Sabar itu melelahkan, tapi aku percaya sabar membuat semua indah pada waktunya.Ketika kamu sabar dalam menahan amarah, maka kamu telah menyelamatkan ribuan penyesalan.***Sudah hampir satu bulan Rayyan mendiamkan Afikah, Afikah masih mengerjakan tugasnya dengan baik sebagai seorang istri dan menantu di keluarga Adinata. Afikah sudah memeriksakan kandungannya meskipun Rayyan tidak pernah mau menemaninya. Bahkan sejak pertama kali ia periksa untuk pertama kalinya. Ia selalu memeriksakan kandungannya dengan ditemani Renata. Ya semua keluarga Adinata mencoba untuk percaya kalau Afikah tidak melakukan hal hina itu. Mereka juga mencoba percaya kalau benih yang Afikah kandung adalah benih Rayyan.Hanya Vika yang masih memperlakukan Afikah dengan buruk baik ucapannya maupun tindakannya. Vika juga berusaha menyuruh Rayyan untuk menceraikan Afikah. Berulang kali Vika membujuk Rayyan untuk menceraikan Afikah, namun Rayyan masih bimbang, Rayyan hanya ingin mencari bukti-bukti itu, tentunya den
Menjauh adalah pilihan yang tepat saat kita tidak dibutuhkan lagi. Karena ada saatnya untuk menjauh sejenak, dan ada saatnya juga untuk benar-benar menghilang.Mungkin inilah caraku. Caraku untuk menjauh. Perlahan-lahan ... Hilang dari duniamu. Memberi ruang untukku hingga aku sadar kamu memang benar-benar tak mengharapkanku lagi. (Afikah ~Takdir Cinta)***Afikah bertemu Bu Dita pemilik kosan yang saat ini dirinya berada."Permisi, Bu. Saya mau mencari tempat tinggal. Apa di kosan ibu masih ada yang kosong?" tanyanya sopan.Bu Dita melihat penampilan Afikah dari atas ke bawah."Apa Nak ... Sudah menikah?" tanyanya."Nama saya Afikah, ia saya sudah menikah, namun saat ini suami saya bekerja di tempat yang jauh," ucapnya terpaksa berbohong tentang Rayyan."Boleh lihat ktp dan buku nikahnya?" tanyanya."Oo, boleh, Bu. Silahkan!" ucap Afikah sambil menyerahkan ktp dan buku nikahnya."Baiklah saya percaya, maaf, asal Nak Afikah tau di kosan saya sangat ketat peraturannya, saya
Allah tiupkan kekuatan melalui ujian-ujian yang datang, Allah tangguhkan sesuatu untuk dididik sabar, Allah ambil sesuatu untuk dididik ridha, ikhlas dalam menjalankan semuanya, ikhlas dalam menerima takdir dari Allah.***Empat bulan berlalu ....Saat ini Afikah sudah bekerja di kafe depan kosan yang ia tempati. Memang kafe itu belum cukup ramai karena baru satu bulan buka. Perut Afikah sudah terlihat membesar, usia kandungannya saat ini sudah memasuki bulan keenam. Afikah selalu tegar dalam menghadapi masalahnya. Berjuang keras untuk menghidupi dirinya dan calon bayi yang ada di kandungannya. Meskipun mempunyai uang tabungan tapi Afikah tidak mau hanya mengandalkan tabungan itu.Di lain tempat. Rayyan, Kenzo, Abizar, Devan dan Amran sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari Afikah di seluruh Jakarta. Namun hingga sampai sekarang mereka belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Amirah masih kecewa dengan Rayyan, ini kali kedua Rayyan membuatnya kecewa. Amirah sudah tidak mau l
Dalam kehidupan, kamu tidak perlu menjadi luar biasa untuk memulai sesuatu, tapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa, karena kebaikanmulah yang akan membawanya menuju kebahagiaan.(Afikah ~Takdir Cinta)“Mau di kasih nama siapa, Fik? Tanya Ayu. Salah satu penghuni kost tempat Afikah tinggal.Afikah masih terdiam, dirinya bingung harus memberi nama siapa bayi mungilnya itu.“Belum tau aunty, mau dikasih nama siapa, nanti saja ya Aunty,” jawabnya ramah.“Sudah-sudah kita biarkan Afikah istirahat bersama bayi tampannya ya,” ucap Nadira.“Iya, kamu istirahat aja, Fik. Kalau butuh sesuatu bisa panggil kami,” ujar Rima.“Makasih ya, kalian semua sudah sangat baik padaku,” ucap Afikah dengan mata berbinar.“Kita semua yang ada di sini ‘kan sudah seperti saudara, kamu jangan merasa sendiri ya, ada kami yang selalu ada buat kamu,” ucap Rania. Afikah tersenyum mengangguk. Afikah memang tidak pernah menceritakan masalah pribadinya pada mereka, namun mereka tau kalau Afikah menyimpan k
