Home / Romansa / Terjebak Ikatan Pernikahan / Ketakutan Alexander

Share

Ketakutan Alexander

Author: M ria
last update Last Updated: 2024-04-24 16:59:41

Sementara itu Alexander sesampainya di rumah, Alexander segera menuju kamarnya dengan langkah-langkah yang berat. Dia merasa terbebani oleh beban kesalahan yang begitu berat, membebani pikirannya dengan setiap detik yang berlalu.

Memasuki kamar mandi, dia membiarkan air pancuran mengalir di atas tubuhnya, mencoba membersihkan dirinya dari rasa bersalah yang membelenggunya. Namun, setiap tetes air hanya terasa seperti pengingat yang menyayat hatinya atas apa yang telah terjadi semalam.

"Iya aku mabuk, aku melakukan nya tanpa sadar. Okeh aku mabuk dalam ingatan ku dia Emily, sekarang harus mencari cara agar semuanya berjalan seperti biasanya. " Ucap Alexander menenangkan dirinya.

Sementara dia membersihkan dirinya, ingatan akan kejadian malam sebelumnya terus menghantui pikirannya. Dia memutar kembali momen-momen yang menyakitkan dari malam itu, merasa terjebak dalam siklus penyesalan yang tak berujung.

"Apa yang telah aku lakukan...? Bagaimana aku bisa melakukan sesuatu yang begitu keji dan merusak?" Batin Alexander.

Sementara air pancuran masih mengalir di sekitarnya, Alexander terus merenung dalam keheningan kamar mandi. Ingatannya melayang ke gambaran wajah Emily, kekasihnya yang telah lama hilang, dan dia menyadari bahwa kejadian semalam telah dipicu oleh kesalahpahaman yang menyakitkan.

"Aku melihat Emily dalam dirinya... aku merindukan Emily begitu banyak, dan ketika aku melihatnya di sana, aku terlalu terbawa perasaan..." Ucap Alexander.

Dia merasa seperti telah mempermalukan dirinya sendiri dan menghancurkan segalanya yang telah ia bangun bersama Emily selama ini. Rasanya seperti dunianya runtuh di sekitarnya, meninggalkannya terpaku dalam rasa putus asa dan penyesalan yang mendalam.

"Oh, Emily... maafkan aku atas semua yang telah kulakukan. Aku begitu bodoh dan gegabah." Ucap Alexander dengan penuh penyesalan.

Alexander segera menggenggam handuk dan keluar dari kamar mandi dengan langkah mantap. Dengan suara tegas, dia memanggil Daniel, asistennya, yang menunggu di luar kamar.

"Daniel, aku butuhmu sekarang juga." Teriak Alexander.

Daniel, yang sebelumnya merasa cemas dan bingung atas keadaan Alexander, segera merespons panggilan majikannya.

"Tuan muda,apa yang terjadi?" Tanya Daniel penasaran.

"Daniel apakah Emily sudah pulang dari Amerika?" Tanya Alexander.

Daniel tercengang ia bingung kenapa tuan nya bertanya seperti itu, bukan kah tuan nya tahu bahwa Emily kekasihnya akan pulang lima bulan lagi.

"Maaf tuan muda, bukan kah anda mengetahui nya bahwa nona Emily pulang lima bulan lagi, bukan sekarang." Ucap Daniel.

Alexander merasakan tekanan semakin bertambah di dadanya. Kepalanya terasa berat karena bertarung dengan pikiran yang kacau.

"Aku... aku telah melakukan sesuatu yang bodoh, Daniel. Aku keliru, aku mempermalukan diriku sendiri dan merusak segalanya." Ucap Alexander.

Daniel melihat kebingungan yang meliputi wajah Alexander, dan ekspresi khawatir merayap di wajahnya.

"Apa yang terjadi tuan muda ?, apakah semalam?" Tanya Daniel.

Alexander menghela nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum mengungkapkan kenyataan yang menyakitkan ini, ia takut jika kejadian semalam akan menyebar luas yang merusak reputasi bisnis Alexander apa lagi jika keluarga besar dan Emily mengetahunya.

"Daniel, semalam... aku melakukan sesuatu yang sangat bodoh. Aku masuk ke kamar hotel yang salah, dan aku... aku mengira wanita di sana adalah Emily. Aku... aku melakukan hubungan dengannya." Ucap Alexander panik.

"Tuan, apa yang Anda katakan...?" Tanya Daniel terkejut dan bingung.

"Iya aku tidur dengan wanita tersebut Daniel, aku dalam pengaruh alkohol aku tidak bisa berfikir jernih, bagaimana bisa seorang ceo pemilik perusahaan Griffin Enterprises tidur dengan wanita asing, bagaimana bisa ini terjadi Daniel ?" Ucap Alexander frustasi.

"Sesuai tebakan ku, bahwa terjadi sesuatu kepada tuan muda. Apa yang harus ku lakukan, pasti tuan muda sangat terbebani dengan masalah ini." Batin Daniel melihat ekspresi panik Alexander.

Daniel merasa bingung dengan apa yang terjadi, pantas saja semalam tuan nya tak ada di kamar yang telah ia pesan ternyata tuan nya masuk ke kamar yang salah. Daniel mencoba menenangkan tuannya, ia akan mencari cara agar semuanya baik-baik saja, dan Daniel berjanji tidak akan ada satu orang pun yang tahu tentang kejadian ini.

Mendengar asisten pribadinya berbicara seperti itu, membuat Alexander sedikit lega, ia meminta Daniel untuk mencari tahu siapa wanita tersebut dan apa pekerjaannya bahkan Alexander meminta Daniel untuk mengawasi wanita tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Ikatan Pernikahan   Akhir dari Dendam

    Kebahagiaan yang sempat Adrian rasakan saat kelahiran putrinya berubah menjadi kekhawatiran yang dalam. Ia tak bisa benar-benar tenang, mengingat betapa berbahayanya situasi antara Daniel dan Alexander. Adrian tahu bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan siklus dendam ini adalah dengan menghadapi Daniel dan menemukan solusi yang benar-benar damai.Alexander juga menyadari ancaman yang belum sepenuhnya berlalu. Meski sempat tersentuh oleh kebahagiaan Adrian, pikirannya tak bisa lepas dari bayang-bayang pertemuan terakhirnya dengan Daniel. Dalam pertemuan itu, Daniel menunjukkan kemarahan dan kebencian yang mendalam, terutama setelah merasa dikhianati oleh Adrian. Alexander memahami bahwa dendam yang tersimpan dalam hati Daniel tak akan hilang begitu saja.Adrian akhirnya memutuskan bahwa ia harus berbicara langsung dengan Daniel. Ia mengatur pertemuan rahasia di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota, berharap bisa melunakkan hati sepupunya itu. Sebelum pergi, ia menatap Amelia dan

  • Terjebak Ikatan Pernikahan   Kehadiran yang Ditunggu

    Amelia duduk di kursi malas di rumah sakit, perutnya yang besar jelas menunjukkan bahwa ia sudah sangat dekat dengan waktu persalinan. Adrian duduk di sampingnya, menggenggam tangannya erat-erat. Meski bibirnya tersenyum lembut, ada ketegangan yang jelas di wajahnya. Hari itu, hari yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan, malah diwarnai kekhawatiran karena ancaman Daniel yang masih menggantung di udara."Semua akan baik-baik saja," bisik Adrian, berusaha menenangkan istrinya. "Kita fokus pada kelahiran bayi kita dulu. Jangan pikirkan hal-hal yang lain."Amelia mengangguk, meskipun ia tahu Adrian juga sedang memikirkan hal yang sama. Ia tahu suaminya tertekan dengan situasi yang melibatkan Daniel. Namun, saat ini, yang terpenting baginya adalah menyambut buah hati mereka.Tiba-tiba, Amelia merasakan rasa sakit yang tajam di perutnya, seperti ada kontraksi yang datang lebih kuat dari sebelumnya. Ia mengerang pelan, membuat Adrian segera panik.“Amelia, kamu baik-baik saja?” Adrian langsung

  • Terjebak Ikatan Pernikahan   Dendam yang Tak Terelakkan

    Malam itu, suasana rumah Alexander dipenuhi ketenangan setelah kelahiran anak keduanya. Namun, di luar sana, badai besar sedang mendekat. Daniel, yang masih dikuasai amarah dan dendam, tidak bisa menerima kenyataan bahwa Adrian, adik sepupunya, memilih untuk melawan dan menghentikan niatnya.Sementara itu, di rumah sakit, Sarah telah dipindahkan ke kamar pemulihan bersama bayi perempuannya yang sehat. Alexander tak lepas dari sisi istrinya. Meski ia merasa lega karena anak keduanya lahir dengan selamat, pikirannya tetap terpecah dengan ancaman yang menggantung di atas kepala mereka—Daniel.“Alex,” bisik Sarah dengan suara lembut, menggenggam tangan suaminya. “Kamu kelihatan sangat khawatir. Ada apa? Apakah sesuatu terjadi dengan Daniel?”Alexander mengangguk pelan. Ia tak ingin menyembunyikan apapun dari Sarah, meskipun ia tahu bahwa ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan masalah besar. Namun, Sarah mengenalnya terlalu baik untuk dibiarkan dalam kegelapan.“Daniel... dia... mara

