Share

Tengah Malam yang Bergairah

Setelah perjalanan beberapa saat, akhirnya George sampai di apartment Olivia. George kemudian membangunkan Olivia dan merangkulnya sampai menuju kamar. Saat sampai di dalam kamar, George kemudian meletakkan tubuh di Olivia di atas kasurnya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya George lembut.

Dengan kondisi setengah sadar, Olivia kemudian memegang kepalanya.

“Ya, sepertinya rasa sakit di kepalaku sudah mendingan,” jawab Olivia sambil menatap penuh ke arah George.

Mereka pun bertatapan satu sama lain.

Wajah tampan George dan bentuk tubuhnya yang sexy membuat Olivia terpanah. Hal yang sama juga dirasakan oleh George saat menatap wajah cantik Olivia dan bulu mata yang lentik, juga tubuh Olivia yang begitu mengundang napsu untuk George.

George melirik ke arah Olivia dengan tatapan penuh.

“Olivia, kamu mau melakukannya malam ini denganku?” bisik George kepada Olivia.

Seketika Olivia merasa bergairah saat mendengar bisikkan dari George.

“Ayo lakukan,” jawab Olivia sambil memegang pipi George.

George kemudian melumat bibir Olivia dengan sangat cepat. Olivia yang merasa terkejut kemudian ikut menikmatin lumatan bibir itu. Semakin lama, nafsu keduanya perlahan semakin memuncak, perlahan George melepaskan pakainnya bersama pakaian Olivia dengan penuh gairah. “Tubuhmu begitu sexy dan menggoda,” bisik George sembari meraba tubuh Olivia yang tengah menggeliat di atas ranjang. Nafas berat Olivia begitu terdengar di telinga George saat itu, begitu pun sebaliknya. Mereka pun saling menikmati satu sama lain. ****

Setelah bercinta dengan George, Olivia merasa lemas tak berdaya. George pun bangkit dari kasur dan mengenakan pakaiannya.

“Aku pulang ya?” tanya George sembari mengenakan bajunya.

“Kamu tidak mau menginap di sini saja?” tanya Olivia yang masih dalam keadaan telanjang di atas kasur.

George selesai mengenakan pakaiannya.

“Kalau aku menginap di sini, aku tidak enak dengan Shasha. Nanti ya, aku ajak kamu menginap di rumahku, di sana kamu bisa teriak sekencang yang kamu mau,” jawab George kepada Olivia.

Olivia hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah George. George pun kembali keluar dari apartment dan pergi dengan mobilnya. ****

Olivia yang masih terbaring lemas merasa sangat senang ketika fantasi erotisnya akhirnya terpenuhi bersama George. Ia begitu terobsesi dengan George meskipun baru pertama kali mereka melakukannya. “Wajahya, brutalnya, tubuhnya, tidak akan bisa aku lupakan sampai kapan pun,” ujar Olivia sambil meraba tubuhnya sendiri. Rupanya, ia masih belum puas dengan permainan tadi meskipun ia sempat lemas. Olivia kembali meraba tubuhnya dan mencoba melakukannya sendiri dengan bantuan alat yang ia punya. Olivia begitu menikmati apa yang ia lakukan itu sembari membayangkan wajah George saat bermain cinta bersamanya. Ia memang sering melakukannya sendiri dari dulu, itu sebabnya ia memiliki fantasi seks yang luar biasa pada dirinya. Olivia memang sering meniduri banyak pria setelah kunjungannya dari club malam itu. Ia dan sahabatnya bahkan hampir setiap hari meniduri pria yang berbeda-beda. Namun, baru pertama kalinya ia terobsesi saat bercinta bersama seorang pria. Olivia masih terus bermain di ranjang menggunakan alat yang ia punya, sampai akhirnya dia merasa lemas. Dan ia pun berhenti melakukannya. Setelah selesai melakukan hal itu, ia masih terbayang-bayang dengan George. Sambil mengelap keringat, ia mengingat terus wajah tampan George dan kelincahannya saat bercinta di atas ranjang. Namun, Saat tengah asik membayangkan George, tiba-tiba seseorang mengagetkannya dengan mengetuk pintu apartment sambil memanggil nama Olivia.

“Olivia! Olivia!”

Terdengar teriakan seorang wanita dari balik pintu kamar apartmentnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status