Share

Bab 145 ( Tatapan Mata yang Kosong)

Suci sedang bersandar pada mobil, menunggu Rangga yang sedang mengambil kunci mobilnya yang tertinggal di ruangannya.

“Suci?”

Mendengar namanya dipanggil, Suci sedikit terkejut. Terlebih, ia mengenali suara itu. Walaupun ragu, Suci akhirnya menoleh . Karena tidak mungkin dirinya berpura-pura tidak mendengar sapaan itu.

“Anton?”

Pria itu menyunggingkan senyumnya. Seperti tidak terjadi apa-apa.

“Pertemuan ini terasa canggung,” ujar Anton. Langkah kakinya semakin mendekat pada tubuh Suci.

Suci berdehem beberapa kali, untuk menghilangkan rasa gugupnya.

“Sebenarnya…hal ini tidak perlu terjadi. Aku, masih berharap agar kau tetap jadi asisten, mas Rangga.”

Anton menghentikan langkahnya, tepat dihadapan Suci.

Pria itu terlihat masih tersenyum menanggapi perkataan Suci. Namun, senyumannya justru membuat wanita cantik itu terlihat tidak suka. Lebih tepatnya, rasa takut yang terlihat jelas pada wajah Suci.

“Kenapa ekspresi mu seperti itu? bukankah kita teman?”

“Teman?”

Anton mengangguk, mengiy
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status