Share

KEHAMILAN

Penulis: Yuta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-12 12:23:42

Olivia membalik badannya dan ia melihat Shasha yang sedang berdiri. Rupanya Olivia terlalu asik memainkan ponselnya sampai lupa dengan Shasha dan meninggalkannya di belakang. Olivia langsung menghampiri sahabatnya itu dan menggandeng tangannya. “Dengan begini, kamu tidak akan tertinggal,” ucap Olivia sembari berjalan menuju mobilnya bersama Shasha. Mereka hendak kembali ke apartementnya.

Mereka sampai di sebuah tempat parkiran yang ada di universitas itu. Kemudian mereka masuk, dan Shasha masih tetap duduk di kursi kemudi.

“Kamu bisa telepon dia sekarang,” Shasha mengawali obrolan sambil menyetir mobilnya.

Olivia yang tengah bengong di kursi penumpang itu seketika terkejut.

“Sha! Kamu mengagetkanku! Aku tidak mau terburu-buru, mau kirim pesan saja,” jawab Olivia sembari melirik ponselnya.

Namun belum sempat ia mengirim pesan ke George, tiba-tiba ia mendapat telepon masuk dari seseorang di W******p nya. Betapa terkejutnya Olivia saat melihat nama kontak pemanggil itu. Rupany, George telah meneleponnya lebih dulu.

“Aku memberitahu George jika kamu terus-terusan memikirkannya dan aku juga memintanya untuk menghubungimu setelah jam kuliah selesai,” ucap Shasha kepada Olivia.

“Sha! Ada-ada saja kamu ini! Tapi terimakasih,” jawab Olivia sembari masih menatap layar ponselnya.

Olivia pun segera mengangkat panggilan W******p dari George.

“Hai! Bagaimana kabarmu setelah semalam?” George mengawali obrolan telepon itu.

“Ba—baik saja George,” jawab Olivia gugup.

“Aku dengar kamu terus saja memikirkanku, benar?” tanya George penasaran.

“Iya, benar, maafkan aku,” ucap Olivia lirih.

“Oh tidak perlu, aku senang kamu memikirkanku, karena aku juga merasakan hal yang sama,” sambung George lembut.

Mendengar ucapan George itu, Olivia merasa gugup dan tidak percaya.

“Benarkah? Apa yang kamu pikirkan tentangku?” tanya Olivia sembari berjalan ke arah mobilnya.

“Wajahmu, tubuhmu, dan kamu tahu apa selanjutnya,” jawab George berbisik.

Olivia seketika terdiam dan ia pun tertawa mendengar tanggapan George itu.

“Aku akan meneleponmu di rumah ya, aku masih di jalan, mau pulang dulu,” ujar Olivia kepada George.

“Baik aku tunggu, sampai nanti wanita nakal,” George kemudian langsung menutup panggilan teleponnya.

Shasha sangat gembira ketika ia berbicara dengan George lewat telepon. Ia semakin merasa tertarik dan terobsesi dengan George setelah obrolannya itu. Ia pun kembali masuk ke dalam mobil dan segera pulang dengan Shasha. ***

Olivia dan George semakin lama semakin dekat, dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan diantara mereka, bahkan hubungan seks diantara mereka juga sudah sering terjadi hampir setiap hari entah di apartment Olivia atau di rumah George yang letaknya tidak jauh dari sana. Selama menjalin hubungan dengan George, hidup Olivia merasa sangat bahagia. Selain kenyamanan yang ia dapat dari sosok George, fantasi seks juga menjadi hal penting yang ia dapatkan dari kekasihnya itu.

“Sekarang kita bisa berciuman setiap waktu,” ucap George kepada Olivia.

“Kamu bahkan bisa meraba tubuhku tanpa batas, sayang!” jawab Olivia menggoda.

Begitulah ketika fantasi seks mereka terpenuhi satu sama lain. Olivia juga kini lebih sering tinggal di rumah George, ia tidak pernah haus kasih sayang dari George begitupun sebaliknya. ****

Singkat cerita, hubungan antara George dan Olivia kini berjalan 1 tahun lamanya. Namun semakin lama mereka menjalin hubungan, semakin terlihat pula sisi buruk mereka masing-masing. Olivia yang terobsesi dengan fantasi seks yang dimiliki George membuatnya terus-terusan meminta hal itu sampai akhirnya ia mengandung bayi dari George. Mereka begitu senang ketika mendengar bahwa Olivia tengah hamil, sahabat baiknya, Shasha pun turut senang ketika mendengar Olivia tengah hamil saat itu. Banyak rencana yang telah disusun Olivia ketika anaknya sudah lahir nanti, ia mengira semua akan berjalan lancar sesuai bayangannya. Namun tidak dengan George, ia memang terlihat senang dan gembira ketika Olivia hamil, tetapi dibalik semua itu George merasa belum siap menjadi seorang ayah dan meninggalkan karirnya sebagai musisi terkenal. Mengetahui hal itu, Olivia merasa kecewa dan marah pada George atas pikirannya itu.

