Rainer adalah seorang jenius yang kehilangan nyawanya dalam sebuah kecelakaan tragis. Namun, hidupnya tidak berakhir di sana. Ia bereinkarnasi di dunia baru yang penuh dengan sihir dan keajaiban. Sayangnya, meski memiliki kecerdasan luar biasa, ia terlahir kembali sebagai seseorang dari kalangan biasa, tanpa kekayaan atau kekuasaan, yang diremehkan oleh para bangsawan. Di dunia yang penuh dengan sistem kelas yang ketat, Rainer harus bertahan hidup di tengah ketidakadilan yang menindas. Sebagai seorang yang terlahir dengan bakat luar biasa, ia merasakan betapa sulitnya hidup di tengah kebodohan dan ketidakpedulian orang-orang kaya dan berkuasa. Namun, justru di sinilah kekuatan sejati Rainer muncul. Dengan kecerdasan dan strategi briliannya, ia mulai merancang langkah demi langkah untuk mengubah takdirnya. Dalam perjalanan ini, ia bertemu dengan Elyse, seorang gadis muda dari kalangan biasa yang juga memiliki impian besar untuk mengubah nasibnya. Bersama-sama, mereka menghadapi berbagai tantangan, dari intrik politik di kerajaan hingga ancaman dari kelompok-kelompok kuat yang ingin mempertahankan kekuasaan mereka. Namun, Rainer tahu bahwa untuk meraih perubahan besar, ia harus memanfaatkan kecerdasannya, bukan hanya dengan kekuatan, tetapi juga dengan pengaruh yang cerdas dan strategi yang brilian. Akankah Rainer dapat mengubah dunia yang terjebak dalam sistem yang menindas? Atau akankah ia menjadi korban dalam permainan kekuasaan yang lebih besar dari dirinya? Temukan jawabannya dalam perjalanan tak terlupakan ini, di mana kecerdasan dan keberanian menjadi kunci untuk menghadapi dunia yang tampaknya tak terubah.
View MoreLangit kelabu menyelimuti pegunungan tempat markas Rainer berada. Angin dingin berhembus kencang, membawa kabar buruk yang baru saja mereka terima. Desa-desa yang mendukung perjuangan mereka sedang dibakar, rakyat biasa yang bersumpah setia pada mereka dieksekusi tanpa ampun. Duke Alistair telah memulai serangan balasannya, dan ini bukan lagi pertarungan kecil—ini adalah perang.Rainer berdiri di depan peta besar yang terbentang di atas meja kayu di dalam tenda perencanaannya. Elyse, Aedric, dan beberapa pemimpin kelompok pemberontak lainnya menunggu arahannya."Kita harus bergerak cepat," kata Rainer akhirnya, suaranya datar tetapi penuh ketegasan. "Jika kita hanya diam dan membiarkan mereka menghancurkan desa-desa pendukung kita, kita akan kehilangan segalanya sebelum perang ini benar-benar dimulai."Elyse mengepalkan tangannya. "Apa kita akan menyerang balik?"
Callan tergeletak di tanah, darah menetes dari bahunya yang tertembus anak panah. Wajahnya masih menyeringai, meskipun rasa sakit jelas terlihat di matanya. Rainer menatapnya tanpa ekspresi, tetapi di dalam benaknya, pikirannya berputar cepat, mencari tahu bagaimana langkah selanjutnya.Elyse berdiri di sampingnya, pedangnya masih terangkat, matanya penuh kewaspadaan. Aedric, yang telah menembakkan panah tadi, tetap berada di posisi strategisnya, memastikan tidak ada gerakan mencurigakan dari sang pembunuh."Ayo, katakan," Rainer berkata dengan nada tenang, tetapi penuh tekanan. "Siapa yang mengirimmu?"Callan tersenyum samar, meskipun darah mengalir dari sudut bibirnya. "Kau benar-benar berpikir aku akan memberitahumu begitu saja?"Rainer berlutut, menatap Callan dari dekat. "Kau sudah gagal dalam misimu. Tidak ada lagi yang bi
