"Nanti Daddy dan Mommy akan sering berkunjung ke sini. Kalau ada apa - apa, Sean bisa minta guru hubungi Daddy" Ucap Sky Yuan sambil memeluk Sean saat mengantarnya masuk sekolah asrama. Selama dua bulan ini mereka tinggal bersama, sudah terbangun chemistry di antara mereka bertiga layaknya satu keluarga. Sky semakin menyukai Alin yang ternyata walaupun lidahnya tajam padanya, dia sangat lembut dan perhatian. Istri idaman dan figur ibu yang hebat untuk anaknya, Sky yakin hal itu.
"Uhm. Om Sky dan mommy mau balik ke Singapura?" Sean masih belum terbiasa memanggil Sky dengan sebutan "daddy""Ya. Nanti Sean libur, akan di jemput. Kita liburan ke Singapura atau ke tempat lain yang kalian inginkan" Sky Yuan melirik Alin yang masih memeluk Sean di dadanya."Mommy love you, Sean. Jaga diri baik - baik, sopan dan nurut sama gurumu dan belajarlah yang rajin" Bisik Alin, mencium kening dan rambut Sean sampai menitikkan airmata."Mom... Om Sky... Sean mau adMereka sampai di kediaman Sky Yuan tengah malam. Hanya Mr. Philippe yang menyambut kedatangan Alin karena semua sudah terlelap di peraduannya. Sky memerintahkan Mr. Philippe untuk menyiapkan kamar tamu untuk Daffa sebelum dia membawa Alin ke kamarnya di lantai tiga."Tidurlah atau kamu mau mandi dulu?" Tanya Sky pada Alin saat mereka sudah sampai di kamar."Aku mau mandi sebentar" Jawab Alin singkat. Dia melihat Mr. Philippe baru saja meletakkan koper pakaian Alin dan Sky Yuan dekat pintu dalam kamar yang di ambil oleh Sky yang menggiring koper - koper tersebut ke dekat wall in closet.Alin sedang menikmati busa sabun milik Sky Yuan di bawah shower saat pria itu menyelonong masuk sudah membuka pakaiannya, menyisakan lapisan terakhir yang masih melekat."Kok kamu masuk? Aku sebentar lagi selesai" Protes Alin menatap wajah Sky sepintas, tidak berani menggerakkan matanya ke bagian tubuh Sky yang lainnya. Entahlah rasanya berdebar - debar dan memalukan."Aku ingin mem
Alin tertidur di sofa dalam perpustakaan dengan buku yang terbuka di tangannya.Buku Amelia Jane."Kamu menyukai cerita seperti ini" Gumam Sky Yuan sambil mengangkat tubuh Alin untuk dia pindahkan ke tempat tidur yang juga masih ada di perpustakaan tersebut. Dulu Sky Yuan sering tertidur di sofa, jadi dia meminta Mr. Philippe untuk menyediakan tempat tidur di perpustakaan."Sky..." Bisik Alin membuka matanya sebentar kemudian lanjut pulas lagi."Istirahatlah... Aku akan bekerja di ruangan sebelah" Ucap Sky sambil membelai rambut Alin lembut dan mengecup kening istrinya itu yang sudah menjadi kebiasaan baru bagi Sky tapi dia menyukainya. Alin terbangun sudah di tempat tidur. Seingatnya tadi dia duduk di sofa. Ada buku Amelia Jane di atas nakas tempat tidur. Zia sudah pulang sekolah dan ganti baju casual. Alin melihat keluar yang sudah menunjukkan waktu sore. "Ternyata aku tidur cukup lama" Gumamnya. Zia membawa Alin untuk makan
Sky Yuan terus memacu tubuh istrinya, menciumi bibir dan sekujur tubuh Alin agar wanitanya itu merasakan kenikmatan seperti dirinya rasakan. Sky melumat bibir Alin dalam dan lembut. Memainkan squishy kenyal milik istrinya itu yang menegang kencang. Terdengar desahan suara Alin dan tubuhnya melenting, menjepit kuat tubuh Sky yang membuat Sky berteriak "Fuck!! Alin... Kamu sangat nikmat, istriku" Sky Yuan yang sudah banyak mencicipi tubuh gadis - gadis muda namun ini adalah pertama kali baginya merasakan bercinta yang sangat nikmat. Sky Yuan yang hanya mau menyentuh gadis muda polos bukan bekas dari orang lain kecuali Velisha dan Merlin karena beberapa alasan, kini dia takluk pada Alin yang notabene sudah pernah menikah dan melahirkan normal. "Alin..." Sky menyemprotkan benihnya seiring dengan teriakannya.Di ruang kerja Sky, Velisha duduk gelisah. Terkadang dia bergoyang ke kiri dan ke kanan, celananya basah sudah. Ya, Velisha mendengar jelas desahan dan te
Zia dan Janette pulang ke kediaman Sky Yuan tapi kediaman sangat sepi, bahkan tidak ada Mr. Philippe yang biasanya sudah bangun pagi - pagi sekali. Di dapur, Alex terlihat kelelahan tertidur di kursi yang ada di dapurnya.Janette sudah merasakan firasat tidak nyaman sejak semalam Zia di kirim menginap ke rumahnya tanpa di beritahu Sky sebelumnya."Kemana semua orang? Jam berapa ini, kenapa masih pada tidur? Alex.... Alex... Sudah jam 7 pagi, kamu ga buatin sarapan. Apakah Nyonya Muda sudah turun?" Zia mengguncang tubuh Alex sehingga pria bertubuh bongsor itu terkaget bangun.Janette pergi ke kamarnya dan menghubungi Sky Yuan namun telpnya tidak di jawab.Dari arah belakang Mr. Philippe berlari tergopoh - gopoh melihat mobil Nyonya Janette di halaman."Mr. Philippe!! Anda dari mana? Di mana para pekerja?" Tanya Zia yang mengagetkan Mr. Philippe."Ach, mengagetkan!! Mengenai para pekerja, Tuan Muda memberi libur satu hari ini sehin
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian malam itu, Sky Yuan tidak pernah pulang ke rumah atau tidur bersama Alin. Tepatnya Sky Yuan pulang ke rumah ketika Alin sudah pulas dalam tidur malamnya dini hari atau saat Alin tidak berada di rumah. Dia menghindarinya."Mr. Philippe, Sky Yuan tidak pulang lagi?" Tanya Alin yang berjalan turun dari kamarnya melalui tangga. Tadi bangun tidur, Alin melihat ada yang berubah dalam susunan pakaian Sky, tidak mungkin Mr. Philippe yang masuk saat dia tertidur. Pasti Sky. Alin sudah sering merasakan nafas Sky berada dekat dirinya, terkadang menciumnya saat dirinya tidak bisa membuka mata."Tuan Muda masih sibuk dengan pekerjaannya, Nyonya. Nanti beliau akan pulang setelah semuanya selesai" Jawaban yang selalu di lontarkan Mr. Philippe pada Alin atau Zia saat mereka makan malam hanya berdua. Janette juga mengatakan kalau dirinya sibuk dengan urusan bisnisnya di luar negri, jadi akan jarang pulang. "Nyonya mau pergi berkuda
Daffa segera berdiri untuk membukakan pintu, tepatnya menarik pergelangan tangan wanita muda yang dia hubungi beberapa menit lalu."Sky... Och sedang meeting yaa? Maaf! Aku akan menunggu di luar" cicit Alin menutup mulutnya segera saat melihat tatapan orang di dalam ruangan langsung tertuju padanya. Alin mau mundur tapi tangannya di pegang dan di tarik Daffa yang menutup pintu di belakangnya kembali.Alin merasa gugup dan sesuatu lolos keluar dari tubuhnya. Wajah cantik Alin terlihat semakin memerah malu apalagi dia melihat AC di kiri dan kanan belakangnya, angin dingin AC seakan membekukan tubuh Alin yang gemetar menggigil. Dia sangat malu karena buang angin secara tidak sengaja. "A-aku akan tunggu di luar, Daffa" bisik Alin pelan memohon pada Daffa. "Kemarilah ... " panggil Sky Yuan lembut. Para staff terkejut mendengar suara pimpinan mereka yang sangat berbeda dari tadi, bahkan mereka tidak pernah mendengar bos mereka itu bisa berkata lembut pada seorang wanita. Siapa wanita ini?
"Auchh, Sky! Tidak bisakah otot besarmu itu di kondisikan tidak tegak grak kalau berdekatan denganku? Apalagi ini kita di atas kuda!" protes Alin yang merasakan ada yang mengganjal menusuk pinggangnya dari belakang. Tadi Sky ngotot ingin menunggangi kuda berdua Alin. Sesuai janjinya, Sky sekali seminggu meluangkan waktunya untuk mengajak Alin pergi berkuda. Sepertinya Sky juga memang sengaja mengajak Alin satu kuda berdua."Aku sudah tidak sabar ingin menyiramimu, Wifey.""Beugh! Bukannya sejak waktu itu kamu terus menyiramiku setiap hari, Mister Yuan? Jangan bilang kamu amnesia!"Sky terbahak. Melihat Alin menggerutu kesal padanya, semakin dia suka. Istrinya selalu jujur dalam berekspresi."Wifey ... Sudah enam bulan aku rutin menyiramimu, kenapa belum ada kabar dari sini?" tanya Sky Yuan sambil membelai perut Alin, ototnya semakin keras menusuk pinggang belakang istrinya itu. Sepertinya tidak akan berhenti menusuk kalau belum di masukin ke rumahnya."Mungkin kita keseringan. Harusnya
Sky hanya mengenakan kaos ketat membalut tubuh atletisnya dengan bawahan celana panjang training. Dia berdiri di balkon kamar resort tempat mereka menginap. Matanya dingin, ekspresi wajahnya kaku dan di sela jemari telunjuk dan jari tengahnya ada rokok yang masih menyala, separoh rokok itu sudah menjadi abu yang berjatuhan di lantai."Sky!" panggil Alin lirih.Sky langsung berpaling begitu mendengar suara wanita pujaannya."Yes, Wifey. Sean sudah tidur?" tanya Sky sambil mematikan dan membuang rokok di selipan jemarinya ke tong sampah yang ada di sudut balkon."Masih nonton animax. Apa yang terjadi? Selama ini aku tidak pernah melihatmu merokok" Alin berjalan menghampiri dan memeluk tubuh tinggi atletis suaminya itu dari belakang. Menghirup wangi mint maskulin milik suaminya."Hm, Biarkan dia menikmati waktu liburnya. Aku tadi ke bawah dan seseorang memberiku rokok, tidak enak menolaknya jadi aku bawa dan tidak ku hisap. Maaf!" Sky membelai tangan Alin yang melilit ke perutnya dan me