Home / Romansa / Ternyata Kamu yang Aku Cintai / Siapa Yang Menjawab Telpon?

Share

Siapa Yang Menjawab Telpon?

Author: Neng Anjar
last update Last Updated: 2022-02-15 16:59:28

Milla akhirnya memutuskan untuk menelpon tukang pangkas pohon itu untuk menanyakan alasan dan sebab keterlambatannya datang.

"Maaf, Non Milla, Saya tadi malam sudah telpon ke vila untuk mengonfirmasi ke pemilik vila tersebut dan memastikan soal pekerjaan yang kita sepakati kemarin untuk pekerjaan hari ini tetapi saat telpon diangkat oleh pemilik vila, katanya Dia sedang ada di luar dan membatalkan kesepakatan kerja hari ini karena Dia sedang tidak berada di vila," kata sang tukang pangkas pohon itu kepada Milla sopan.

"Siapa yang membatalkannya, Pak?" tanya Milla merasa heran.

Pikirannya langsung mendarat pada sosok Eddy. Namun, kemudian dia tepis, sebab Milla sendiri tidak merasa yakin apakah orang yang dimaksud oleh tukang pangkas pohon itu adalah Eddy.

"Orang itu mengaku sebagai pemilik vila, Non," sahut tukang pangkas pohon itu tegas.

Milla langsung paham siapa yang dimaksud tukang pangkas pohon tersebut. 

Siapa lagi kalau bukan Eddy? 

Awalnya Milla memang meragukan bahwa Eddy yang telah melakukan semuanya dengan sengaja.

Tapi setelah ada pengakuan kepada tukang pangkas pohon bahwa itu adalah pemilik vila, siapa lagi yang bisa mengaku sebagai pemilik kalau bukan Eddy sendiri?

Milla benar-benar merasa kecewa dengan sikap Eddy, dia sudah menunggu dan membuang waktu seharian untuk tukang yang tidak pernah akan muncul sementara Eddy dengan seenaknya sendiri membatalkan janji yang telah Milla sepakati dengan tukang pangkas pohon itu tanpa merasa perlu untuk memberitahukan kepadanya bahwa dia telah membatalkan janji tersebut.

Akhirnya Milla memperbaharui kontrak kerjanya dengan tukang pangkas pohon itu lalu kemudian menyuruhnya untuk datang keesokan harinya.

Setelah semua urusan itu beres, Milla berjalan menuju bangunan vila untuk segera menemui Eddy.

"Kalau memang ingin ikut campur kenapa Dia tidak bilang dari awal? Pria ini benar-benar tidak berpendirian sekali. Bagaimana mungkin kemarin bilang tidak mau ikut campur sekarang tiba-tiba saja membatalkan janji yang Aku buat dengan salah satu pekerja yang akan Aku pakai," gerutu Milla panjang lebar.

Gadis itu terus menggerutu sambil melangkahkan kakinya menuju ke arah vila dengan berbagai macam pikiran yang mulai berkelebatan di dalam benaknya. 

Hal ini sungguh sangat meresahkan dan menimbulkan konflik di dalam hatinya.

Satu sisi dia marah karena Eddy ikut campur. Namun, di sisi lain Milla juga merasa tidak berdaya menghadapi sikap Eddy itu. Sebab, bagaimanapun Eddy memang merupakan pemilik vila jadi wajar saja kalau dia ikut campur dalam urusan renovasi. 

Satu hal yang disesali oleh Milla mengapa di awal Eddy berkata tidak ingin ikut campur kalau pada akhirnya dia malah mengacak-acak jadwal kerja yang telah dibuatnya.

Milla benar-benar penasaran dan sangat ingin tahu mengapa Eddy membatalkan janjinya dengan tukang pangkas pohon itu tanpa informasi lebih lanjut kepadanya.

"Apakah Dia telah mendapatkan arsitek yang lebih profesional?" tanya Milla kepada dirinya sendiri. "Tapi tidak, aku tidak percaya Dia berubah pikiran karena masalah itu," kata Milla lagi merasa galau.

Tanpa terasa Milla sudah sampai di depan pintu vila. Dia menatap pintu kokoh dari kayu jati itu dengan perasaan rumit. 

Sejenak gadis itu merasa ragu untuk mengetuk pintu vila, karena khawatir Eddy akan merasa terganggu dan marah. Namun, Milla menguatkan hatinya agar tidak ragu lagi untuk mengetuk pintu vila tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Dia mengetuk pintu vila kencang. Namun, hingga jarinya sakit, dia masih juga tidak mendapatkan jawaban. Milla kemudian mengintip ke dalam vila melalui kaca jendela vila dan mendapati keadaan di dalam vila sangat sepi sekali seperti tidak ada jejak kehidupan.

"Aneh. Apakah Dia belum pulang? Tapi tukang itu jelas-jelas bilang telah menelpon ke vila," gumam Milla merasa bingung.

Milla kembali mengetuk pintu vila lebih kencang tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam. 

Milla mengerutkan kening merasa kesal dan bosan.

'Sepertinya Dia benar-benar sedang tidak berada di rumah ... lalu siapa yang menjawab telpon tukang itu? Jangan-jangan telpon vila ini dialihkan ke ponselnya?' pikir Milla menduga-duga.

