LOGINHidup Shirin tidak ada apa-apanya sampai tiba-tiba takdir mengenalkannya cowok misterius, Aldiaz. Segalanya yang ada di cowok itu membuat Shirin jatuh cinta. Tapi sifat Aldiaz berubah-ubah dan sering mematahkan hatinya. Saat para siswa kelas 11 disuruh mengisi soal evaluasi masa depan, di saat itu pula Shirin tahu bahwa Al adalah pembunuh bayaran yang ditugaskan membunuhnya. Apa yang akan dilakukannya? Mati demi cinta? Atau hidup tanpa cinta?
View More"Jangan katakan kamu ingin mati."
"Jangan menyerah pada hidup."Bodoh jika percaya kata-kata seperti itu benar. Kenyataannya, kamu tidak keberatan jika dirimu sendiri yang mati. Tetapi sedih jika orang sekitar yang mengalami.
"Aku tak mau itu terjadi."
Yang berbicara seperti itu adalah ego. Tidak memedulikan hidup orang lain selain yang kamu sayangi. Membenci orang lain adalah gayamu.
Meski begitu, kamu tetap mengatakan. "Mari hidup bersama."
Indah sekali, 'kan? Bahkan, kebohonganmu ... sangat indah.
--Shirina Haruki--
.
.
.
.
.
Aku hanyalah gadis membosankan yang kesepian. Berharap kisah sekolahku juga seindah novel remaja. Tapi sepertinya aku tidak ditakdirkan menjadi tokoh utama. Di antara teman-temanku, akulah yang paling tidak beruntung tentang masalah cinta.
Mungkin ini tidak seru, karena ini hanyalah kisah tentang aku. Aku ini memang tidak tahu diri, haha. Seorang tokoh pendamping yang ingin menjadi tokoh utama.
Teman terdekatku di sekolah adalah orang yang friendly, lucu dan terkadang tidak tahu malu. Ia juga tidak gengsi menggoda laki-laki. Jangan lupa paras cantik dan otak pintarnya.
Sementara aku, meski aku adalah teman sebangku yang paling dekat dengannya. Aku tidak seberuntung dia. Mia memiliki banyak teman, sedangkan aku hanya bergantung padanya sebagai satu-satunya temanku.
Jika disamakan dengan novel remaja, Mia adalah tokoh utama yang unik dan seru. Sementara aku adalah tokoh pendamping yang normal dan membosankan.
Maaf, jika aku membuat kalian bosan, tapi, tetaplah bersamaku.
--o0o--
"Deutragonis adalah aku, meski terabaikan, aku tetap di sampingmu."
"Deutragonis tidak seburuk itu, karena buktinya, tidak sulit bagiku untuk jatuh cinta padamu."
Hai, para readers goodnovel! Terima kasih sudah membaca dan mendukung karya saya. Saya sangat senang karena akhirnya bisa menyelesaikan novel ini dalam waktu sebulan. Tapi, sebenarnya novel ini belum benar-benar tamat. Masih banyak misteri dan cerita masa lalu yang belum terkuak. Karena sebenarnya Novel Deutragonis adalah sebuah series yang terdiri dari tiga buku. Novel Deutragonis yang kedua "Deutragonis 2 : Lost Dream" akan segera saya publikasikan pada tanggal 20 September 2021. Di sana akan ada banyak tragedi dan misteri yang terpecahkan. Kalian juga akan lebih mendalami perasaan karakter karena saya menggunakan POV 1. Karena itu, jangan sampai melewatkannya, ya! Sampai ketemu lagi! (Kalau kalian punya waktu, kalian bisa mendukung karyaku yang lain, "Give Me A Heart". Untuk kalian yang menganggap perasaan adalah sebuah kesalahan.)
Ini pertama kalinya Shirin menjejakkan kaki di kampus Aldiaz. Shirin tidak sempat mengantar Aldiaz ke kampusnya saat ospek kampus satu semester yang lalu, dan di sinilah ia sekarang, berdiri sambil memandang gedung jurusan ekonomi yang menjulang tinggi di hadapannya.Sambil memandang sekitar, para mahasiswa tampak cuek dengan urusan masing-masing. Seolah tak melihat Shirin—satu-satunya gadis berseragam SMA yang ada di sekitar sana.Sambil meneguk ludah, Shirin pun memberanikan diri untuk memasuki gedung. Dinding dan pilar beton yang dicat abu-abu mendominasi. Langit-langit yang tinggi berwarna putih polos. Shirin berjalan pelan sambil memeluk hand bag yang dibawanya. Sibuk mengamati setiap sudut lobi, tubuh Shirin tak sengaja menabrak seseorang."Aduh—eh? Anak SMA?" suara seorang gadis membuat Shirin mendongak. Seorang gadis dengan jeans dan kaus berlengan panjang membungkuk sambil memerhatikan Shirin yang lebih pendek darinya. "Cari siapa, Dek?" tan
[Abizart Dirgantara]Cewek paling cantik. Kata-kata itu bergema di hatiku saat menyaksikan cewek itu dari kejauhan. Dia berdiri di antara para orangtua yang menunggu anak-anak mereka selesai ujian. Dengan tongkat penyangga di ketiak kanan karena kakinya patah. Garis wajahya lembut, dengan tatapan mata sayu dan dagu selalu tertunduk.Sejak kapan aku tidak bisa melepaskan mataku darinya? Sekarang aku bagaikan seorang stalker, penguntit yang terus-menerus membayanginya setiap hari. Menyaksikan ketegaran yang disuguhkannya pada dunia. Menyaksikannya melepas topeng itu, menampakkan seorang remaja biasa yang takut menghadapi begitu banyak orang yang menertawakannya diam-diam di balik punggungnya.Dan merasa dia luar biasa cantik karenanya.Tuhan ... bolehkah aku mencintainya? Meskipun pada akhirnya aku akan menyakit
"Tanpamu, aku hanya ingin mencari tempat untuk menangis dan berteriak."***Mia keluar dari kelas XI IPS 2 dan celingukan waspada. Koridor masih ramai karena bel baru berbunyi tiga menit lalu. Mia mengembuskan napas lega begitu sosok yang dihindari tak terlihat batang hidungnya. Alhasil, ia pun melenggang santai menyusuri koridor.Gadis itu melotot dan sontak menutup wajahnya dengan buku begitu melihat Pak Shim keluar dari kelas XI IPS 1. Mia bisa melihat Pak Shim yang sedang mengobrol sebentar dengan para siswi. Dengan cepat, Mia berhambur ke kerumunan siswa. Namun, baru saja ia hendak keluar dari koridor, suara yang tak diharapkannya memanggil."Mia!" panggil Pak Shim tegas.Mia sontak menghentikan langkah dan mengembuskan napas lelah. Ia berbalik dengan gontai. "Saya 'kan, sudah konseling, Pak. Sudah," ujarnya.Pak Shim mengusap wajah seraya berjalan melewati Mia. "Ikut saya."Mendengar itu, Mia menggeram. Namun, akhirnya menurut j
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore