Di sebuah sungai area hutan gunung agung, dapat dilihat sebuah pusaran yang cukup besar. Deburan air layaknya ombak terus mengelilingi poros dari pusaran itu. sosok harimau besar yang tampak gagah dengan tenang duduk di tengah-tengah poros tidak melakukan suatu.
Sementara itu, tampak ada sosok mengerikan dengan tubuh yang besar sedang mengudara sebelum menghantamkan pedangnya ke pusat dari pusaran sungai itu.
“BUMMMM!”
Sebuah suara dahsyat pun tiba-tiba terdengar sebagai hasil dari hantaman pedang besar milik si bengis penjagal kidal.
Sejumlah air mulai tumpah ke mana-mana, area di sekeliling sungai itu menjadi berantakan. Fenomena itu sangat dahsyat sampai membuat air sungai yang tadinya penuh kini menjadi sedikit surut.
Penjagal kidal yang membelah menggunakan pedangnya itu sama sekali tidak mengenai apa pun. Namun jejak dari hantaman itu sangat dahsyat, sehingga timbul sebuah cekungan yang cukup dalam.
Sementara itu, Surya sendiri selamat dari kejadian. Dia dengan tanpa sadar menghindar ke arah samping.
“Hampir saja aku mati, bukankah sekarang nyawaku sisa delapan?” katanya mengejek dirinya sendiri karena masih beruntung selamat dari tabrakan itu.
Penjagal kidal yang melihat hal itu jelas sangat kesal, momentum yang digunakan untuk serangan itu saja sangat besar. Surya mungkin akan cacat jika dia tidak benar-benar menghindar.
“Cihhh, apanya penjaga gunung atau monster balang apa lah itu. ini ternyata hanya seekor kucing oranye yang sedikit lincah!” katanya mengejek Surya sebagai Pereda kekesalan karena pukulan awalnya tidak mengenai lawannya.
Mendengar hal itu Surya menjadi bingung, dia mengerutkan keningnya yang lebar itu sembari berkata.
“Huh, apakah karena pukulanmu meleset sehingga kau menjadi emosi. lagi pula itu tidak ada urusannya dengan mu, dasar babi gendut!” kata Surya mengejek dengan tajam.
Kata kata itu menjadi sebuah silet berkarat bagi penjagal kidal. Dia tidak pernah diremehkan seperti itu sebelumnya. Semua orang akan memanggilnya beruang, banteng, maupun kerbau. Dia sama sekali tidak sudi untuk di juluki babi gendut yang tidak berguna.
Kali ini penjagal kidal benar-benar marah!
Menekan seluruh energi di kakinya, penjagal kidal membuat suara angin yang cukup ricuh untuk mengawali posisi kuda kudanya. Tampaknya dia sudah siap untuk meluncur dengan kecepatan tinggi.
Melihat hal itu, Surya yang berada di ujung pun tidak mau tinggal diam. Dengan menegangkan keempat otot kakinya itu, suara letusan angin pun terdengar sebelum batu sungai yang dia pijaki benar-benar hancur tak bersisa.
“Tubh!”
Dengan sekejap mata sosok harimau itu hilang.
“Thussss!”
Suara angin yang ricuh dan tajam menjadi pertanda pergerakan Surya yang sangat cepat. Sosok harimau itu terus melaju dengan indah menuju satu arah.
itu adalah di mana penjagal kidal berada!
Melihat hal itu, penjagal kidal menjadi berubah pikiran. Kaki nya yang sedari tadi sudah siap untuk melontarkannya melesat kedepan, kini dengan cepat dialiri energi agar bisa
mengakar di tempat itu. dia berharap menjadi tembok kokoh yang tidak bisa goyah Ketika Surya menghantam.
“Sushhhhh”
Surya terus berlari tanpa takut sedikitpun, dia sangat percaya diri dengan kekuatannya. Hanya dalam waktu beberapa detik Surya sudah melaju jauh. Hanya tersisa beberapa meter lagi sebelum harimau itu benar benar menghantam tubuh penjagal kidal.
Sekali lagi sosok penjagal kidal itu menempatkan tangan kanannya di depan, kemudian dia menarik tangan kirinya ke belakang. Kaki kanannya yang berada di depan itu mulai terperosok ke tanah sebagai tumpuan. Sementara itu kaki kirinya sudah menjinjit sebagai pegas untuk menambah momentum dari serangan kuatnya itu.
Ketika Surya benar benar sudah berada satu meter di hadapannya. Sosok penjagal kidal itu mengayunkan pedangnya dengan semangat. Senyuman sombong pun tergambar di sudut wajahnya. Dia sangat jelas apa yang akan terjadi.
Kematian sosok penjaga gunung!
Pikiran tamak pun mulai menghantui dirinya. Jelas kemenangannya ini akan membuat popularitasnya meningkat. Dia tidak akan kesulitan menemukan anak buah baru untuk mengganti kelompok yang sudah di bunuh Surya. Selain itu rencananya akan lebih mudah terlaksana dengan setelah kematian harimau gendut ini.
Senyuman girang tanpa sadar hilang dari wajah penjagal kidal itu. hal itu terjadi karena kecepatan dari sosok harimau penjaga gunung tiba-tiba meningkat.
Dengan mata bertekad, Surya menambah kecepatannya sesaat setelah pedang besar itu di ayunkan. Dia berusaha dengan keras memanjangkan kaki depannya untuk menjangkau tubuh penjahat itu.
Sampai pada akhirnya suara hantaman benda tumpul terdengar cukup keras.
“TUBH!”
Surya terbanting ke tanah dengan goresan luka panjang di punggung nya.
“Arghhhh sial,”
Dengan sedikit hati-hati Surya menyeimbangkan tubuhnya, dia berusaha keras untuk menjauh dari jangkauan serangan penjagal kidal dengan tergesa-gesa.
Sementara itu di sisi lain, penjagal kidal yang awalnya percaya diri. Kini juga terluka karena serangan Surya. Sejumlah goresan cakar menyilang terbentuk di tubuh bagian depan penjahat itu.
“Arghhh, kucing bajingan!”
Dengan mencabut kaki depannya yang mengakar di tanah, sosok penjagal kidal itu melompat sebelum mengayunkan pedang besarnya.
Surya yang belum siap pun sekali lagi terbanting jauh kebelakang. Meskipun hantaman pedang besar itu sangat menakutkan. Tubuh harimau itu tidak terbelah menjadi dua, jelas itu karena dia menyalurkan energi untuk memperkuat tubuh nya. namun tetap saja, perut harimau itu meneteskan darah akibat sabetan panjang dari pedang besar itu.
“Hahahahah, hai kucing besar. Apakah kau sudah ingin tidur siang? Aku baru saja mulai, siapkan dirimu!” tawa mengejek menggema jelas di area itu.
Berlari menuju Surya, sosok penjagal kidal itu mengayunkan pedangnya secara vertikal.
Melihat ke arah Surya yang sedang sempoyongan, dia berharap agar harimau besar itu tamat setelah serangan ini.
“Cihh, penjaga gunung apanya, lihat keempat kakinya kini bahkan tidak bisa untuk menopang tubuh gendutnya.” Mengangguk setuju sembari mencemooh dalam hati.
Ayunan pedang itu akhirnya hampir sampai ke tubuh Surya memotong dengan bersih. Namun tiba tiba sesuatu terjadi.
Tebasan vertikal itu tidak mengenai apa pun karena Surya menundukan tubuhnya.
“slashhh.” Hanya suara angin yang terdengar dari hal itu.
Penjagal kidal dalam posisi yang kurang baik, karena momentum tebasan vertical itu kini tubuhnya membelakangi Surya.
Sementara Surya sendiri yang sedang menunduk mengambil ancang ancang sebelum dirinya menerkam sosok penjagal kidal yang ada tepat di jangkauan tubuhnya.
Dengan loncatan tinggi, harimau itu menerkam penjagal kidal dengan sangat keras. Tubuhnya menjorok ke arah sosok itu seolah-olah sedang memeluknya. Dengan tidak sabar Surya pun menggigit leher penjagal kidal yang besar itu.
Taring panjang Surya pun tertancap sedikit sebelum pedang besar milik penjagal kidal sampai menghantam ke kepalanya. Hal ini terjadi karena penjagal kidal meneruskan momentum dari pedang vertikalnya dengan memutar pinggulnya. karena itu pedangnya benar-benar menghantam tengkorak besar milik Surya dengan bersih.
“Tubhhh crack!”
Suara tabrakan benda tumpul pun terdengar bersamaan dengan suara retaknya tengkorak milik Surya.
Surya pun terbang jauh dari area di mana dia dipukuli dengan keras. Mata harimau itu kini layu, tak ada lagi yang bisa dia lihat dengan jelas. Semuanya menjadi kabur.
Semua itu semakin memburuk Ketika kesadarannya mulai menghilang. Bahkan suara yang bisa di dengarnya kini sangat padam layaknya seorang yang berusaha mendengarkan saat berada di dalam air.
Dengungan kencang pun tiba-tiba terdengar memenuhi isi kepalanya. Lelehan darah muncul dari titik luka di kepalanya. tidak hanya sampai di situ, kini telinganya juga melelehkan cairan berwarna merah darah.
“HAHAHAHAHAHAHA!” Suara tawa itu benar benar besar layaknya genderang perang.
Namun hanya tawa kecil yang bisa di dengar Surya sebelum kesadarannya benar benar hilang.
hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t