“Baiklah, aku mengizinkanmu untuk pergi.”
“Sungguh? Terima kasih!” Carla tersenyum dan spontan memeluk tubuh pria itu tanpa sadar. Cruz yang tiba-tiba dipeluk oleh Carla benar-benar terkejut. Dia sampai membelalakan mata saking kagetnya. “Terima kasih karena kau sudah mengizinkan aku pergi bersama dengan Susan dan Hélie. Aku janji aku akan menjaga diri.”
“A-aku senang kalau kau senang…” gumam Cruz dengan terbata. Wajah lelaki itu berubah merah saat mendapatkan pelukan dari Carla.
“Kalau begitu aku pergi, sampai jumpa nanti.” Carla membuka pintu dan bersiap untuk turun. Namun Cruz langsung menahannya. Lelaki itu mendadak turun lebih dulu. Membukakan pintu untuknya dan membantunya untuk turun. Carla hany
“Hanya ini?” tanya Carla yang kemudian beralih pandang pada mereka.“Kami tidak menemukan buku lain selain semua ini, dan sebagian dari buku-buku ini berhubungan dengan sihir,” jelas Hélie.“Sihir lagi…” Carla tampak kecewa ketika mendengarnya. Tidak ada satupun buku di sana yang membahas tentang apa yang dia inginkan. Sebagian besar bercampur dengan sihir, sementara yang dia cari sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal itu.Apakah tidak ada buku sains yang membahas apa yang aku alami secara ilmiah? Karena kalau berhubungan dengan sihir, aku rasa tidak ada kaitannya sama sekali. Dan dari sebagian yang aku baca, yang mereka bahas dengan yang aku cari sama sekali berbeda. Sama sekal
“Lalu bagaimana dengan semua buku ini?” tanya Susan.“Kita bawa saja dulu, aku akan mempelajari semuanya lebih dulu.”“Baiklah.” Susan mengambil semua buku yang ada dan membawanya dengan bantuan Hélie. Mereka berdua lantas melangkah bersama dengan Carla yang kini sudah berjalan lebih dulu di depannya. Mereka pergi dari tempat tersebut dan bersiap untuk berangkat ke tempat dimana Carla dan Cruz berencana untuk bertemu.Susan dan Hélie membawa semua buku yang mereka pinjam ke dalam kereta mereka, di sisi lain, ketika Carla hendak naik, dia tidak sengaja mendengar suara orang-orang yang berbicara dengan suara yang begitu keras dari arah salah satu gang yang terletak tidak jauh dari tempatnya berada. Yang membuat Carla beralih fo
“Hentikan keretanya!” teriak Enrique dengan begitu spontan, membuat kusir itu panik dan spontan menarik tali yang digunakan untuk mengendalikan keretanya. Mereka seketika berhenti mendadak di tepi jalan sampai-sampai keretanya nyaris terbalik gara-gara dia berhenti secara mendadak.“Ada apa, tuan?” tanya Darwin dengan raut wajah panik, dia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengan tuannya itu sampai-sampai dia berhenti mendadak.“Kau lihat itu!” Enrique menatap keluar jendela kereta mereka, dan begitu melihat ke arah yang di lihat tuannya, Darwin melihat sosok Carla yang sedang berdiri di depan tempat seorang peramal.“Lady Carla?”“Pokoknya apapun caranya h
“Saya merasakan sesuatu…” Lelaki itu memejamkan kedua matanya sambil terus meraba tangannya secara perlahan, dia seolah sedang melihat sesuatu yang tidak bisa dia lihat dengan mata telanjang. Carla hanya bisa diam dan terus memperhatikan setiap tingkah anehnya, sampai kemudian lelaki itu membuka kedua matanya dan menatapnya dengan wajah yang teramat serius. “Anda bukan wanita biasa…”Carla terdiam dengan raut wajah bingung, dia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan lelaki itu barusan. “Apa maksudmu?”Grep!Lelaki itu menggenggam pergelangan tangannya dengan begitu erat sambil terus menatapnya dengan tatapan yang entah kenapa kini terasa aneh. “Anda adalah salah satu dari mereka yang lahir sekali dalam seratus tahun… anda adalah wanita i