Di dalam istana kerajaan, di balik dinding-dinding megah yang dipenuhi permadani emas dan lampu kristal yang berkilauan, sebuah pertemuan rahasia sedang berlangsung.Di ujung meja panjang, Duke Alistair duduk dengan anggun, jari-jarinya mengetuk permukaan meja dengan ritme perlahan. Matanya yang tajam menatap ke arah jenderal dan penasihat kerajaan yang berdiri di hadapannya."Jadi, kalian memberitahuku bahwa pemberontak itu masih hidup?" Suaranya tenang, tetapi ada ancaman terselubung di dalamnya.Jenderal Varian, seorang pria dengan armor perak yang terukir lambang kerajaan, menundukkan kepalanya sedikit. "Ya, Yang Mulia. Mereka berhasil melarikan diri ke pegunungan dan membentuk basis di sana. Kami telah mengumpulkan laporan dari mata-mata kami di kota. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga mencari sekutu baru."Duke Alistair tersenyum tipis, mengambil cangkir anggurnya dan memutarnya perlahan sebelum menyeruputnya. "Menarik... Rainer tidak hanya bertahan, tapi juga berusaha mem
Angin malam berhembus kencang, membawa aroma darah dan asap yang masih tersisa di udara. Kota telah berubah menjadi medan pertempuran, tetapi situasi mulai berbalik melawan pemberontak. Pasukan kerajaan yang lebih besar telah tiba, mengepung distrik-distrik yang sebelumnya berhasil direbut. Rainer tahu bahwa mereka tak punya pilihan selain mundur—untuk sementara.Di markas bawah tanah yang tersembunyi di antara reruntuhan distrik bawah, Rainer, Elyse, Aedric, Liana, dan beberapa pemimpin pemberontak berkumpul di sekitar meja kayu tua yang penuh dengan peta dan rencana strategi. Wajah-wajah mereka dipenuhi kelelahan, tetapi mata mereka tetap menyala dengan tekad."Kita harus pergi sebelum fajar," kata Rainer, suaranya tegas. "Jika kita tetap di sini, kita hanya akan dihancurkan satu per satu. Kita butuh waktu untuk menyusun kembali kekuatan dan mencari dukungan lebih besar."
Dini hari menjelang, tetapi kota masih dilanda kekacauan. Api menyala di berbagai sudut distrik bawah, menerangi langit yang gelap dengan cahaya merah yang mengancam. Suara pertempuran, jeritan, dan dentingan senjata terdengar di kejauhan. Revolusi yang direncanakan oleh Rainer telah dimulai lebih cepat dari yang diharapkan, dan mereka harus segera bergerak sebelum kerajaan merespons dengan kekuatan penuh.Di sebuah atap bangunan tua, Rainer, Elyse, Aedric, dan Liana mengamati situasi dari kejauhan. Dari posisi mereka, mereka bisa melihat kelompok pemberontak bertempur melawan penjaga kota di berbagai titik strategis."Mereka bertahan lebih lama dari yang kukira," gumam Aedric, mengamati sekelompok pemberontak yang berhasil menahan serangan penjaga kerajaan di persimpangan jalan utama.Liana menyeringai. "Orang-orangku tahu cara bertarung di jalanan. Mereka mungkin
Malam menyelimuti kota seperti selubung gelap yang menahan rahasia. Rainer, Elyse, dan Aedric berlari di gang-gang sempit, napas mereka terengah-engah setelah pelarian dari arsip tersembunyi. Udara dingin menusuk kulit mereka, namun adrenalin yang masih mengalir di tubuh membuat mereka tetap bergerak.Di belakang, suara langkah kaki dan teriakan penjaga menggema. Pengejaran belum berakhir."Kita harus mencari tempat persembunyian," ujar Elyse, suaranya terputus-putus oleh napas yang tak beraturan.Rainer mengangguk. "Aku tahu tempat yang aman. Ikuti aku."Dia membawa mereka melalui lorong sempit yang berkelok-kelok, melompati tumpukan peti kayu, dan menyelinap melewati jalanan belakang yang gelap. Setiap belokan dihafalnya dengan teliti. Ini adalah kota yang sudah lama dia pelajari, dan sekarang pengetahuannya membantunya menyelamatkan nyawa.Setelah beberapa menit yang terasa seperti seabad, mereka tiba di depan sebuah bangunan tua yang tampak ditinggalkan. Rainer mengetuk pintu deng