Cinta itu memahami dan menerima, karena tak perlu mencari yang sempurna jika yang sederhana bisa membuatmu bahagia. Bahagia itu sederhana seperti aku dan kamu saling memiliki ketika suka maupun duka. Saling menjaga dan saling percaya. Berharap ujian cinta kita tak akan memisahkan cinta kita lagi namun semakin menguatkannya.(Rayyan ~ Takdir Cinta)***Setelah mendapatkan pesan berisi lokasi Rayyan saat ini dari Syahla, mereka semua segera menuju lokasi itu. Kenzo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang."Ternyata selama ini Afikah berada di Bekasi," lirih Amirah"Padahal Bang Amran sudah turun tangan sendiri memantau daerah Bekasi selama 3 bulan ini," ucap Kenzo."Apa mungkin selama ini Afikah tidak keluar sama sekali, sehingga Amran tidak bisa menemukannya," ucap Devan."Mungkin, Pa. Melihat sifat Afikah yang selalu baik pada semua orang, bisa jadi dirinya tidak pernah keluar, dia bisa titip keperluannya pada penghuni kost," ucap Amirah."Mama akan membujuknya, tidak peduli walau
Bahagia itu sangat sederhana, selalu menghargai apapun yang telah diraih walau sekecil apapun. Bahagia itu sederhana, sesederhana melihat orang yang kita sayangi bahagia. Bahagiaku hanya bersamamu, karena kamu lah yang dapat membuat duniaku semakin berwarna. Karena kamu mengajarkanku arti sebuah cinta, ketulusan dan keikhlasan, memberi tanpa mengharapkan. I love you forever my beloved wife, Afikah Burhanuddin Alfatikh Adinata.(Rayyan Hilman Alfatikh Adinata~ Takdir Cinta)***Para penghuni kost melepas kepergian Afikah dengan berat hati. Mereka masih ingin Afikah tinggal di sini lebih lama, tapi apalah daya, Keluarga Afikah ingin Afikah pulang. Rayyan menggandeng Afikah yang menggendong baby Fawwas masuk ke dalam mobilnya setelah berpamitan pada Syahla juga pada Bu Dita. Di dalam perjalanan pulang, Afikah hanya sibuk menghadap ke kiri jalan. Tidak mengucapkan apa-apa. Hanya tangannya yang sibuk menepuk-nepuk pantat bayi mungilnya. Yang sejak tadi mengoceh."Siapa namanya?" tanya
Kamu mungkin memegang tanganku untuk sementara waktu, tetapi kamu memegang hatiku selamanya.**Afikah menengadah melihat Rayyan. Mata mereka bertemu pandang, Rayyan semakin mengeratkan pelukannya.“Maksud, Mas. Gadis itu aku ...?” tanyanya.“Kalau bukan kamu siapa lagi? Hm ... Cewek zaman sekarang yang berhati mulia seperti kamu, yang tulus dan ikhlas, bahkan rela dibenci oma, padahal sudah menyelamatkan nyawa oma, kamu juga tidak mengatakan pada kami. Aku bangga dan sangat bangga padamu. Aku sudah mendapatkan wanita berhati berlian yang sangat istimewa, aku tidak mau dan tidak akan menyia-nyiakan lagi, insyaallah ...,” ucap Rayyan masih memeluk Afikah.“Terima kasih ya, Sayang. Sudah mau masuk ke dalam hidupku, jangan pernah merasa kecil, kamu itu berlian di keluarga Adinata, memilikimu jauh berharga dibanding harta yang sudah kami miliki,, aku mencintaimu, selamanya akan seperti ini jangan pernah berpikir untuk meminta cerai,” ucapnya lagi.Afikah bingung dengan ungkapan perasaan
Sore tiba. Pukul 15.30 Rayyan sudah pulang, Afikah masih berada di kamar belum turun sejak tadi. Fawwas juga sudah di mandikan. “Gimana, Kak. Makan siangnya? Enak ‘kan?”“Bunda kok tau! Enak dong restoran baru, rekomendasi dari Syahla,” jawabnya.“Restoran? Syahla? Maksud bunda kamu bukannya tadi makan siang bersama Afikah dan Fawwas. Afikah masak makanan kesukaan kakak dan membawanya ke sana, terus sekarang mana Afikah?” tanya Amirah heran. “Maksud bunda tadi Afikah dan Fawwas ke rumah sakit bawain kakak makan siang?” tanyanya.“Iya, tunggu! Apa kamu tidak bertemu Afikah karena kamu sedang pergi makan siang dengan Syahla?” tanya Amirah dengan nada sedikit tinggi, ia kecewa. Ia sudah berusaha membujuk Afikah malah Rayyan menghancurkannya. “Iya, Bun. Kakak makan siang bersama Syahla.” Amirah langsung lemas. Tanpa menghiraukan Amirah lagi Rayyan langsung berlari ke kamarnya. Ia langsung menemui Afikah yang berada di balkon bersama Fawwas.“Sayang, maaf, aku tidak tau kalau kamu