Share

Bab 4 - Enrique

Carla terus berlari hingga akhirnya keluar dari pasar. Napasnya terengah-engah dan dia benar-benar merasa begitu kelelahan. Sayangnya tidak ada waktu untuk berhenti karena dia harus terus berlari agar bisa lolos dari mereka semula. Begitu dirinya tersadar, Carla baru sadar bahwa dia telah tersesat di antara gang gelap yang kumuh nan kotor. Gang yang posisinya berada jauh dari keramaian sekaligus tempat yang jauh dari area pasar. Wanita itu sejenak berhenti guna mengatur napasnya yang tersengal sekaligus memastikan sesuatu. Dia harus memastikan bahwa Enrique dan anak buahnya tidak lagi mengejarnya.

"A-aku benar-benar tidak mengerti. Siapa mereka semua, dan kenapa mereka bisa tiba-tiba menculik lalu mengejarku? Ini benar-benar aneh. Padahal aku sama sekali tidak mengenal mereka. Dan apa ini? Baju aneh macam apa yang mereka pakaikan padaku? Kenapa mereka memasangkan baju yang menyusahkanku untuk bergerak seperti ini?" Carla menatap pakaian yang dikenakannya. Benar-benar pakaian yang bahkan membuatnya kesulitan untuk bergerak, sekalipun untuk bernapas juga terasa begitu sulit. Carla sungguh tidak mengerti apakah lelaki yang berusaha melecehkannya tadi memeliki fetish atau semacamnya. Tapi yang menjadi perhatiannya adalah banyaknya kejadian ganjil yang dia alami. Tiba-tiba terbangun di kamar yang asing dengan pria yang berusaha memperkosanya, dan Crystal yang mendadak hilang entah kemana. Wanita yang menjadi sahabatnya itu seolah lenyap di telan bumi begitu saja.

Untuk sesaat Carla berusaha untuk tidak memikirkan semua itu, yang terpenting sekarang adalah mencari tempat yang aman dari kejaran Enrique dan anak buahnya, setelah itu baru dia akan menelusuri kembali apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya. Carla kembali melanjutkan perjalanan, melangkah secara perlahan-lahan sambil masih berusaha mengumpulkan tenaganya yang terkuras cukup banyak akibat pelariannya tadi. Belum sempat Carla menemukan jalan keluar, mendadak telinganya mendengar suara teriakan dari arah belakang. Begitu menoleh, Carla melihat Darwin dan anak buahnya yang kini berlari ke arahnya. Menyadari hal itu, Carla panik. dia mengumpat dalam hatinya dan mulai kembali berlari dengan tanpa arah. Sesekali wanita itu menoleh guna memastikan apakah mereka masih mengejarnya atau tidak. Sampai kemudian langkahnya membawa Carla keluar dari dalam gang itu.

Carla baru saja senang karena akhirnya dia bisa menemukan jalan keluar dari dalam gang tadi, tapi mendadak rasa senangnya sirna bergantikan rasa panik yang semakin besar begitu perhatiannya di sita oleh suara seekor kuda yang bergerak menuju arahnya dan berhenti tepat di hadapannya. Carla yang melihat itu secara spontan berhenti. Wanita itu mendongakkan kepala, dan dia bisa melihat Enrique yang kini terduduk di atas kudanya. Sementara itu, dari arah belakang Darwin dan kedua anak buahnya terus mendekat. Semakin mendekat hingga akhirnya membuat Carla terpojok sampai tidak bisa berbuat banyak untuk meloloskan diri. Dirinya kini terkepung di antara mereka.

"Sudah aku katakan, kau tidak akan bisa lari!" ujar Enrique sambil tersenyum ke arahnya. Lelaki itu perlahan beranjak turun dari kudanya lalu mendekat ke arah Carla, membuat wanita itu semakin panik. "Ikutlah denganku, dan aku berjanji aku tidak akan melukaimu."

"Tidak! Aku tidak akan mungkin ikut denganmu?!" Carla menatap pria itu dengan penuh emosi.

"Kau keras kepala juga rupanya. Tapi aku tetap menyukaimu, justru bagiku kau jadi lebih menantang, dan aku jadi lebih ingin memilikimu sepenuhnya." Enrique mengeluarkan smirknya. Alih-alih kesal atau merasa jengkel dengan sikap Carla yang terus melawannya, Enrique justru semakin tertarik pada Carla, dia jadi semakin berambisi untuk mendapatkan wanita itu.

Sial. Mereka benar-benar membuatku terpojok. Kalau seperti ini, tidak ada pilihan lain. Aku harus menggunakan kemampuan beladiriku, pikir Carla. Bergegas wanita yang kini berbalutkan gaun itu memasang kuda-kuda dengan tangan yang terkepal. Mempersiapkan diri untuk menyerak Enrique yang kini berada dihadapannya. Enrique yang menyaksikan hal itu justru bukannya takut. Lelaki itu malah terkekeh karena di matanya, ekspresi dan gaya yang di buat oleh Carla itu tampak begitu imut. "Hahaha... apa yang kau lakukan? Apakah kau ingin berusaha melawanku? Kau tidak akan bisa melakukannya. Apalagi dengan gaya seimut itu."

"MEMANGNYA KAU PIKIR AKU LEMAH? DENGAR, YA. AKU ADALAH ATLET BELADIRI TERHEBAT YANG PERNAH ADA! JADI AKU PERINGATKAN PADA KALIAN! JANGAN BERANI KALIAN MENDEKAT, ATAU AKU AKAN MENGAHANCURKAN DAN MEMATAHKAN TULANG KALIAN SATU PERSATU!" teriak Carla dengan penuh rasa percaya diri. Wanita itu memasang wajah segarang mungkin guna menakut-nakuti mereka. Sialnya lagi-lagi ancamannya hanya di tanggapi kekehan dari mereka yang justru semakin kencang.

"Berhenti bermain-main, dan ikuti denganku!" kata Enrique yang mendadak mengubah air mukanya serius. Dia mulai jengkel dengan Carla yang terus menerus ingin bermain-main dengannya. Pria itu mendekat dan langsung mencengkram pergelangan tangannya, menarik Carla. Tapi Carla yang menyadari hal itu langsung bergerak menyerangnya, memutar tangannya hingga membuat posisinya berbalik. Kini justru Carla yang memegangi tangan Enrique. Lalu dengan posisi memunggungi lelaki itu dengan tangan di genggamnya, Carla berusaha untuk menarik tubuh pria itu ke depan dan membanting tubuhnya seperti latihan beladiri yang selama ini dia pelajari. Carla mendadak berhenti ketika entah kenapa dia merasa kehilangan tenaganya. Pelatihannya selama ini tidak berguna karena usaha Carla bahkan tidak berhasil membuat lelaki itu jatuh. Carla melongo begitu sadar usahanya tidak berhasil seperti yang dia bayangkan. Sial! Kenapa ini tidak berhasil? Padahal biasanya aku bisa melakukan ini dalam satu kali percobaan?

Carla yang tadinya begitu percaya diri seketika kembali panik. Entah kenapa sulit rasanya menjatuhkan Enrique padahal biasanya Carla bisa melakukan teknik bantingan itu lebih baik daripada siapapun. Dia tidak mengerti kenapa tubuhnya bisa mendadak berubah selemah sekarang. Carla bahkan berulanga kali mencoba menarik-narik tangan lelaki itu, berharap dalam percobaan berikutnya berhasil. Namun hasilnya ternyata tetap sama. Nihil. Tubuhnya sungguh lemah.

Enrique menghela napas pelan, dia kemudian terkekeh geli begitu menyadari Carla sedang melakukan hal yang sungguh konyol. Enrique jadi punya ide untuk bisa menangkap tubuh mungil wanita itu. "Jadi kau ingin aku memelukmu dari belakang seperti ini? Kenapa kau tidak bilang saja dari awal, aku akan memberikannya dengan senang hati"

Enrique langsung memeluk pinggang rampingnya erat, membuat Carla tersentak kaget. Wanita itu refleks meronta dengan sekuat tenaga, berusaha melepaskan pelukan Enrique yang begitu erat pada tubuhnya. "Sialan kau. Lepaskan aku, dasar kau bajingan!" umpatnya penuh kesal. Dia terus meronta sambil memaki lelaki itu.

"Kenapa kau malah memberontak? Bukankah ini yang kau inginkan?"

"Tidak, lepaskan. Arghh!" Carla tersentak. Dalam satu gerakan Enrique mengangkat tubuhnya, dan membawanya menuju arah dimana kuda tadi berada. Lelaki itu hendak membawanya pergi secara paksa dengan posisi mereka yang seperti ini. "Turunkan aku dasar berengsek!"

"Sekali lagi kau mengumpat seperti rakyat jelata, akan aku bungkam mulutmu dengan bibirku!" ancam Enrique yang terus membawa tubuhnya.

"Hmph! Dasar sialan!" Carla membekap mulutnya sendiri. Ancaman lelaki itu sungguh membuatnya resah. Walaupun Enrique sudah mengancamnya dan memintanya untuk tetap diam, tapi wanita itu masih terus meronta berharap bisa lepas. Sial baginya, tenaga yang Carla miliki tidak cukup untuk melawan Enrique yang memiliki tenaga yang lebih kuat darinya. Sial... dia terlalu kuat, tenagaku tidak cukup untuk melawannya. Sekarang apa yang harus aku lakukan agar aku bisa meloloskan diri? Pikirkan sesuatu Carla!

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status