisa berdiri...?”

“Tidak mungkin… mereka sama-sama mundur, tapi...”

“Tunggu, Lin Wen memuntahkan darah... dan dia belum bangkit lagi!”

Suara-suara dari kerumunan murid menggema di sekitar pelataran utama Pilar Teknik Dao. Debu masih belum sepenuhnya turun. Retakan besar membelah tanah di tengah arena. Di antara kabut qi yang tersisa dari benturan dahsyat barusan, dua sosok berdiri saling membelakangi atau seharusnya begitu.

Lin Wen jatuh berlutut. Darah segar menetes dari ujung bibirnya, mencoreng jubah biru tuanya. Sementara itu, Xu Ming berdiri tertatih, tubuhnya goyah, tangan kirinya memegangi pinggang, nafas terengah. Tapi ia berdiri.

Satu langkah. Dua langkah. Lalu terdengar suara tawa kering dan sumbang. “Apa dengan kekuatan seperti ini... kau benar-benar berniat menantangku?”

Teriakan Lin Wen kembali menggema. Tebasan Pedang Emas Kekacauan-nya menyapu udara dan menggunc

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 63 : KEBUN LEMBAH OBAT

    Tanpa bisa menahan dorongan batinnya, Tetua Liu Lian maju satu langkah dan... memeluk Xu Ming dengan erat.“Bocah bodoh...! Kenapa kau menyembunyikan hal sebesar ini?! Api ini... ini adalah harta yang bahkan para tetua utama sekte pun akan gigit jari melihatnya! Kau menyadari apa yang kau miliki ini, hah?!”“Meskipun terakhir kali kau menolakku… aku tidak peduli.”Suara berat Tetua Liu Lian terdengar pelan namun mantap, saat mereka berdua duduk bersisian di pelataran dalam gua pemurnian, uap teh spiritual mengepul tenang di antara mereka. “Aku akan tetap menganggapmu sebagai murid langsungku.”Xu Ming menoleh perlahan, matanya sedikit melebar. Ia belum sempat menjawab, ketika Liu Lian melanjutkan dengan suara yang jauh lebih tegas.“Untuk urusan kau berlatih di Pilar Teknik Dao, aku akan bicara sendiri pada Shi Su agar tetap membiarkanmu di sana. Kau boleh menginjak dua jalan sekaligus. Tidak ada penolakan lagi.”Xu Ming terdiam sejenak. Perkataannya sempat tertahan di tenggorokan, nam

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 62 : APA ITU PEMURNIAN PIL?

    “Jadi ini… tempat kultivasi milik seorang tetua puncak?”Xu Ming berdiri terpaku di ambang gua. Namun, menyebut tempat ini gua... terasa seperti penghinaan bagi keagungannya. Dinding batu berhiaskan urat giok alami yang memancarkan cahaya keemasan. Langit-langit gua menjulang tinggi seperti aula istana, lengkap dengan formasi pemurnian yang mengambang di udara dan kolam-kolam esensi spiritual di tiap sisi. Aroma herbal tua yang lembut namun sangat padat mengisi udara, membuat napas terasa ringan, namun dalam.“Tempat ini...” Xu Ming menatap ke sekelilingnya, penuh kekaguman. “...lebih mirip kerajaan daripada gua.”Tiba-tiba, suara tawa pelan terdengar dari balik tirai spiritual di sisi kanan ruangan.“Heh... akhirnya kau datang juga, bocah nakal. Apa kau pikir bisa membuatku menunggu seumur hidup?”Xu Ming segera menoleh. Di sana berdiri Tetua Liu Lian, berjubah ungu keperakan, tubuhnya tegap meski usianya tak lagi muda. Rambut peraknya disisir rapi ke belakang, dan tangan kirinya men

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 61 : PILAR PEMURNIAN PIL

    “Aku masih tak percaya,” gumam Xu Ming sembari melangkah keluar dari Paviliun Pemburuan, “3000 poin kontribusi untuk misi Bintang 4... itu bahkan lebih dari cukup untuk membeli dua resep pil tingkat tiga.”“Benar,” Bing Bing muncul dari dalam kalung es-nya, melayang malas di samping kepala Xu Ming. “Tapi kau lupa satu hal penting kau belum punya tim untuk menjalankan misi itu.”Xu Ming tersenyum pahit. “Benar juga.”Ia menatap plat giok di tangannya. Ukiran empat bintang bercahaya samar di tengah permukaannya, dan begitu ia menyentuhkan telapak tangan pada kristal formasi kecil di sisi kiri plat, deskripsi lengkap misi muncul dalam benaknya:Nama Misi : Penyelidikan Runtuhan Tambang KunoTingkat : Bintang 4Lokasi : Lembah Serigala Hitam, 120 li selatan sekteTujuan : Menyelidiki aktivitas spiritual abnormal, amankan reruntuhan, kumpulkan pecahan mineral langkaPoin Hadiah : 3000 poin kontribusiCatatan : Waspada terhadap gerombol

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 60 : PAVILIUN PEMBURUAN

    “Seribu poin kontribusi...? Bukankah itu terlalu berlebihan hanya untuk satu resep pil bintang tiga tingkat menengah...?”Xu Ming mengeluh pelan saat melangkah keluar dari Paviliun Dagang. Jubah biru mudanya berkibar lembut tertiup angin, wajahnya yang biasanya tenang kini menunjukkan sedikit kebingungan. Di tangannya, tergenggam sebuah slip batu giok dengan ukiran halus bertuliskan nama pil: Pil Penyatu Inti Jiwa.Tiba-tiba, pak! Sebuah tangan mungil menepuk kepalanya dari atas. “Aduh!”“Bocah manja!” seru Bing Bing, muncul dari dalam kalung esnya, bersedekap di udara dengan wajah cemberut. “Kau pikir semua barang di dunia ini bisa didapatkan gratis?!”Xu Ming meringis, mengusap kepalanya. “Aku tidak bilang gratis… hanya saja, nilainya... besar sekali.”“Resep itu bisa membawamu menembus ke Dan Shi Bintang Dua, dan bukan cuma kau yang membutuhkannya. Kau menginginkannya, maka kau harus berusaha keras untuk mendapatkannya, bahkan jika suatu saat nyawamu sendiri yang jadi taruhannya.”

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 59 : PAVILIUN DAGANG

    “Bing’er… Sepertinya hari ini, aku tidak ingin menyentuh kultivasi terlebih dahulu.”Xu Ming menyandarkan punggung pada dinding gua kultivasi barunya, matanya menerawang ke langit-langit berhiaskan garis formasi tipis yang memancarkan cahaya lembut. Aura dalam gua masih terasa hangat dari terobosan yang ia capai kemarin.Bing Bing muncul dari dalam kalung esnya, melayang santai sambil menggeliat seperti baru bangun tidur. “Oh? Jadi hari ini tuan muda kita ingin jadi pemalas?”Xu Ming tersenyum tipis. “Bukan begitu maksudku. Aku hanya... butuh udara segar. Terlalu banyak hal terjadi dalam beberapa hari terakhir. Sepertinya aku perlu menikmati sedikit udara diluar gua, mendengar suara orang, mencium bau... kehidupan.”Bing Bing mengangguk mengerti, kali ini tanpa mengejek. “Itu tidak buruk. Lagipula, kau juga punya beberapa hal yang harus kau cari tau, kau terlalu banya mengurung diri dua bulan terakhir ini.”Xu Ming berdiri, menyeka jubah kultivasinya dari debu tak kasat mata. “Maksudm

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 58 : GUA KULTIVASI TINGKAT MENENGAH

    “Tempat ini... jauh berbeda.”Xu Ming berdiri di mulut gua kultivasi tingkat menengah yang baru diserahkan padanya pagi ini. Kabut lembut menyelimuti puncak Pilar Teknik Dao, sementara cahaya matahari menyorot lembut ke dinding batu halus yang dipahat dengan formasi giok rumit. Angin berembus ringan dari sisi tebing, namun justru hawa spiritual yang mengalir dari dalam gua membuat napasnya sempat tertahan.Bing Bing muncul dari dalam kalung esnya, melayang ringan di udara. “Itu baru gua kultivasi murid luar peringkat pertama. Sumber Dao Qi-nya terhubung langsung ke pembuluh utama pilar. Kau bisa berkultivasi tiga kali lebih cepat di sini daripada di gua lamamu.”Xu Ming melangkah masuk perlahan. Begitu tubuhnya melewati pintu batu, aliran hangat Dao Qi menyambutnya, seperti gelombang tak terlihat yang menyapu tubuhnya dari kepala hingga kaki. Suhu di dalam lebih stabil, dan aura spiritual lebih dalam. Di dalam gua, lantai batu hitam meman

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 57 : SERATUS PEDANG MENJADI SATU

    “Dia masih bisa berdiri...?”“Tidak mungkin… mereka sama-sama mundur, tapi...”“Tunggu, Lin Wen memuntahkan darah... dan dia belum bangkit lagi!”Suara-suara dari kerumunan murid menggema di sekitar pelataran utama Pilar Teknik Dao. Debu masih belum sepenuhnya turun. Retakan besar membelah tanah di tengah arena. Di antara kabut qi yang tersisa dari benturan dahsyat barusan, dua sosok berdiri saling membelakangi atau seharusnya begitu.Lin Wen jatuh berlutut. Darah segar menetes dari ujung bibirnya, mencoreng jubah biru tuanya. Sementara itu, Xu Ming berdiri tertatih, tubuhnya goyah, tangan kirinya memegangi pinggang, nafas terengah. Tapi ia berdiri.Satu langkah. Dua langkah. Lalu terdengar suara tawa kering dan sumbang. “Apa dengan kekuatan seperti ini... kau benar-benar berniat menantangku?”Teriakan Lin Wen kembali menggema. Tebasan Pedang Emas Kekacauan-nya menyapu udara dan menggunc

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 56 : MENANTANG MURID LUAR PERINGKAT SATU

    “Bing’er… Kau yakin ini bukan gila namanya?”Langit sore menyapu langit-langit Puncak Pilar Teknik Dao dengan warna jingga yang lembut, seolah menyaksikan bisu keputusan yang akan menggetarkan seluruh pelataran. Xu Ming berdiri tegak di tengah pelataran utama, tangannya menggenggam erat sebuah plat logam tipis bercahaya, matanya mengarah ke langit.Bing Bing, dalam wujud mungilnya, melayang ringan di atas bahunya, menatapnya dengan sepasang mata bening penuh keyakinan.“Gila atau tidak, kau sudah menyelesaikan perubahan pertama dari teknik itu, bukan?” ujarnya dengan nada santai namun tajam. “Jika kau bahkan tak berani mengujinya di bawah sorotan banyak mata... untuk apa kau memilikinya?”Xu Ming menghela napas. “Tapi... langsung menantang Lin Wen? Murid luar senior peringkat satu?”“Justru karena dia di puncak,” Bing Bing menyeringai nakal, “semakin tinggi dia berdiri,

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 55: LAUTAN JIWA DAN SERATUS PEDANG

    Xu Ming duduk bersila di tengah gua kultivasi miliknya. Udara terasa sunyi, hanya suara halus tetesan air dari stalaktit yang sesekali jatuh di sudut gua yang menemani. Cahaya remang dari batu bercahaya menerangi ruang sempit itu, cukup untuk memperlihatkan wajah pemuda itu yang tampak khusyuk dan bersiap. Ia menarik napas panjang, membiarkan udara dingin menyapu rongga dadanya, lalu melepasnya perlahan.“Saatnya... aku harus mulai memahami inti dari teknik ini.”Suara itu hanyalah bisikan lirih di antara gumaman qi yang mulai bergolak di tubuhnya. Ia memejamkan mata, lalu mulai mengalirkan energi Dao dari tiga puluh enam titik meridian yang tersebar di sekujur tubuhnya. Jalur-jalur itu bergetar, menyala samar dalam kesadarannya, mengalir deras menuju satu pusat dantian miliknya.Dalam sekejap, kesadarannya jatuh ke kedalaman. Ia berdiri... di sebuah dataran asing. Namun pijakan di bawahnya bukan tanah keras, melainkan permukaan cair tenang, bening, seperti lautan yang memantulkan lan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status