Sutangji membaca surat perintah tersebut dengan perasaan gelisah, dia merasa tidak tenang karena menurutnya Raja Yu memberikan tugas yang tidak sederhana.
Sutangji diperintahkan untuk kembali ke wilayah Perbatasan Selatan selama beberapa waktu. Penduduk di luar Perbatasan wilayah Selatan sedang dilanda musibah, hujan turun dalam waktu lama di luar wilayah Perbatasan Selatan. Karena sistem irigasi yang kurang baik di wilayah tersebut menyebabkan gagal panen, lahan yang hampir menghasilkan bahan makanan terendam air, mereka kesulitan bahan pangan dan tidak banyak menerima bantuan dari Pemerintah bahkan malah mendapat tuntutan untuk mengirimkan upeti. Beberapa dari mereka mulai menyelinap ke dalam Dataran Utara dan Tengah di bawah kepemerintahan Raja Yu, beberapa juga terpaksa menjadi perampok untuk mendapatkan makanan hingga membuat perdagangan antar wilayah menjadi terganggu. Raja Yu tidak hanya mengirimkan Sutangji seorang untuk memimpin pasukan demi menjaga keDari balik pohon, Chang An keluar dari persembunyiannya, dia sudah menyaksikan semua yang terjadi. Xingyi juga baru saja pergi dijemput oleh utusan Klan Lima Bintang untuk memulihkan diri dan kembali ke Kota Sihir.“Dania sudah tahu? Apa ingatannya sungguh sudah kembali sejak sebelum dia ditahan di Kota alam Dewa?” Chang An tidak bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengan Dania. Dia segera mengejar dan berhasil menyambar tangannya, Chang An memiliki banyak hal dan ingin dia diskusikan dengannya.“Dania!”“Chang An?” Dania mengerutkan keningnya dan melihat ke sekitar, pelayan Chang An segera memutar badan dan menjauh.“Ada yang ingin aku tanyakan padamu,” ujarnya dengan ekspresi serius.“Tentang apa?”“Ingatan masa lalu, tentang istri Dewa Perang dari Kota alam Dewa sebelum aku diturunkan di Kota alam Dewa.”Dania hanya manggut-manggut seolah-olah dirinya sama sekali bukanlah siapa-siapa.“Ya, kenapa dengan mereka?”Chang An merasa kesal dan
Ketika menerima panggilan dari Chang An, Xingyi sama sekali tidak terkejut. Wanita itu dengan ekspresi penuh percaya diri segera bersiap-siap untuk menunjukkan penampilan terbaiknya. Pikir Xingyi Chang An sudah berubah pikiran dan bersedia memulai kembali hubungan antar kedua klan. “Dewa Tinggi sudah memanggilku, akhirnya apa yang aku tunggu-tunggu akan tiba! Dewa Chang An yang sangat tampan itu pasti sudah berubah pikiran dan bersedia menerima perasaanku.” Xingyi memasang beberapa perhiasan di kepala untuk mempercantik dirinya.Ketika pelayan yang ditugaskan untuk menjemput Xingyi tiba di istana Kerajaan Kota alam Dewa, Chang An segera menoleh, Chang An sedang berdiri di serambi kanan kerajaan. Dilihatnya Xingyi berdandan dengan sangat cantik, Chang An mengernyitkan keningnya. “Apa yang kamu katakan padanya?” tanya Chang An dengan suara berbisik pada pelayan yang dia tugaskan untuk menjemput Xingyi.“Saya hanya berkata bahwa Tuan mengutus saya untuk memanggil Dew