Suara teriakan Carla dari arah dalam membuat Susan dan Hélie terkejut. Dengan begitu cemas, kedua wanita yang sejak tadi berdiri di depan pintu itu bergegas melangkah masuk. Tapi baru saja mereka membuka pintu dan melangkah, Darwin dan kedua anak buahnya mendadak muncul dan menghadang jalan mereka. “Kalian…”Hélie mengepalkan kedua tangannya erat. Melihat mereka bertiga saja sudah cukup mereka bisa membaca situasi. Carla berteriak pasti karena kemunculan Enrique yang tiba-tiba. Tapi baik Susan maupun Hélie, mereka sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa mereka semua masuk padahal sejak tadi Susan dan Hélie terus berjaga di depan pintu masuk. “Lebih baik kalian berdua keluar, karena tuan kami sedang memiliki urusan dengan tuan putri kalian.”“Kami tidak akan mung
Carla menjerit kencang, saking terkejutnya, tubuh wanita itu sampai terpental dan jatuh terjerembab di lantai. Di terdiam memandangi sosok yang dilihatnya. Wanita tua itu sungguh membuatnya terkejut karena kemunculannya membuat kesan seolah sosoknya muncul begitu saja dengan hanya menampakkan wajah yang bersinar tanpa tubuh. Wanita tua tadi berjalan mendekat secara perlahan menghampiri Carla yang masih terdiam dengan wajah terkejut.Wanita itu membungkukkan tubuhnya dan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, memberikan isyarat padanya untuk diam, padahal Carla baru saja akan bertanya siapa wanita itu. “Ssstttt….”Wanita tua itu menunjuk ke arah dimana Carla datang. Carla menoleh, dan melihat Enrique yang berada tepat di hadapannya. Carla sempat ketakutan. Dia sungguh takut kalau Enrique akan menyadari kehadir
“Ini adalah pria yang kelak akan menjadi suamimu…”“Kau tahu, dia adalah seorang Duke dari kerajaan tetangga.”Mereka memperkenalkan sosok lelaki muda yang berdiri di sampingnya. Sosok yang diperkenalkannya perlahan bergerak mendekat, dia memberikan hormat sembari mencium punggung tangannya. Lelaki itu tersenyum sambil memandangnya dalam jarak yang begitu dekat.“Perkenalkan, saya Duke…”Pats!Carla membuka kedua matanya, tersadar dari apa yang baru saja dialaminya. Dia baru saja melihat sebuah adegan yang entah kenapa mendadak muncul di kepalanya bersamaan dengan usahanya untuk menghentikan kepergi
“Aku masih tidak mengerti, bagaimana bisa aku berada di tempat ini?” Carla masih tidak mengerti. Berulang kali wanita itu menoleh ke tempat dimana dia datang, dan sungguh. Yang ada di sana adalah dinding. Dia mendadak muncul dari jalan buntu. Carla yang tengah berusaha mencari tahu apa yang terjadi tidak pernah sadar kalau sejak tadi orang-orang yang berjalan di sana menoleh ke arahnya. Memperhatikannya dengan raut wajah bingung bercampur jijik ketika mereka melihat bercak darah di gaunnya yang jumlahnya bahkan tidak sedikit.Di satu sisi, Cruz masih menunggu Vier datang dengan keretanya. Dengan resah lelaki itu berusaha untuk mencari alat transportasi lain yang mungkin bisa digunakannya untuk segera pergi ke tempat Carla berada. Tapi bukannya menemukan alat transportasi lain yang dia butuhkan, Cruz justru malah tidak sengaja melihat sosok gadis yang berdiri di salah satu jalan ti