Share

60. Hawa yang terpuruk

Selina menarik nafas lalu mengembuskannya perlahan. Lalu dia membuka suara. “Pada walinya …”

“Maksud?”

“Ketika ke dua orang tuanya misalnya tiada, katakan meninggal, kita meminta izin pada walinya, mau paman atau bibi, kakek atau nenek yang tinggal bersamanya. Atau kalau anak adopsi berarti meminta izin pada ke dua orang tua asuhnya,” papar Selina berusaha tenang. Terkadang dia begitu sensitif jika harus membahas tentang hal itu.

“Oh, begitu …”

“Iya, meminta izin adalah bentuk adab menghormati mereka, meskipun kita sudah dewasa, mandiri dan mampu menentukan hidup kita sendiri,”

“Okay, baiklah. Jawaban yang mantul,”

Winda keluar ruang guru dan memasuki lapangan upacara diikuti Selina di belakangnya.

“Tadi Bu Win ngobrol apa?”

Zahrana yang baru tiba langsung meraih bahu Selina.

“Ngajak nonton bioskop malam minggu,” sahut Selina.

“Kamu ikut?”

“Gak tahu, mau bilang Ummi dan Abah dulu,”

Selina mengedikan bahunya.

“Aku pasti gak ikut, kamis aku sudah berangkat ke Bandung. Papa ada project ke
Piemar

Assalamualaikum lovely reader, Pie mau ngucapin selamat hari raya idul Adha bagi readers muslim yang menjalankannya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status