แชร์

Flash Back

ผู้เขียน: Cucu Suliani
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-06-01 12:45:45

Satu tahun yang lalu.

"Mas, ini sangat sakit. Perutku sakit sekali, aku tidak tahan lagi." Dina terlihat mengelusi perutnya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya terlihat mengelusi punggungnya.

Dia terlihat meringis menahan rasa sakit yang terus-terusan datang menghampiri, Bara yang berada di samping istrinya terlihat mengelus lembut punggung istrinya tersebut.

Dia juga terlihat mengecup kening istrinya dengan penuh kasih, Bara merasa begitu kasihan ketika melihat istrinya kesakitan.

"Ya Tuhan, ini adalah hari di mana aku akan melahirkan anak ke lima. Kenapa terasa seakan melahirkan untuk yang pertama? Sakit, Mas."

Kembali Dina meringis karena merasakan kontraksi yang begitu hebat, Bara benar-benar merasa tidak tega dibuatnya.

Jika saja bisa, Bara ingin menggantikan rasa sakit untuk istrinya tersebut. Sayangnya, tidak bisa. Karena hanya perempuan yang bisa melahirkan, hanya perempuan yang ditakdirkan untuk memberikan sang buah hati untuk pasangannya.

Mata Bara sudah terlihat berkaca-kaca, wanita yang begitu dia cintai itu terlihat begitu tersiksa. Cinta pertamanya kini sedang berjuang untuk melahirkan anak kelima untuk dirinya.

"Sabar ya, Sayang. Dari awal juga sudah kukatakan, kamu tidak usah hamil lagi. Kamu tidak usah melahirkan lagi, setiap kali kamu melahirkan kamu selalu kesakitan. Aku tidak tega," ucap Bara.

Bara dan juga Dina sudah memiliki empat buah hati, semuanya berjenis kelamin perempuan. Dina sangat ingin memberikan keturunan berjenis kelamin lelaki kepada Bara, maka dari itu dia sengaja melakukan proses kehamilan kembali.

Dia ingin melahirkan pewaris untuk suaminya, dia ingin memberikan keturunan berjenis kelamin laki-laki untuk suaminya tersebut. Walaupun suaminya berkata jika dia tetap akan mencintai Dina, jika Dina tidak melahirkan anak lelaki, tapi tetap saja dia merasa was-was.

Dia takut Bara akan berselingkuh dengan wanita lain demi mendapatkan anak laki-laki, Dina tidak ingin hal itu terjadi.

Sepasang suami istri itu kini sedang berada di dalam ruang persalinan, seharusnya Dina sudah melahirkan. Karena dia sudah terus-menerus mengalami kontraksi.

Namun, entah kenapa proses persalinan anak kelima ini begitu sulit. Bahkan, dia kini terlihat sesak napas. Bara terlihat panik dan gelisah.

"Dokter! Tolong istri saya, Dok!" teriak Bara.

Bara sudah tidak peduli dia berada di mana saat ini, yang dia inginkan hanyalah istrinya segera mendapatkan pertolongan.

Dia tidak peduli jika dirinya menjadi pusat perhatian karena menimbulkan keributan, dia terus saja berteriak seperti orang gila.

"Dokter! Tolong istri saya," teriak Bara kembali.

Satu orang dokter obgyn, dua bidan dan dua orang perawat terlihat masuk ke dalam ruangan bersalin tersebut.

Suster terlihat memasangkan selang oksigen untuk membantu pernapasan dari Dina, Dina langsung diberikan perawatan yang terbaik oleh mereka sesuai tugas masing-masing.

Tidak lama kemudian Dina nampak bisa bernapas dengan stabil, Bara merasa lega. Dia bahkan terlihat mengusap dadanya berkali-kali.

Dia mengucap rasa syukur yang begitu membuat hatinya tenang, air matanya yang bercucuran sejak tadi dia usap dengan ujung kemejanya.

Dia merasa bahagia ketika melihat senyum kembali mengembang di bibir istrinya, itu artinya keadaan istrinya kembali membaik. Walaupun memang dia melihat jika wajah istrinya begitu pucat.

"Jangan menangis, aku baik-baik saja." Dina berusaha untuk tersenyum ke arah Bara.

Dia sangat tahu jika suaminya itu kini sedang panik, padahal yang Dina inginkan saat ini adalah melihat suaminya bisa bersikap lebih tegar.

Berkali-kali Dina terlihat menenangkan hati Bara, berkali-kali Dina membesarkan hati suaminya tersebut.

Bukannya Bara yang menyemangati istrinya, tapi malah Bara yang menangis. Dia malah tidak bisa mengontrol emosinya, berbeda dengan Dina yang terlihat lebih tenang.

Di a terlihat menghela napas panjang lalu mengeluarkannya dengan perlahan, dia berusaha untuk menenangkan dirinya.

Walaupun sesekali dia terlihat meringis, tapi tetap dia tahan. Dia tidak pernah berteriak ataupun merengek kepada Bara, dia juga tidak menggigit atau mencakar seperti cerita dalam serial drama tv.

"Ini sudah lengkap pembukaannya, Nyonya. Bersiaplah untuk mengejan," ucap dokter setelah memeriksa kembali area inti Dina.

Di a terlihat menganggukkan kepalanya, sedangkan Bara terlihat menghampiri istrinya lalu menggenggam tangan istrinya dengan begitu erat.

Bahkan, dia terlihat mengusap puncak kepala istrinya dengan begitu lembut. Lalu, dia membisikan kata-kata cinta di telinga istrinya. Dia yakin dengan seperti itu istrinya akan bisa cepat melahirkan dengan semangat.

Di a terlihat berkali-kali mengejan agar bisa melahirkan anak ke lima mereka, dia terlihat begitu bersemangat walaupun tenaganya tidak banyak.

"Alhamdulillah, anaknya lelaki Bu." Dokter terlihat memberikan bayi yang masih berlumuran dengan darah itu kepada suster.

Hal itu dilakukan karena dokter masih harus mengeluarkan ari-ari dari perut sang ibu, perut ibu yang baru saja melahirkan juga perlu dibersihkan.

Dengan senang hati suster terlihat membersihkan bayi yang berlumuran darah itu, lalu setelah putra dari Dina dan juga Bara terlihat bersih, suster terlihat hendak memberikan baby boy tersebut kepada Dina untuk mendapatkan ASI pertamanya.

Sayangnya, sebelum baby boy itu mendapatkan ASI pertamanya, Dina tiba-tiba saja mengalami sesak napas. Dia bahkan tiba-tiba saja mengalami pendarahan yang begitu hebat, Bara terlihat panik.

Dia berteriak-teriak memanggil nama istrinya, dokter yang tidak bisa berkonsentrasi di dalam bekerja berusaha untuk menenangkan Bara.

"Tolong kerja samanya, Pak. Kami tidak bisa berkonsentrasi jika Bapak terus berteriak seperti itu," ucap Dokter.

Bukannya menuruti apa yang dikatakan oleh dokter, Bara malah terlihat mengguncang-guncang tubuh istrinya yang kini terlihat semakin melemah.

Hal itu membuat dokter, suster dan juga bidan yang ada di sana merasa geram dengan sikap egois Bara. Mereka paham jika Bara begitu mencintai istrinya, tapi tidak begitu caranya.

Karena dengan Bara yang bersikap seperti itu, justru akan memperlambat dokter yang akan memberikan tindakan kepada Dina.

"Bagaimana saya bisa tenang, jika saya harus melihat keadaan istri saya yang seperti ini?" seru Bara.

Bara kembali berteriak-teriak memanggil nama istrinya, bahkan dia memaki orang-orang yang ada di sana. Karena dia menganggap semua orang yang ada di sana tidak becus menangani istrinya, tidak lama kemudian genggaman tangan Dina terlihat terlepas.

Bara yang melihat akan hal itu kembali berteriak dengan histeris, melihat akan reaksi dari Bara, akhirnya dokter yang berada di sana meminta suster untuk memberikan suntikan penenang kepada Bara.

Karena reaksi dari Bara benar-benar mengganggu konsentrasi dari para dokter, hal itu menyebabkan dokter tidak bisa menangani Dina dengan cepat.

"Sialan! Dasar Dokter sialan! Aku hanya ingin melihat istriku, kenapa kalian melakukan hal ini kepadaku?" teriak Bara ketika dia merasakan suntikan pada salah satu area tubuhnya.

"Maafkan kami, Pak. Kami terpaksa melakukan hal ini," ucap Dokter.

Tidak lama kemudian Bara terlihat tidak sadarkan diri, dengan seperti itu dokter langsung berusaha untuk menyelamatkan Dina.

Sayangnya Tuhan berkehendak lain, Tuhan lebih menyayangi Dina. Hal itu menyebabkan bayi mungil yang baru saja Dina lahirkan kini menjadi anak piatu.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Talak Setelah Sah    Tamat

    Beberapa bulan kemudian.Usaha toko kue yang dibuat oleh Diana, Aiden dan Bagas ternyata berjalan dengan lancar. Banyak pengunjung yang datang untuk membeli kue di sana, ada juga yang membeli kue dan menikmatinya di sana.Ya, mereka menyediakan beberapa meja dan juga bangku di depan halaman rumah sederhana yang Aiden beli. Bahkan, Aiden menanam banyak bunga di halaman rumahnya tersebut untuk mempercantik tampilan toko kuenya.Hal itu dia lakukan agar para pengunjung yang datang merasa sedang menikmati kue di sebuah taman, selain kuenya yang enak tempatnya juga terasa nyaman dan wangi bunga alami.Bahkan, Aiden memanfaatkan sedikit lahan yang masih ada di samping rumahnya untuk menanam sayuran hidroponik. Jika sayuran-sayuran tersebut sudah bisa panen, Aiden akan menjual sayuran tersebut ke pasar tanpa malu.Dia bertekad ingin menjadi seorang suami yang baik, suami yang bertanggung jawab terhadap istrinya. Terlebih lagi saat ini perut Diana sudah membesar, dokter berkata bulan depan ke

  • Talak Setelah Sah    Aku yang akan jadi bosnya!

    Aiden benar-benar merasa begitu bahagia karena dia kini akan menjadi seorang ayah, sebentar dia akan menimang buah hatinya dengan Diana.Pantas saja Diana di rasa berbeda, bentuk tubuhnya lebih berisi. Dua gunung kembar kesukaannya semakin padat dan besar, jika mereka sedang melakukan hubungan intim saja, milik Diana terasa lebih sempit dan juga legit.Awalnya Aiden mengira jika Diana terlalu banyak makan, makanya mulai bertambah bobot tubuhnya. Namun, dugaan Aiden ternyata salah.Diana berubah menjadi seperti itu karena ulah dari dirinya, karena dia yang selalu mengajak Diana untuk bercinta. Untuk merayakan hari kebahagiaannya Aiden ingin sekali mengajak istrinya untuk pergi jalan-jalan.Sayangnya, keadaan Aiden kini sedang di bawah. Aiden benar-benar harus ada dalam mode berhemat, karena uangnya sudah benar-benar menipis. Akhirnya, Aiden mengajak Diana untuk masuk ke dalam kamar.Setidaknya dia ingin mendapatkan pelukan hangat dari istrinya, dia ingin mendapatkan kecupan mesra dari

  • Talak Setelah Sah    Tak Terima

    "Berteriaklah, karena tidak akan ada yang menolong kamu." Bara menatap wajah Diana dengan sengit."Lepaskan, Mas! Tolong lepaskan aku, aku---""Tidak akan! Kamu harus ikut ke dalam, kita akan menggugurkan bayi itu." Bara berusaha untuk menarik paksa tubuh Diana.Aiden yang menyaksikan akan hal itu benar-benar tidak terima, terlebih lagi Bara memperlakukan Diana dengan begitu kasar. Dia takut jika janin yang ada di dalam kandungan istrinya akan kenapa-kenapa.Di sana ada calon generasi penerusnya, walaupun kini keadaannya sedang terpuruk, tetapi setidaknya bayi itu yang akan menguatkan dirinya. Calon bayi itu yang akan memberikan dirinya semangat untuk mencari pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi Diana dan juga bayi mereka.Dengan sekuat tenaga Aiden berusaha untuk bangun, lalu dia melangkahkan kakinya untuk menghampiri Bara dan juga Diana. Dia buang masker dan topinya, tanpa aba-aba Aiden langsung memberikan bogem mentah tepat di rahang Bara."Argh!" teriak Bara dan juga Diana s

