Share

49 > Antara Dua Janji

Ada sekitar sepuluh menit berlalu, Aldevan menyusuri jalanan sore ditemani angin sejuk menyentuh kulit. Kini, cowok itu sudah sampai di depan rumahnya, memarkirkan motor, melepas helm, lalu merapikan rambutnya yang acakan.

Hal pertama yang ia dapati saat membuka pintu ialah keberadaan Anggie, ia mengernyit, bukan karena Anggie sedang menatapnya dingin melainkan wanita paruhbaya lain yang juga duduk di sampingnya.

Itu Hasna-–bundanya Hana.

"Assalamualaikum." Aldevan memberi salam, jaket menggantung di pundaknya. Enggan menatap Hasna lebih lama.

"Waalaikum salam," jawab Anggie datar, bernada dingin. Entah kenapa, Aldevan tidak mengerti apa yang terjadi sebelumnya.

Tidak pernah mamanya berekspresi seperti itu. Apalagi sekarang ada tamu.

"Darimana saja baru pulang jam segini, Aldevan?" tanya Anggie, Aldevan yang berjalan menaiki tangga lantas menghentikkan langkah, menatap mamanya.

"Nganter Mery pulang dulu tadi." Aldevan menjawab tidak kalah dingin. "Ada pertanyaan lagi?"

Ini pert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status