Beranda / Romansa / Terjerat Pesona Mama Temanku / Hampa & senyuman gadis misterius

Share

Hampa & senyuman gadis misterius

Penulis: Risya Petrova
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-28 23:20:45

Adit membuka pintu kamar kosnya dengan langkah lunglai. Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam, dan langit di luar makin kelam.

Rasa penat bercampur hampa menggulung di dadanya. Kepalanya masih penuh dengan bayang-bayang Sarah. Suara lembutnya, cara perempuan itu menyebut namanya, bahkan aroma tubuh Sarah yang menenangkan, semuanya masih berputar-putar di ingatan.

Tapi begitu pintu kamar kos terbuka, pemandangan yang menyambutnya langsung membuat langkah Adit terhenti.

"Eh, maaf!" serunya spontan.

Di dalam kamar, Tigar dan Jesica sedang asyik berpelukan dan ciuman di atas kasur.

Jesica yang kaget langsung mendorong tubuh Tigar pelan, wajahnya merah padam. Sementara Tigar? Masih santai. Bahkan hanya melirik Adit sebentar dan mengangkat alis.

"Bro, lu nggak pernah ketok pintu dulu ya?"

"Ini kamar kos gua juga, Gar," balas Adit datar. Tapi suaranya tidak keras. Dia buru-buru mundur lagi dan menutup pintu.

Jesica sendiri langsung berdiri. "Maaf ya, Dit.
Risya Petrova

Kira-kira 'dia' siapa ya guys ...? Kisah Adit & Sarah akan semakin seru. Jangan lewatkan kelanjutannya. Makasih para pembaca yang sudah setia dan masih akan selalu setia pada cerita ini ^^ ~ Kadang, kesetiaan itu seperti senja indah dalam cerita, tapi tak semua orang sanggup menunggu datangnya dengan sabar. ~

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Hampa & senyuman gadis misterius

    Adit membuka pintu kamar kosnya dengan langkah lunglai. Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam, dan langit di luar makin kelam.Rasa penat bercampur hampa menggulung di dadanya. Kepalanya masih penuh dengan bayang-bayang Sarah. Suara lembutnya, cara perempuan itu menyebut namanya, bahkan aroma tubuh Sarah yang menenangkan, semuanya masih berputar-putar di ingatan.Tapi begitu pintu kamar kos terbuka, pemandangan yang menyambutnya langsung membuat langkah Adit terhenti."Eh, maaf!" serunya spontan.Di dalam kamar, Tigar dan Jesica sedang asyik berpelukan dan ciuman di atas kasur.Jesica yang kaget langsung mendorong tubuh Tigar pelan, wajahnya merah padam. Sementara Tigar? Masih santai. Bahkan hanya melirik Adit sebentar dan mengangkat alis."Bro, lu nggak pernah ketok pintu dulu ya?""Ini kamar kos gua juga, Gar," balas Adit datar. Tapi suaranya tidak keras. Dia buru-buru mundur lagi dan menutup pintu.Jesica sendiri langsung berdiri. "Maaf ya, Dit.

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Hardi sadar

    “Semoga cepat sehat lagi,” ucap Damar akhirnya, suara yang keluar dari bibirnya lebih rendah, lebih tenang dari sebelumnya. Mungkin karena lelah, mungkin juga karena hatinya diam-diam mulai jengah dengan semua pertikaian.Ia menaruh kantung buah-buahan yang tadi ia beli di supermarket di meja samping tempat tidur Sarah. Baru sadar, tangan kanannya menjinjing kantung kresek besar lain yang sedari tadi hanya menggantung tanpa arti.Sarah hanya menatapnya tanpa banyak kata. Namun ucapan itu, seberapa pun datarnya, tetap membuat dada Sarah terasa sesak. Semua ini ... terlalu melelahkan.Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka disusul langkah cepat mengalihkan perhatian mereka berdua."Mama ... Kenalin, ini Naura, pacarku," ucap Hardian sambil menggandeng tangan seorang gadis berambut panjang yang menatap Sarah penuh simpati.Sarah menoleh. Wajahnya sedikit cerah, menyambut tamu barunya. Senyum tipis muncul di sudut bibirnya. "Halo, Naura. Akhirnya ketemu juga. Makasih udah nemenin Hardi ya Ca

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Biarkan orang yang kamu sayangi bahagia

    Suara bernada tinggi dan lantang itu diartikan Adit sebagai bentakan untuk Sarah. Dan ia tidak suka itu. Rahangnya mengencang."Jangan bentak Sarah," ucap Adit tajam, matanya menatap Damar tanpa gentar. "Jangan sedikit-sedikit menyalahkan dia."Damar sontak menoleh dengan wajah tersinggung. “Kamu pikir kamu siapa bisa ngatur aku bicara sama istri ku sendiri?!”“Aku bukan siapa-siapa, tapi aku nggak akan diam kalau kamu nyakitin dia dengan kata-kata kamu,” balas Adit.Damar melangkah mendekat. Napasnya memburu. “Kamu terlalu lancang. Kamu bukan bagian dari kami, Dit. Kamu juga masih bocah! Jangan sok-sokan ngajarin aku jadi suami. Kalian ini cuma dua orang kesepian yang salah jalan, ngerti?!”Adit tetap berdiri tegak. “Kalau jadi suami cuma bisa bikin istri merasa kesepian, mungkin kamu harus mulai dengerin orang lain. Bahkan kalau orang itu bocah, kayak katamu.”“Aku bisa laporin kamu! Ini udah keterlaluan. Kamu mengganggu istri orang! Ini udah ranah hukum!”Sarah langsung menyela. Su

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Meruntuhkan topeng

    Adit berdiri di ambang pintu dengan helm tergantung di tangan kiri, senyum tipis basa-basi muncul di wajahnya. Ia belum menyadari atmosfer kamar yang menegang."Maaf ... aku cuma mau ngambil sesuatu yang tertinggal," katanya santai, bersikap natural. "Kayaknya kunci motorku ketinggalan."Tak ada jawaban.Hening menyambutnya.Sarah menatap Adit dengan mata membelalak pelan, wajahnya pucat.Damar pun hanya menoleh setengah, garis rahangnya mengeras, rahang kirinya tampak menegang. Tapi sorot matanya sangat jelas menatap tajam Adit.Adit mengedarkan pandangannya, agak heran karena tak satu pun dari mereka menanggapi. Tapi ia berusaha tetap tenang. Suasana yang canggung ini membuatnya ingin cepat-cepat pergi. Karena ia tidak mau membuat susah Sarah lagi, dan menambah beban pikirannya, apa lagi di sini ... ada Damar."Maaf ... aku masuk ya ... aku mau ambil dulu, ya?" lanjutnya pelan sambil melangkah masuk perlahan.Ia berjalan melewati kursi Damar, ke arah nakas kecil di sisi tempat tidur

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Begitu salah, begitu benar

    Hardian merasa dadanya sesak. Kepalanya penuh. Kalimat-kalimat terakhir Papa dan Mama saling bersahutan di kepalanya, dan semua itu membuatnya ingin muntah. Ia berdiri, langkahnya terburu-buru menuju pintu."Aku nggak mau denger lagi!" gerutunya kasar, tak peduli dengan tatapan kaget kedua orang tuanya.Sarah memanggilnya panik, “Hardi ... kamu mau ke mana, Nak?”Tidak ada jawaban.Langkah Hardian cepat dan mantap, keluar dari ruangan. Kepalanya menunduk, rahangnya mengeras, dan pintu itu tertutup di belakangnya dengan suara yang cukup keras, tapi bukan membanting.Damar hanya menatap ke arah pintu. Wajahnya dingin, namun matanya menggelap. Ia tidak memanggil anaknya, tidak mencoba menahan. Seolah memang membiarkan Hardian pergi untuk menenangkan diri. Tapi suasana yang tersisa di ruangan itu jadi hampa.Dan saat hanya ada mereka berdua, Sarah dan Damar, di ruangan yang sunyi itu, keduanya saling menatap. Bukan dengan cinta. Tapi dengan luka. Dengan penyesalan yang saling menyalahkan.

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bukan keluarga cemara

    Kelopak mata Sarah langsung terbuka. Nafasnya tercekat. Ia menoleh cepat ke arah sumber suara. "Apa?"Hardian berdiri di sisi ranjang, menatap ibunya lurus-lurus. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya penuh tekanan."Aku tanya sekali lagi, Ma. Mama sebegitu cintanya sama Adit, ya?"Sarah nyaris tidak bisa berkata-kata. Mulutnya terbuka, tapi tak ada suara yang keluar. Tangannya refleks menarik selimut lebih tinggi, seolah bisa menyembunyikan kegugupannya di balik kain tipis itu."Hardian ... itu bukan pertanyaan yang bisa Mama jawab dengan gampang," gumamnya pelan."Aku nggak minta jawaban gampang," potong Hardian cepat. "Aku minta jawaban jujur. Jelas. Tanpa dibungkus kalimat yang halus atau dibelok-belokin. Aku udah cukup besar untuk tahu semuanya. Aku nggak anak kecil lagi. Aku dua puluh satu tahun, Ma. Aku berhak tahu. Jangan pernah menutup-nutupi sesuatu dari aku!”Sarah terdiam. Pandangannya mengarah ke langit-langit, lalu ke wajah putranya."Selama ini aku pikir kita keluarga yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status