Share

28. Tipe manusia

Dia mendapat apa yang diinginkan. Harinya berada di lingkup takdir semesta alam. Perputaran badan secara singkat di depan pintu kelas, beberapa kawan mungkin sempat melihat, mungkin juga abai dengan tingkah Arjuna. Dia sedang berbunga, terlepas dari tiga momentum pendekatan yang agaknya kurang bisa berjalan sempurna.

Tak apa, setidaknya hati Juna terhibur oleh genggaman tangan yang rasanya masih saja menempel hingga sekarang, juga persetujuan tentang ajakan berkencan di akhir pekan. Hal-hal itulah yang serasa mekar di sekujur tubuh cowok tersebut, sementara kelopak kembang maya bertabur di setiap langkah kakinya menuju meja tersayang.

"Lo mabuk? Jalan mleyot-mleyot gitu," cerca seorang taruna.

Fantasi Juna menguap begitu saja kala suara tak asing menyapa gendang telinga. Terdengar tidak ramah sekali ucapan 'selamat pagi' dari sobat karibnya itu. Juna pun menggerutu pelan sebagai respon paling cepat versi dirinya.

Entah karena resep kopi yang egois memeluk ruang memori, atau menu '
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status