Share

Bab 109

Bab 109

Melihat Fahri kesakitan. Ayang bertindak, dengan keberaniannya dia lantang berbicara. “Lepaskan kakakku, Om. Dia tidak menculikku. Kak Fahri membantuku.”

Pelayan itu tidak percaya. “Kamu jangan percaya sama pengamen ini Dek. Biar Om bawa dia ke Polisi.”

Mendengar nama Polisi, serta merta Ayang menggigit lengan pelayan itu.”

“Aduh! Sialan! Sakit tahu!” Pelayan itu melepaskan tangannya ke Fahri.

“Ayo Kak, lari!” kata Ayang kencang. Dia lari terlebih dahulu. Fahri mengikutinya.

Hujan sudah berhenti lama, malam sudah mulai turun, cahaya bulan terpendar menerangi bumi.

Napas Ayang dan Fahri ngos- ngosan. Mereka berhenti di depan sebuah toko mainan anak – anak. Anak lelaki itu tak menyangka Ayang larinya kencang sekali. Hampir kewalahan dia menyusulnya.

“Ayang, apakah baik – baik saja?” tanya Fahri melihat Ayang terbatuk – batuk. Dia menempelkan punggung tangannya ke kening Ayang. “Kamu masih demam. Sebaiknya kamu kuantar pulang. Aku tadi melihat ibumu pingsan di televisi.”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status