  • Terjebak Ikatan Pernikahan   Kelahiran dan Ketegangan

    Suara napas Sarah semakin cepat, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit yang semakin tak tertahankan. Pecahnya ketuban membuat semua orang di rumah panik, terutama Amelia yang tidak pernah melihat kakaknya dalam keadaan selemah ini. Amelia segera memegang tangan Sarah dengan erat, mencoba menenangkan kakaknya meski hatinya sendiri dipenuhi kekhawatiran. Sementara itu, Adrian sedang dalam perjalanan, berusaha secepat mungkin untuk menemukan Alexander."Adrian, tolong cepat kembali! Kak Sarah tidak sanggup lagi!" suara Amelia terdengar putus asa melalui telepon.Adrian mempercepat langkahnya, berpacu dengan waktu. Di tengah perjalanan, ia tak henti-hentinya mencoba menghubungi Alexander, tetapi ponselnya tetap mati. Rasa takut dan kekhawatiran merayap dalam dirinya. Ia tahu bahwa Daniel mungkin sudah melancarkan rencananya, dan jika Alexander tidak segera ditemukan, semuanya bisa berakhir buruk. Namun, saat ini, Adrian tidak hanya memikirkan Alexander, tapi juga Sarah dan bayinya yang aka

  • Terjebak Ikatan Pernikahan   Di Tengah Kegentingan

    Di ruang gawat darurat rumah sakit, situasi semakin tegang. Sarah yang berbaring di ranjang rumah sakit sudah tampak pucat pasi. Pecah ketubannya datang lebih cepat dari perkiraan, dan rasa sakit yang menyiksanya semakin hebat. Amelia menggenggam erat tangan kakaknya, mencoba menenangkan Sarah, namun ketegangan tetap terasa jelas di wajahnya."Amelia... aku tidak bisa... ini terlalu sakit," bisik Sarah dengan suara yang nyaris putus asa."Sabar, Sarah. Kamu kuat. Aku di sini bersamamu, dan Adrian sedang berusaha menghubungi Alexander," ucap Amelia dengan nada lembut, meski dalam hatinya ia sendiri mulai panik. Adrian, yang berdiri tak jauh dari pintu, terlihat mondar-mandir sambil terus menempelkan ponselnya di telinga, mencoba menghubungi Alexander berkali-kali."Kenapa teleponnya selalu mati?" gumam Adrian, frustrasi. Ia menghela napas panjang, matanya terarah ke arah Sarah yang sedang berjuang. Rasa tanggung jawab mulai menekan hatinya. Apalagi dengan firasat buruk yang terus mengg

  • Terjebak Ikatan Pernikahan   Persimpangan Takdir

    Malam itu, Sarah terbangun dengan rasa mulas yang menusuk di perutnya. Ia mengerang pelan, tangannya memegangi perut yang semakin membesar. Detik itu juga ia tahu bahwa ini adalah tanda bahwa waktu kelahiran anak keduanya telah tiba. Namun, Alexander belum juga kembali. Ia mencoba menenangkan diri, menarik napas dalam-dalam, tapi kontraksi semakin kuat.Dengan tangan gemetar, Sarah meraih ponselnya dan segera menghubungi adiknya, Amelia. Sambil menunggu Amelia mengangkat panggilan, Sarah menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang semakin tak tertahankan."Amelia... aku butuh bantuanmu," suara Sarah terdengar panik saat Amelia akhirnya mengangkat telepon.Amelia yang mendengar suara panik kakaknya langsung terbangun dari tidurnya. "Sarah? Ada apa? Kau baik-baik saja?""Ini... aku rasa aku akan melahirkan, Amelia. Alexander belum juga pulang. Bisa kau datang ke sini dengan Adrian? Aku tidak kuat..."Mendengar suara lemah Sarah, Amelia langsung bergegas membangunkan Adrian yang masih te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status