Share

Bab 5 - Rumah

Ketemu! Cruz membuka kedua matanya begitu akhirnya dia bisa melacak keberadaan Carla dengan kemampuan yang dimilikinya. Lelaki itu lantas memacu laju kudanya, mengarahkan kudanya ke tempat di mana posisi wanita yang menjadi tunangannya itu berada. Cruz sebisa mungkin pergi dengan menggunakan jalan pintas. Tak lama setelah usahanya melewati jalan tikus, akhirnya Cruz bisa melihat Carla yang kini sedang digendong oleh Enrique yang berusaha membawa wanitanya itu perg. Cruz juga bisa melihat Carla yang sebisa mungkin berjuang untuk meloloskan diri. Wanita itu bahkan terus meronta guna melawannya. Cruz yang melihat itu seketika berubah kesal. Lelaki itu mencengkram erat tali yang menjadi kendali untuk kudanya lalu memacu kudanya lebih cepat menuju arahnya. Dia tidak mungkin bisa membiarkan ada pria lain yang menyentuh wanitanya. Tidak sedikitpun, walau hanya sehelai rambutnya. Cruz juga akan melakukan apapun untuk menghancurkan siapapun yang berani menyentuhnya. Terlebih, kalau dia melakukan hal itu secara sengaja. Dengan kecepatan tinggi, Cruz mengarahkan kudanya pada Enrique. Sementara Enrique yang sadar akan adanya kuda yang nyaris menabraknya, spontan berusaha untuk menghindar. Namun usaha lelaki itu gagal. Hal itu membuatnya spontan tersungkur jatuh di tanah dengan posisi Carla yang menimpa tubuhnya. Kejadian itu berlangsung begitu cepat, tapi beruntuh Carla cukup awas.

Menyadari adanya kesempatan untuk melarikan diri, wanita itu segera bangkit dan mendorong Enrique. Baru saja dia berhasil bangun, secara tiba-tiba Carla di kejutkan dengan hal lain. Cruz sudah memutar kembali laju kudanya. Dengan sebelah tangan yang terulur, pria itu lansung menangkap tubuh ramping wanitanya, dan dalam satu kali tarikan, usahanya berhasil membuat Carla beralih ke pangkuannya.

"Akh!" Carla tersentak begitu Cruz mengangkat tubuhnya dan mendaratkannya dalam pangkuan. Tapi posisinya yang seperti ini membuat Carla sama sekali tidak bisa berbuat banyak. Kalau dirinya memberontak, tubuhnya bisa saja jatuh dan mengalami cedera.

Di sisi lain, Enrique yang menyadari Carla baru saja di rebut paksa darinya lantas bergegas bangkit dengan bantuan anak buahnya. Dengan ekspresi marah, lelaki itu menatap Cruz dengan begitu kesal.

"Sial! Siapa itu?! Berani sekali kau berusaha menabrak seorang Duke! Hey, dasar berandalan!" Enrique berteriak ke arah Cruz. Tapi dia langsung diam begitu sadar kalau ternyata lelaki yang dia teriaki barusan adalah Cruz. "Berengsek! Ternyata dia. Kenapa dia harus tiba-tiba muncul di saat aku baru saja berhasil menangkap Carla. Dasar menyebalkan. Argh!! Lagi-lagi aku gagal menangkapnya!" Enrique lagi-lagi hanya bisa menggeram penuh kesal.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, tuan? Haruskah kita mengejarnya?" tanya Darwin setelah menyaksikan Carla yang kini pergi bersama Cruz.

"Argh, tidak perlu! Percuma juga kalau kita mengejarnya. Lebih baik kita pulang saja. Pakaianku kotor," balas Enrique dengan penuh rasa kesal. Lelaki itu lantas beranjak menghampiri kudanya dan pergi bersama dengan anak buahnya. Berniat untuk pulang.

*

Carla terdiam tanpa kata. Ia shock saat Cruz tiba-tiba menarik tubuhnya. Namun bukan itu yang membuatnya diam, melainkan karena sosok yang menariknya adalah seorang pria yang sungguh tampan seperti dia. Carla bahkan sampai merasa tidak percaya kalau sosok yang baru saja menyelamatkannya dari Enrique dan yang lainnya adalah seorang pria setampan Cruz.

Aku tidak sedang bermimpi, kan? Lelaki tampan ini baru saja menolongku? Tidak, tunggu. Aku tidak boleh senang dulu. Karena dia adalah pria asing yang tidak aku kenal. Bagaimana kalau ternyata dia juga berniat jahat padaku? pikir Carla. Cruz yang menyadari perempuan itu sedang memandanginya, lalu melirik Carla lewat ekor matanya, membuat pandangan mata mereka saling beradu satu sama lain untuk sesaat.

"Sudah berapa kali aku bilang, jangan keluar tanpa pengawasan langsung dariku!" Suara yang begitu dalam dengan nada yang dingin di dengarnya. Ada ketegasan pada setiap kalimat yang terlontar dari mulutnya. Entah kenapa mendengar suaranya membuat hati Carla bergetar. Suara lelaki itu terdengar begitu indah di telinganya. Namun sekali lagi, Carla menyadari ada hal ganjil lain. Dia baru sadar kalau Cruz barusan berbicara padanya dengan nada seolah dia sudah begitu kenal dengan dirinya. Carla termangu dalam lamunannya. Jujur saja, dia tidak pernah ingat kalau Cruz mengatakan hal demikian. Bahkan kalau diingat-ingat, faktanya adalah dia dan Cruz baru saja bertemu. Bagaimana mungkin dia mengatakan hal demikian? Carla baru saja membuka mulut, hendak menanyakan maksud dari perkataannya barusan. Tapi Cruz sudah lebih dulu memotong kalimatnya dengan berkata, "Jangan beralasan. Aku tidak ingin mendengar kalimat apapun darimu sampai kita tiba di rumah!"

"Huh?" Carla seketika mengerutkan kening begitu mendengar kalimat yang baru saja berloncatan keluar dari mulut Cruz. Rumah? Dia baru saja bilang rumah, kan? Apa maksudnya?

Cruz kembali beralih fokus, mengendalikan kudanya menuju arah jalan pulang. Dia bahkan membiarkan mereka dalam keadaan seperti ini tanpa merasa terganggu sama sekali oleh posisi Carla yang kini berada dalam pangkuannya. Sepanjang perjalanan, Carla hanya diam sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Dan begitu dirinya tersadar, mereka telah sampai di sebuah bangunan yang begitu megah dan besar. Tampilannya sungguh antik, seperti bangunan-bangunan kuno yang selama ini selalu dia kagumi. Cruz menghentikan kudanya di depan halaman rumah, lalu melangkah turun dan menggendong Carla. Wanita itu panik setengah mati ketika Cruz tiba-tiba saja menurunkannya di sana. Kalau sampai lelaki itu sungguh membawanya ke rumah, maka sama saja artinya dengan keluar dari mulut singa dan masuk ke dalam lubang buaya, begitu pikir Carla. Dia hanya berharap semua dugaannya salah. "T-tunggu, di mana ini? Kenapa kau membawaku ke sini?"

"Kau bicara seolah-olah ini bukan rumahmu," komentar Cruz yang langsung membawanya masuk, masih dengan posisi digendongnya.

"APA? Sejak kapan?"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status