Tangga batu yang mereka lalui terasa semakin curam, dan udara di sekitar mereka menjadi lebih kering. Rainer melangkah dengan hati-hati, obor di tangannya berkelip-kelip di tengah kegelapan. Dinding di sekitar mereka dipenuhi dengan ukiran kuno yang semakin jelas terlihat seiring mereka mendekati ujung tangga.Elyse mengusap dinding itu dengan ujung jarinya. "Semakin banyak simbol ini muncul. Sepertinya kita benar-benar mendekati sesuatu yang penting."Aedric yang berjalan di belakang mereka mengangguk. "Aku tidak suka ini. Biasanya sesuatu yang tersembunyi seperti ini bukan tanpa alasan."Rainer tidak menjawab, tapi pikirannya mulai bekerja cepat. Jika ukiran-ukiran ini menceritakan sejarah yang disembunyikan, maka semakin jauh mereka masuk, semakin besar kemungkinan mereka menemukan sesuatu yang bisa mengubah segalanya.Setelah beberapa langkah lagi, mereka akhirnya mencapai pintu batu besar di ujung tangga. Tidak seperti gerbang sebelumnya yang disegel dengan sihir, pintu ini tampa
Udara di dalam lorong bawah tanah terasa lembap dan dingin. Cahaya obor yang dipegang Rainer berkelip-kelip, menciptakan bayangan panjang di dinding batu yang kasar. Langkah kaki mereka menggema di lorong sempit itu, menambah kesan suram pada perjalanan mereka.Elyse berjalan di samping Rainer, menggenggam belatinya erat. “Kau yakin lorong ini aman?” suaranya nyaris berbisik.Aedric yang berada di belakang mereka mendengus pelan. “Tidak ada tempat yang benar-benar aman di wilayah seperti ini.”Rainer tetap fokus ke depan. “Kita tidak punya pilihan lain. Ini satu-satunya jalan ke dekat istana tanpa terdeteksi.”Mereka terus melangkah, melewati beberapa persimpangan yang semakin membingungkan. Peta yang diberikan pria tua di kedai tadi membantu mereka menavigasi jalan yang berliku-liku. Namun, semakin jauh mereka masuk, semakin jelas bahwa lorong ini sudah lama tidak digunakan.Tiba-tiba, Rainer menghentikan langkahnya. Dia berjongkok dan menyentuh l
Perjalanan menuju ibukota tidak akan mudah. Setelah menemukan kitab hitam dan mengetahui adanya kelompok bernama Pendiri Dunia, Rainer, Elyse, dan Aedric menyadari bahwa mereka menghadapi musuh yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan.Mereka sekarang berada di sebuah desa kecil di tepi hutan, beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke ibukota. Matahari hampir tenggelam, dan langit berwarna jingga keemasan. Di dalam penginapan sederhana, mereka duduk di sudut ruangan, membahas langkah selanjutnya.Aedric menyilangkan tangannya, ekspresinya serius. “Jadi kau yakin kitab itu mengarah ke ibukota?”Rainer mengangguk sambil menatap buku hitam di atas meja. “Ya. Kitab ini menyebutkan bahwa banyak catatan sejarah yang dihapus dari peredaran dan hanya tersimpan di Perpustakaan Kerajaan.”Elyse bersandar ke kursinya. “Jadi, kita harus menyusup ke perpustakaan terbesar di kerajaan? Terdengar seperti rencana yang sulit.”Rainer tersenyum tipis. “S
Rainer Alden terbangun di tengah kegelapan yang pekat. Bukan kegelapan seperti malam hari atau ketidakjelasan, melainkan kegelapan yang menyesakkan, seperti terperangkap dalam kekosongan abadi. Namun, sesuatu terasa berbeda. Kegelapan ini bukan akhir. Ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang mengalir—energi, kehidupan."Apa...?" gumamnya, kebingungan. Suaranya terdengar asing, tidak seperti suara yang dia kenali. Lebih muda, lebih... jernih.Sejenak, dia teringat kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya—sebuah mobil yang kehilangan kendali, menabrak pohon di malam yang hujan deras. Dalam sekejap, hidupnya berakhir. Namun, kini, dia merasa seperti terlahir kembali.Rainer membuka matanya perlahan. Dunia yang terbentang di hadapannya begitu asing. Langit yang cerah menyambutnya, penuh dengan nuansa warna yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Angin membawa aroma yang berbeda, lebih segar, lebih alami. Bukannya berada di ruang rumah sakit atau kamar rumahnya, ia kini terbaring di atas rerumpu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments