Share

47. Akan Bertunangan

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 22:09:12
Lampu kelap-kelip dan suara bising memenuhi ruangan, membuat Regan malas dengan suasananya.

Ia sedang ada di Club tempatnya nongkrong dengan teman-temannya. Ada perasaan kosong yang menyelimutinya, ketika mengingat tempat itu adalah tempat pertemuan pertamanya dengan Bella.

Perempuan polos itu, yang hampir di rudapaksa dan ketakutan. Tubuhnya gemetar tak berdaya. Saat itu, Regan tak pernah berniat ikut campur.

Biasanya sih ia begitu, tetapi sayangnya malam itu rasa iba menyelimutinya. Apalagi saat melihat tatapan Bella yang memohon padanya. Waktu itu Bella jatuh di depan kakinya, lalu memegangi kakinya meminta tolong.

Ia tak pernah berniat memiliki peliharaan, ia hanya berniat memakai sekali lalu dibuang. Namun entah ide darimana, ia malah menawarkan kontrak pada Bella yang seperti tikus ketakutan itu.

"Bro!" panggil salah satu temannya. "Lo kenapa dah?"

Regan menggeleng, kemudian menyesap minumannya.

"Kabarnya lo mau tunangan?" tanya yang lain.

"Secepat itu gosipnya?" tan
Blue Rose

Semoga suka :)

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   165. Mungkinkah Aku?

    Malam acara gatering tiba. Udara malam di tepi pantai mulai menusuk lembut ke kulit. Angin laut berhembus membawa aroma asin dan lembab, bercampur dengan bau kayu kering yang terbakar. Api unggun di tengah lingkaran sudah menyala besar, menari-nari ke langit malam dengan lidah api oranye yang menjilat potongan kayu. Cahaya itu memantulkan wajah-wajah penuh tawa, juga beberapa tatapan yang menyimpan rahasia.Semua orang duduk melingkar, sebagian di atas tikar, sebagian lagi di pasir dengan kaki terbenam setengah. Gelas plastik berisi minuman ringan berpindah dari tangan ke tangan. Ada suara gitar akustik yang dipetik ringan, menemani suara deburan ombak di belakang.Malam itu seolah sengaja diciptakan untuk kebersamaan, tapi bagi Mila… malam itu justru jadi jebakan emosi.“Baik, sekarang kita bikin acara bebas!” seru salah satu panitia dengan nada riang. “Siapa pun boleh tampil! Mau nyanyi, stand-up, baca puisi, joget kocak—pokoknya hibur kita semua. Nanti yang paling menghibur akan d

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   164. Ternyata Mereka Juga Nyata

    Suasana di tepi pantai itu mendadak hening. Angin berembus lembut, hanya debur ombak yang terdengar bersahutan. Mila menatap Winona, masih dengan mata sembab setelah menangis. “Jadi… kita bertiga sama-sama sadar?” suara Mila bergetar, masih sulit percaya dengan kenyataan yang baru saja terbuka. Winona mengangguk pelan, lalu menatap laut dengan pandangan kosong. “Iya, Mil. Kita sama-sama pernah… terjebak di dunia novel itu. Bedanya, aku udah tahu sejak awal kalau semua itu bukan mimpi. Dan sejak aku balik ke dunia nyata, aku sadar satu hal, meski kita di sini, faktanya nggak ada yang berubah.” Mila menelan ludah. “Maksud kamu…?” “Baik aku maupun Bang Deva…” Winona menoleh sekilas pada Deva, lalu kembali ke arah Mila, “…kami berdua tetap dijodohkan. Sama persis kayak pola yang ada di novel. Hanya saja perannya beda. Regan dan Sheryl nggak ada lagi, tapi nama kami di dunia nyata masih terikat hal yang sama, perjodohan itu.” Deva hanya menghela napas berat, seolah tak ingin membahas l

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   163. Sheryl?

    Sepeninggal Andin, Mila duduk termenung. Hatinya tidak benar-benar tenang. Kata-kata perempuan itu terus menggema, tapi lebih dari itu, suara teman-teman sekamarnya pun masih mengiris-iris pikirannya. Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Mila menatap laut biru di kejauhan, matanya sayu. Sejak awal ia hanya ingin bekerja dengan baik, menikmati momen gathering, dan mungkin… membiarkan hatinya sedikit terbuka pada Edric. Namun kenyataannya, setiap kali ia mencoba merasakan kebahagiaan, selalu ada bahaya yang menimpa. Apa memang salahku kalau aku merasa nyaman dengan Edric? Kenapa seolah-olah seluruh dunia menolak kebahagiaan itu? Di tengah kebimbangannya, pesan masuk dari Jihan, sahabatnya yang bekerja di divisi berbeda. “Mil, aku tau ini berat, tapi aku harus kasih tau kamu sesuatu. Hati-hati banget sama salah satu teman sekamar kamu. Ada gosip di kantor, dia anak salah satu pemilik saham. Katanya dulu pernah terlibat kasus kriminal. Bukan cuma bully… tapi sampai menghila

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   162. Jangan Deket-deket

    Mila mengalami keseleo sehingga tidak bisa berjalan. Meski kata dokter hanya cedera ringan dan tidak sampai patah tulang, tetap saja itu cukup mengganggu. Setiap kali menapak, rasa nyeri menjalar ke pergelangan kakinya. Hal itu membuat Edric terus berada di sisinya, membantu setiap langkah kecil yang ia coba lakukan. Mila sendiri masih tidak percaya dengan apa yang barusan menimpanya. Ia tidak ingin langsung menuduh, tetapi ada sesuatu yang aneh. Tadi, saat terjatuh, ia jelas merasakan ada kaki yang “menghalangi” jalannya. Namun, siapa pemilik kaki itu? Ia tidak bisa memastikan. Yang paling dekat dengannya justru adalah teman satu timnya—orang yang seharusnya mendukung, bukan menjatuhkan. Mila menelan ludah. Hatinya masih diliputi rasa tak percaya. Kenapa mereka tega? ••• Setelah acara lomba selesai dan Mila dibawa ke kamar untuk istirahat, malamnya ia terbangun karena suara bisikan dari teman-teman sekamarnya. “Akhirnya dia cedera juga,” suara itu terdengar jelas di telinga Mil

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   161. Lomba yang Lucu

    Lapangan hijau di Ubud sudah dipenuhi suara riuh. Semua karyawan bersemangat mengikuti rangkaian lomba. Panitia sudah menyiapkan berbagai perlombaan khas tujuhbelasan, mulai dari lomba bakiak, joget balon, kelereng, lomba karung, hingga lomba memasukkan paku ke dalam botol. Udara pagi yang sejuk membuat semangat mereka semakin membara. “Baik, lomba pertama adalah Joget Balon!” seru MC. Edric maju ke depan bersama pasangan lombanya, salah satu staf HRD. Mereka harus menahan balon di antara dahi sambil berjoget mengikuti irama dangdut remix. Suasana pecah. Semua orang bersorak melihat Edric yang biasanya sangat cool, kini harus menggoyang pinggulnya dengan ekspresi kaku. Wajahnya sudah memerah karena malu. “Hahaha! Pak Edric, jangan tegang begitu!” teriak salah satu peserta dari pinggir lapangan. MC juga meledek Edric yang hari ini terlihat berbeda, harus menurunkan wibawanya. Banak karyawan yang tak mau melewatkan moment itu dan mengambil video agar bisa dijadikan kenang-kenangan

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   160. Bicara Berdua

    Malam makin larut, Mila merasa tertekan di kamar. Benar saja, kedekatannya dengan Edric membawa bencana. Meski tidak secara langsung, mereka menyindirnya dengan cara halus. Katanya ia masih baru tapi dapet tangkapan bagus. "Mila!" panggil seseorang mengagetkan Mila dari lamunan. Mila langsung menoleh dan menemukan Deva yang keluar dengan outher rajut, kaos putih polos, dan celana tidur yang santai. "Jangan ngelamun di tepi kolam, nanti kecebur," ujarnya bercanda. Deva terkekeh, "Hehe... iya, Pak."Mereka saling diam sejenak, tapi Mila perlahan munudur. Deva pun mengajak Mila duduk di kursi pantai yang ada di tepi kolam. Di sekitar sana juga masih banyak yang lalu-lalang bersantai."Kenapa, susah tidur?" tanya Deva mengulurkan botol air putih pada Mila. Mila menerimanya dengan kedua tangan sopan. Ia masih canggung di dekat Deva, tentu saja itu wajar karena Deva atasannya. "Makasih, Pak. Saya memang agak kesulitan tidur, akhir-akhir ini kayak sering insomnia.""Hem... pake terapi m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status