Share

Terbayang-bayang

Setelah mendengar teriakan seorang wanita dari arah pintu apartmentnya, Olivia langsung bergegas mengenakan pakaiannya dan pergi ke arah teriakan itu. Setelah membuka pintu apartment, rupanya ia melihat Shasha yang tengah mabuk di depan pintu. Olivia lalu merangkul sahabatnya itu dan membawanya ke tempat tidur. Olivia pun meletakkan tubuh Shasha di atas tempat tidur dan ia pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat. ****

Singkat cerita, jarum jam pun menunjukkan angka 8 pada pagi hari. Dan hari ini, Olivia dan Shasha mendapat kelas kuliah pagi. Namun, Olivia masih terbaring pulas di tempat tidurnya.

Shasha yang sudah terbangun lebih dulu, berjalan ke arah kamar Olivia dan mencoba membangunkannya.

“Olivia! Kamu belum bangun? Buka pintunya!” teriak Shasha dari balik pintu kamar Olivia.

Olivia yang mendengar teriakan Shasha seketika terbangun dan langsung membukakan pintu untuk sahabatnya itu.

“Oh my God! Apa yang kamu lakukan semalam?” tanya Shasha kepada Olivia.

Olivia menguap sambil mengusap matanya.

“Kamu tahu? Aku bercinta dengannya semalam,” jawab Olivia dengan mata yang masih mengantuk.

“Dengan George? Really?” tanya Shasha terkejut.

“Ya! Sepertinya dia pria yang aku impikan selama ini,” kata Olivia yang masih terus mengusap-usap wajahnya yang baru bangun.

“Jangan langsung percaya begitu saja, kamu tahu pria di club malam itu seperti apa,” sahut Shasha mengingatkan.

Mendengar ucapan sahabatnya itu, Olivia merasa bimbang akan perasaannya kepada George. Namun, ia tidak menanggapi itu dengan serius. ****

Waktu pun berlalu, dua mahasiswi itu harus segera bersiap diri untuk pergi ke kampusnya. Shasha dan Olivia juga terkenal sebagai mahasiswi S2 yang sering berpenampilan menarik dan prestasi yang cukup untuk diacungi jempol. Setelah selesai bersiap diri, mereka pun turun dari apartment dan segera masuk ke dalam mobil. Shasha duduk di kursi kemudi. Selama perjalanan ke kampusnya, Olivia terus memikirkan George, Shasha yang melihat sahabatnya seperti itu hanya bisa menertawainya.

“Oliv! Jangan sampai kuliahmu terganggu hanya karena pria sexy,” tegur Shasha sambil menyetir mobil.

“Ah! Sudahlah, jangan menggodaku terus!” sahut Olivia kepada Shasha.

"Aku punya nomor ponselnya George,” ujar Shasha sembari melirik ke arah spion mobil.

Olivia terkejut mendengar ucapan Shasha.

“What? Serius? Darimana kamu tahu?” tanya Olivia penasaran.

“Kemarin aku memintanya untuk mengantarmu ke apartment dan sekalian aku minta nomor ponselnya untuk berjaga-jaga jika kamu dibawa kabur,” jelas Shasha kepada Olivia.

“Kirimi nomornya ke W******p ku!” pinta Olivia kepada Shasha.

“Tentu saja sayang,” jawab Shasha lembut. ****

Setelah perjalanan lama, akhirnya mereka tiba di sebuah universitas besar di kota New York. Terlihat aktivitas para mahasiswa yang cukup ramai di sana. Olivia dan Shasha segera memasuki ruang kelasnya untuk menyelesaikan jam kuliahnya. Namun, selama ia melakukan jam kuliahnya, Olivia tidak bisa melupakan George dan terus saja memikirkan pria sexy idamannya itu. “Ya tuhan, menarik sekali dia di mataku sampai aku tidak bisa fokus hari ini,” ujar Olivia sambil mengusap-usap wajahnya mencoba agar kembali fokus. ****

Waktu pun berlalu, jam kuliah Olivia dan Shasha akhirnya selesai, mereka bergegas keluar dari ruangan dan pergi ke taman untuk mengobrol. Sembari berjalan, Olivia mengambil ponsel miliknya. Ia segera membuka pesan yang dikirim Shasha di W******p nya lalu menyimpan nomor George di ponselnya.

“Oliv! Tunggu aku!

Tiba-tiba Olivia mendengar teriakan Shasha dari kejauhan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status