Share

7. Tempatmu Pulang

Satu hal yang mengejutkan Lena ketika dia tiba di bandara dan menuruni tangga untuk keluar dari pesawat jet yang ternyata super mewah ketika dia melihatnya secara langsung dari luar.

Lena memilih bungkam dan menyembunyikan segala ekspresi terkejutnya, walaupun segala tanya di kepala terus saja berkecamuk meminta penjelasan tentang 'dari mana Oliver punya akses untuk menaiki pesawat pribadi dengan harga fantastis ini?'

"Apa kau baik-baik saja? Apa kau merasakan mual?" tanya Oliver penuh perhatian. Dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Lena, tapi detik itu pula Lena menghalaunya dan melayangkan tatapan sinis padanya.

"Aku baik-baik saja. Jangan coba-coba menyentuhku," ucapnya sinis.

Mendengar itu, Oliver pun menarik kembali tangannya dan menyimpannya kembali di samping tubuhnya. Dia tampak cukup tenang untuk seseorang yang sedang merasakan hatinya berubah getir karena berulang-ulang kali mendapatkan penolakan, kata-kata sinis juga kasar dari perempuan yang dicintai dan yang berusaha ia lindungi.

Meskipun selalu mendapatkan respon buruk, tapi tak sekalipun Oliver merasa lelah. Dia terus saja menunjukan rasa sayang dan perhatiannya pada perempuan itu.

"Kau masuk lebih dulu ke dalam mobil itu. Aku harus pergi untuk membeli sesuatu," ucap Oliver seraya menunjuk sebuah mobil Audi yang terparkir di depan mereka.

Lena memicingkan matanya dan menatap mobil itu dengan penuh curiga, sebelum kemudian menyilangkan kedua tangannya di dada dan mendelikan kedua matanya.

"Kau pikir aku akan percaya pada ucapanmu? Kau memintaku masuk ke dalam mobil asing untuk membuangku, ha?" tuduhnya.

Oliver menatap Lena tak habis pikir setelah mendengar tuduhan itu. "Kenapa kau bepikir sejauh itu? Aku tak akan melakukan kejahatan apapun padamu. Mobil itu aman. Kau boleh mengamuk padaku kalau mobil itu tak aman."

Setelahnya, tanpa menunggu respon dari Lena yang tentu saja akan memicu perdebatan yang panjang, Oliver sudah lebih dulu mengambil langkah lebar untuk kembali masuk ke dalam area bandara.

Lena awalnya ragu untuk masuk. Dia lebih dulu mengamati mobil itu untuk sekadae memastikan situasi, dan ketika dia merasa tak ada hal-hal janggal, dia pun memberanikan diri untuk mendekat dan masuk ke dalam mobil itu. Sedangkan sang sopir yang duduk di kursi kemudi itu hanya diam.

"Aku akan mencakar wajah pria tua itu kalau dia sampai berniat jahat padaku dengan mobil ini," gumam Lena jengkel, sambil sesekali dengan gusar melihat ke luar jendela untuk memastikan Oliver segera datang dan menghampiri mobil ini.

***

"Makan ini," ucap Oliver seraya memberikan buah jeruk yang sudah dikupas dengan serat-serat putih yang sudah dibuang itu pada Lena.

"Kau pasti sudah menaruh racun di sana," tuduh Lena seraya menatap jeruk itu dengan tatapan menghardik.

Oliver mendengus geli. "Ya Tuhan... kau benar-benar menganggapku penjahat. Ini hanya jeruk, Lena, tak mungkin aku menaruh racun di sana. Kau tak percaya?"

"Tidak. Aku tidak percaya padamu."

Dengan sedikit kesal, Oliver pun mengmabil satu bagian dari jeruk itu dan memasukannya ke dalam mulutnya. Dia memakan jeruk itu di depan Lena.

"Lihat, aku baik-baik saja. Ini hanya jeruk. Makanlah. Aku tahu kau merasa pusing dan mual karena perjalanan jauh menggunakan pesawat," tukasnya.

Pada akhirnya Lena pun mengambil jeruk itu dan barulah dia berani memakannya. Rasa manis dan segar dari buah jeruk itu langsung menenangkan pencernaan Lena yang sedari tadi tak baik-baik saja karena Oliver benar... sedari tadi Lena berdiam diri menahan rasa mual dan pening di kepalanya. Namun, dia enggan mengakui kalau hanya dengan jeruk ini, Oliver sudah sangat membantunya.

"Kau masuk kembali ke dalam area bandara untuk sekadar membeli jeruk? Tak berguna sekali," pedas Lena meremehkan tindakan Oliver.

Sedangkan Oliver justru menanggapinya dengan senyuman lebar. "Iya karena aku pikir jeruk akan sangat berguna untukmu. Wajahmu sangat pucat, jadi aku membelikanmu buah-buahan yang bisa sedikit menyegarkan tenggorokan dan pencernaanmu."

"Jangan berperan jadi orang baik, Oliver. Sampai kapanpun kau tetap penjahat di mataku."

Oliver mengangkat bahunya ringan. "Itu bukan masalah besar untukku. Kalau kau menganggapmu sebagai penjahat, maka aku akan menganggapmu sebagai polisinya. Aku akan rela menyerahkan diri padamu."

Lena mendengus sinis dan menatap Oliver dengan muak. "Kau menjijikan."

"Iya aku pun menyayangimu, Lena."

Lena mendelik tajam mendengar respon Oliver itu, lalu kembali menatap jendela sembari terus memakan sisa jeruk yang ada di tangannya.

Saat itu mobil yang di tumpanginya mulai melaju ke arah perbukitan yang dekat dengan laut. Sampai kemudian Lena dibuat terpaku di tempatnya ketika akhirnya mobil berhenti di sebuah bangunan yang membuat Lena merasa takjub.

Rumah besar yang dibangun pada tebing yang langsung menghadap ke laut itu terlihat seperti sebuah kastil super indah yang didampingi pemandangan laut yang tak kalah luar biasanya. Cukup lama Lena membeku di tempatnya dalam lamunannya memandangi rumah indah itu, ketika dis tiba-tiba tersadar karena pintu di sampingnya terbuka dengan Oliver yang berdiri di sana, sambil mengulurkan tangannya.

"Ayo kita masuk ke dalam rumah," ajak Oliver dengan ramahnya.

Namun, Lena tak menyambut uluran tangan itu. Dia memilih keluar dari mobil lalu berjalan melewati Oliver dengan mengabaikan sikap hangat pria itu terhadapnya.

Sejenak Oliver memandangi uluran tangannya itu dengan tatapan nanar, sebelum kemudian dia memasang senyum maklum di wajahnya dan menarik kembali tangannya itu.

"Rumah? Tempat milik siapa yang kau maksud dengan rumah?" tanya Lena pada Oliver. Dia menatap Oliver dengan tatapan menilai.

Oliver menaikan kedua alisnya dan sesaat menatap bingung ke arah Lena karena tak mengerti kenapa Lena menanyakan hal itu. Sampai akhirnya dia pun mengulas senyuman manisnya ketika akhirnya sadar kalau Lena masih terus meragukan dirinya.

"Milik kita. Mulai hari ini dan seterusnya kau dan aku akan tinggal di sini karena setelah kita menikah, rumah tempatmu pulang adalah aku. Entah kau suka ataupun tidak," jelas Oliver.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status