  • Talak Setelah Sah    Bujukan Kasar

    Aiden terdiam di balik gerbang seraya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Diana dan juga Bara, dia juga menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar apa yang akan diobrolkan oleh Diana dan juga Bara.Walaupun jantungnya berdebar dengan begitu kencang, tetapi dia berusaha untuk menenangkan hatinya dan juga pikirannya.Pernah diselingkuhi oleh Angel, tentu saja hal ini membuat dia bisa berusaha untuk bersikap lebih tenang walaupun memang hatinya merasa begitu was-was.Dia memang bisa berusaha untuk menenangkan hatinya, tetapi tubuhnya bergetar dengan begitu hebat. Lututnya terasa begitu kopong dan sulit untuk digerakkan, dia hanya bisa duduk seraya menyandarkan punggungnya pada gerbang yang ada di sana."Ayo Diana, Sayang. Kita masuk ke dalam, aku sudah tidak sabar ingin berbicara dengan kamu. Aku sudah tidak sabar untuk melepas rindu dengan kamu, bukankah kamu datang untuk melepas rindu denganku?" tanya Bara dengan begitu percaya diri.Diana masih terdiam seraya menatap wajah Bara d

  • Talak Setelah Sah    Kecewa

    Pagi ini wajah Aiden terlihat lebih sumringah, tentu saja hal itu terjadi karena dia sudah mendapatkan servis terbaik dari istrinya. Walaupun memang istrinya sempat menolak untuk naik ke atas tubuhnya, tetapi dia merasa puas dengan pergulatan panas pagi ini.Selepas sarapan pagi, Aiden kembali bersiap untuk pergi. Walaupun perusahaan Roderick tidak bisa diselamatkan, setidaknya dia ingin mencari pekerjaan baru.Tidak mengapa baginya jika harus merintis dari awal, dia tidak keberatan jika harus bekerja di perusahaan orang lain. Yang terpenting baginya, dia bisa menafkahi istrinya, Ia harus bisa membiayai kehidupan mertuanya.Setelah selesai bersiap, Aiden terlihat hendak keluar dari dalam kamarnya. Namun, niatnya dia urungkan karena mendengar ponsel milik istrinya berdering. Aiden menata ponsel milik istrinya dengan dahi yang mengernyit dalam, karena di sana tertera nomor yang tidak dia kenal.Tidak lama kemudian, dering ponsel itu pun berhenti. Namun, satu pesan chat masuk ke dalam po

  • Talak Setelah Sah    Serangan Fajar

    Pagi-pagi sekali Diana sudah terbangun dari tidurnya, dia tersenyum karena ternyata Aiden masih terlelap di dalam pelukannya. Sudah dua hari dia tidur tanpa suaminya, malam ini rasanya dia begitu senang karena bisa tidur kembali dengan Aiden.''Selamat pagi, Sayang." Diana mengecup bibir Aiden dengan penuh cinta, tangan Diana bahkan terlihat mengusap dada suaminya.Rindu?Tentu saja Diana begitu rindu terhadap suaminya, pria yang sudah memperistrinya tanpa melihat kasta. Aiden begitu tulus mencintai Diana, Aiden bahkan begitu baik dalam memperlakukan bapaknya.Aiden yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung membuka matanya, dia tersenyum dengan begitu manis ketika melihat wajah Diana.Wajah wanita yang selalu dia rindukan, wajah wanita yang selalu membuat dirinya bersemangat dalam menjalani hari-harinya."Kamu sudah bangun?" tanya Aiden.Melihat raut wajah Diana yang baik-baik saja Membuat Aiden bisa bernapas dengan lega, padahal dia sempat berpikir jika Diana akan kecewa karen

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status