Sutangji segera memerintahkan bawahannya untuk membereskan dan menyingkirkan mayat mahluk aneh tersebut dari dalam kamar Dania. “Untuk sementara pindah ke kediaman utama!” Sutangji menggenggam tangan Dania dan membawanya keluar dari dalam kediaman menuju ke ruangan lain. Dania yang sudah memutuskan untuk menangani masalah mimpi itu seorang diri langsung menarik lepas tangannya dari genggaman tangan Sutangji. “Masalah ini sudah selesai, kamu tidak perlu khawatir padaku lagi.” Sutangji terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Dia melihat Dania sengaja menghindar dari tatapan kedua matanya, bahkan memutar badan berdiri memunggunginya. “Kita suami istri sekarang, kamu menolak pergi ke tempatku? Rumah ini juga rumahmu, kamar utama juga kamarmu.” Dania menelan ludahnya lalu memaksa senyum pada bibirnya. Dia menatap kedua mata Sutangji lalu berkata, “Aku merasa lebih tenang tinggal di kediaman yang biasa aku tempati. Lagi pul
Di sisi lain, Dania sudah sampai di kediaman kakek Sutangji. Kedatangan Dania disambut dengan hormat oleh kakek Sutangji. Pria tua itu mempersilakan Dania masuk ke dalam kediaman. “Nona Waning, apa yang membawa Anda datang ke kediaman ini?” tanyanya dengan sopan. Dania menatap ke sekitar, kediaman tempat tinggal kakek Sutangji masih memiliki pemandangan yang sama semenjak kunjungan pertamanya beberapa bulan yang lalu Sebelum Dania berangkat ke perbatasan wilayah Utara. Dania mengeluarkan kertas dari balik bajunya lalu menyerahkannya pada kakek Sutangji. Wusheng menerimanya lalu membuka untuk melihat yang tertulis di dalamnya. Saat melihatnya kedua tangan Wusheng yang menggenggamnya tampak gemetar. “Ini ....” “Ya, aku tidak pernah melihat gambaran seperti ini, seseorang mengatakan bahwa gambar di kertas ini adalah masa depan yang akan terjadi, namun sayangnya dua pelayan di kediamanku sakit ketika melihat lukisan ini.” Terangnya.
Suye masuk ke dalam lalu melihat ke sekeliling lantaran sebelumnya dia mendengar suara Dania sedang berbicara dengan seseorang. Namun hawa dingin masih tertinggal di dalam ruangan tersebut dan membuat Suye mengginggil. Kamar Dania sangat gelap dan menyeramkan, Suye pikir Dania yang sudah meniup lilin yang dia nyalakan sebelumnya. Tinggal di dalam ruangan yang dingin dan gelap membuat Suye merasa tidak nyaman dan takut. Suye meletakkan teko di meja serta arang untuk menghangatkan ruangan di sisi samping ranjang. Dania masih berdiri di dekat pintu menatap pemandangan gelap di luar sana. Suye melihat ruangan terlalu gelap jadi dia kembali menyalakan lilin. “Nyonya?” tegurnya sambil menuang teh panas ke dalam cangkir. Dania menoleh lalu berjalan dan duduk di kursi. Suye meletakkan cangkir di dekat Dania. Dania menyentuh cangkir, jemarinya terasa hangat dan nyaman. Suye tidak berani bertanya dan tetap berdiri di samping untuk menemani
“Apakah ini terkait dengan penjajahan wilayah?” Dania tidak mengangguk dan tidak menggeleng tapi dia mengatakan itu hanya untuk mengutarakan sudut pandangnya pada Sutangji. “Jangan hanya membawa sepuluh prajurit, masalah ini bukan masalah sepele, kamu adalah seorang Dewa Perang tidak mungkin tidak mengenali siasat politik, bukan? Menurut prajurit yang menjaga Perbatasan Selatan hanya beberapa orang saja yang berhasil menyelinap ke Dataran Tengah, bagaimana jika bukan hanya beberapa? Jika kondisi banjir memang disengaja dengan memperburuk sistem irigasi, Wuheng ingin menekan rakyatnya dan menjadikan mereka prajurit di luar wilayah. Masuk ke dataran tengah, saat semua orang sibuk dengan perbatasan Selatan, bagaimana dengan perbatasan lain? Utara, Timur? Tenggara? Semua penjagaan perbatasan harus diperketat. Jika kamu ragu tentang sudut pandangku kamu bisa mengirimkan utusan untuk menyelidiki di wilayah Perbatasan lainnya, semoga ini hanya dugaanku saja, tidak bisa