“Untuk apa kamu terlihat senang jika sebenarnya kamu belum siap?” ucap Olivia lirih.

Dengan penuh rasa bersalah, George menundukkan kepalanya di hadapan Olivia.

“Sayang, maafkan aku, aku hanya belum terbiasa dengan semua ini, aku belum siap harus meninggalkan karirku yang sudah lama aku bangun,” jawab George menenangkan Olivia yang tengah emosi di hadapannya.

Sambil menngis, Olivia membalikkan badannya dan segera pergi ke kamarnya untuk menenangkan diri. Ia masih belum bisa percaya dengan sikap George yang belum siap memiliki anak. Di tengah emosinya itu, Olivia mencoba menghubungi Shasha, sahabatnya. Ia memberitahu apa yang sudah ia alami saat itu kepada Shasha lewat pesan di W******p nya. Olivia begitu gemetar saat mengetik pesan dan menceritakan perasaannya itu, ia berharap sahabatnya bisa memberikan solusi yang baik untuknya. ****

Di sisi lain, George yang masih berada di ruang tamu kini diselimuti rasa bersalah karena untuk pertama kalinya ia melihat Olivia menangis. Ia mencoba menenangkan pikirannya dan mencoba untuk menerima situasi yang tengah ia rasakan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Masa Lalu   SUAMI-ISTRI

    “Sayang..”“Sudah pagi, bangunlah,”Matahari menyapa sepasang suami istri ini dari arah jendela, menandakan hari sudah pagi. Olivia mengusap pipi suaminya yang masih tertidur pulas di sampingnya. Ia memeluk Cooper dengan penuh kasing sayang di pagi hari itu. Olivia sesekali masih tidak menyangka, jika kini dirinya menjadi seorang istri. Sudah menjadi istri, dimana ia harus melupakan semua masa lalunya dan memulai kehidupan yang baru bersama keluarga kecilnya nanti. Meskipun begitu, masa lalu yang tersulit ia lupakan masih tentang George. Mengingat George adalah pria yang memberikan kenangan terhebat untuknya. Sesekali George pun muncul dalam benak istri dari Cooper tersebut. Olivia kini harus melawan semua pikiran masa lalunya, karena ia sudah mencintai dan memilih Cooper menjadi pendamping suaminya. Lalu Ia pun percaya, jika pelan-pelan George bersama kenangan itu akan punah dalam ingatannya. “Hmm.. aku masih sedikit ngantuk,”“Tapi, baru kali ini aku melihat wajah wanita cantik di b

  • Terjebak Masa Lalu   Malam pertama yang liar

    Hari pun sudah mulai gelap, untuk pertama kalinya Olivia melaksanakan kewajiban menjadi seorang istri untuk suaminya. Untuk pertama kalinya pula, ia memasak makan malam untuk Cooper. Dia menghidangkan makanan lezat di atas meja dengan sedikit taburan bunga mawar di sekeliling meja. Itu ia lakukan, agar makan malamnya selalu terasa romantis seperti dulu. Saat duduk di meja makan, Olivia menyiapkan segalanya untuk Cooper. Ia mengambilkan makanan, minum sekaligus menyuapi Sang Suami.“Bagaimana? Enak ‘kan?” tanya Olivia saat menyuapi makanan untuk Cooper.Cooper memejamkan matanya. “Hmm… Ini lebih dari enak! Lebih enak dari masakanku! Suapi aku lagi!” Ia kegirangan saat mencicipi masakaj istrinya yang ternyata rasanya tidak mengecewakan.“Ini untuk pertama kalinya, kamu makan masakanku. Seterusnya akan seperti ini, ya. Jangan pernah bosan,” Olivia menatap lembut suaminya itu sambil meletakkan sendok di sebuah piring milik Cooper.“Sini! Giliranku menyuapimu!” Cooper lalu mengambil sendok

