Share

Tamu Tak Diundang

Dua orang mata-mata Aditya yang diletakkan di gerbang istana terus memperhatikan pergerakan Azam dan Nuh. Ketika adik paling kecil di pondok itu telah berkuda, keduanya pun melakukan hal yang sama. Terus mengikuti hingga sampai di tempat yang teramat sepi di wilayah Kerajaan Giri Dwipa. Semakin kencang dua orang berpakaian serba hitam itu mengejar Nuh. Adik sepondok Azam tersebut sadar ada yang mengikuti, ia pun menggenggam erat surat di tangannya. Amanah harus segera ia sampaikan. Sebab kata Azam hal itu demi keselamatan seluruh istana. Namun, lelaki yang masih berusia belasan itu kalah cepat oleh dua mata-mata yang sudah terlatih. Ditambah ilmunya belum semumpuni Azam. Ia jatuh ketika salah satu bawahan Aditya melemparkan batu mengenai punggungnya.

“Serahkan pada kami apa yang kau bawa itu!” ujar salah satu lelaki dengan suara lantang.

“Tidak!” Nuh berdiri ia berusaha mengejar kuda yang masih terus berlari melampauinya. Sigap salah satu mata-mata melemparkan belati tajam terus me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status