  • Terjebak Masa Lalu   Titip salam

    Kehidupan baru kini harus siap dijalani Olivia dan Cooper. Setelah acara pernikahan yang membahagiakan itu, Olivia tidak hanya meninggalkan sahabat dan apartmentnya, tetapi juga meninggalkan semua masa lalunya. Ia kini tinggal bersama suaminya di sebuah rumah mewah yang jaraknya hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk menempuhnya dari pusat kota New York. Rumah itu sengaja dibeli Cooper untuk tempat tinggal mereka setelah menikah. Di rumah itu hanya ada Olivia, Cooper dan satu asisten rumah tangga, yang sengaja dipekerjaan Cooper di rumah itu untuk membantu segala urusan dari istrinya. Setelah mengetahui tempat dimana mereka akan tinggal, keduanya sibuk berkemas barang dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat lamanya. Ucapan perpisahan terucap dari mulut Olivia untuk sahabatnya, Shasha. “Aku pasti akan ke sini lagi,” ucap Olivia. Ia lalu berpamitan dengan Shasha sekaligus memberikan pelukan hangat.**** Perjalanan pun mereka tempuh selama 3 jam dari pusat Kota. Selama perjalanan,

  • Terjebak Masa Lalu   Impian yang terwujud

    Waktu begitu cepat berlalu, semua kesedihan, rasa trauma, kecewa serta sakit hati kian mengecil di dalam hati Olivia. Tepat waktunya ia akan dipinang oleh seorang pria yang tak sengaja dikenalnya di New York. Pria asing kini menjadi calon suaminya. Bahagia campur haru menyelimuti suasana hatinya, ia bahagia akhirnya bisa menikah dengan pujaan hati dan akan memiliki sebuah keluarga kecil impiannya. Namun, ia juga sedih akan meninggalkan sahabatnya tinggal sendirian di apartmentnya. Dimana aprtment itu ialah saksi semua suka duka keduanya. Benar-benar hari yang bersejarah dalam hidup Olivia. Mengenakan gaun putih yang mewah, membawa seikat bunga pernikahan dan berjalan anggun bak model. Itulah impian Olivia, kini terwujud. Parasnya yang cantik mendukung penampilannya pada hari pernikahannya bersama Cooper. Cooper dengan jas berwarna hitam, sepatu hitam yang mengkilat serta sebuah cincin mewah terselip di kantong celananya. Cincin itu akan menjadi saksi keseriusannya terhadap Olivia

  • Terjebak Masa Lalu   Terburu-buru tapi serius

    Singkat cerita, Olivia sudah kembali berada di apartmentnya bersama dengan Shasha. Usai makan malam itu, Cooper kembali mengantar kekasihnya itu ke apartmentnya, meskipun sudah larut malam. Olivia memberitahu sahabatnya jika ia sudah resmi menjalin hubungan dengan Cooper. Tentu saja, Shasha yang mendengar hal itu merasa senang dan mendukung penuh keputusan dari Olivia, itu juga dikarenakan , ia tidak mau jika sahabatnya itu terus-terusan mengingat kenangannya bersama George, si pria liar yang suka mencicipi banyak wanita. Olivia dan Shasha tengah sibuk mengerjakan tugas kuliah masing-masing di ruang makan mereka. Shasha kemudian memulai obrolan sembari terus mengerjakan tugasnya.“Jika nanti Cooper mengajakmu menikah, apa kamu mau?” tanya Shasha kepada Olivia.Olivia yang tadinya sibuk menatap bukunya, seketika menoleh ke arah sahabatnya.“Menikah? Tentu saja aku mau! Itu pun kalau Cooper benar-benar membuktikan keseriusannya, tapi kelihatannya dia memang benar serius,” jawab Olivia.

  • Terjebak Masa Lalu   Hidangan makan malam

    Pelukan hangat Olivia membuat Cooper tertidur pulas sampai tidak menyadari waktu yang sudah mulai malam, Olivia yang juga ikut tertidur pun tidak menyadari hal yang sama. Keduanya yang masih berada di sofa itu terbangun dalam keadaan masin telanjang bulat. Mereka bertatapan satu sama lain, lalu tertawa terbahak-bahak. Segera mereka mengenakan pakaian masing-masing dan kembali duduk di sofa itu. Cooper kemudian menawarkan makan malam kepada kekasih barunya. “Mau sekalian makan malam, Sayang? Eh! Sudah bisa aku panggil Sayang ‘kan?” tanya Cooper.Olivia tersipu malu. “Tentu saja! Aku akan menerima semua tawaran darimu, Sayang!” Olivia terlihat begitu senang dengan tawaran makan malam itu. Cooper pun segera pergi ke dapurnya untuk memasak makanan yang akan ia hidangkan untuk kekasihnya. Cooper memang serba bisa! Itu sebabnya, Olivia jatuh cinta padanya.**** Olivia duduk santai di sofa sambil menonton acara tv. Tiba-tiba tercium aroma makanan yang sangat lezat menusuk hidungnya. Ia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status