Gadis itu akhirnya memutuskan kembali ke pondoknya terlebih dahulu untuk bersih-bersih dan istirahat. 

Satu setengah jam kemudian ....

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dengan baju tidur, Milla merasa segar sekali serta rasa penatnya pun berkurang.

Dia duduk di tepi kasur membuka ikatan rambutnya dan menyisir perlahan sambil berpikir bagaimana cara terbaik berbicara dengan Eddy soal pembatalan kerja itu.

Setelah berpikir dan mendapatkan ide, Milla langsung bersiap-siap untuk tidur. Dia menaruh sisirnya di bufet dan naik ke tempat tidur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Hikmah Kehilangan

    Namun, semua itu berusaha ditepis olehnya karena rasanya tidak mungkin kalau salah satu di antara mereka mandul ... baik dirinya dan Eddy, mereka berdua benar-benar sehat dan bugar."Para tetua di keluarga suamiku mengatakan kalau kita kebanyakan melakukan hubungan suami istri kabarnya bisa membatalkan pembuahan," kata Nining seolah bisa membaca pikiran Milla."Ah! Benarkah?" tanya Milla membelalakkan matanya terkejut.Apakah dia lama tidak hamil karena dirinya dan Eddy terlalu banyak berhubungan? 'Jika benar seperti itu, Aku harus mengingatkan Eddy agar lebih menahan diri,' tekad Milla dalam hati.Mungkin mereka harus puasa selama beberapa hari dulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Nining tidak tahu kalau informasi yang dia katakan kepada Milla itu pada akhirnya akan membuat Milla menyiksa suaminya sendiri dengan menyuruhnya menahan.Sikap Milla yang selalu menghindar ketika diajak berhubungan suami istri benar-benar membuat Eddy kacau.Semua orang di kantor terkena imbasnya t

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Pertanyaan Milla

    "Tante?" potong Eddy bertanya heran.Dia cemberut mengingat Sinta. Apakah wanita itu yang melaporkan dirinya dan Milla?"Iya, Dia mengaku sebagai Tante dari Nona Milla, Dia bilang Dia adik dari papanya Nona Milla.""Ck! Wanita itu hampir ditangkap polisi karena mengaku-ngaku sebagai kerabat istriku sementara istriku sama sekali tidak mengenalnya dan Dia juga tidak memilki bukti yang menunjukkan kalau Dia benar-benar adik dari almarhum papa mertuaku.""Jadi Dia penipu?" "Iya, istriku tinggal di sini sejak lahir dan orang yang mengaku kerabat itu sama sekali tidak pernah muncul bahkan di hari pemakaman kedua orang tua istriku ... Entah apa ide yang ada di dalam pikiran wanita itu hingga tiba-tiba datang ke sini dan mengaku sebagai Tante istriku.""Maaf, Kami benar-benar tidak tahu kalau wanita itu adalah seorang penipu.""Tidak apa, Aku dan istriku memang baru saja menikah dan belum sempat membuat acara pesta ... kejadian ini mengingatkan kami untuk segera menggelar acara pesta agar ti

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Fitnah Sinta

    "Maaf ini hanya kesalahpahaman semata, kami mengakui orang yang salah ... kami akan pergi dari sini sekarang juga," katanya sambil memegang tangan Sinta dan Leni, bersiap untuk berlalu dari tempat itu."Apakah anda ingin meneruskan kasus ini?" tanya polisi kepada Eddy."Kalau mereka tetap bersikeras, Aku akan meneruskan masalah ini hingga ke meja hijau," kata Eddy mendominasi."Tidak! ... kami tidak akan lama-lama di sini, sekarang juga kami akan pamit," kata Romy tegas. "Jaga dirimu baik-baik," katanya lagi kepada Milla.Eddy dan Milla hanya memutar bola matanya bosan. Apakah sudah tidak terlambat untuk mengkhawatirkan Milla? Kemana saja mereka selama ini?"Jangan mengkhawatirkan istriku, Aku lebih tau cara menjaganya ketimbang orang-orang yang mengaku sebagai kerabatnya seperti kalian!" kata Eddy sinis.Romy mengakui kebenaran kata-kata Eddy, tanpa banyak kata dia meninggalkan tempat tersebut dengan membawa istri dan anaknya di kedua tangannya."Apakah ada yang lain yang bisa kami

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Dilaporkan

    "Ck! Sepertinya mereka tidak akan mau pergi secara sukarela," kata Eddy kepada Milla tidak bisa menyembunyikan nada sinis dalam suaranya."Sepertinya begitu, apakah Kamu punya ide?" tanya Milla serius."Aku akan menelepon polisi untuk mengeluarkan mereka dari sini."Eddy mengambil ponselnya dari kantong."Stop! Jangan menelepon polisi, kami akan keluar sekarang juga," kata Romy berusaha mencegah Eddy menghubungi polisi.Jika Meraka sampai di usir dengan menggunakan aparat itu pasti akan sangat memalukan sekali.Walaupun dirinya hanya pengusaha kecil tapi ini semua menyangkut nama baiknya, apa kata klien dan koleganya jika dia bersama keluarganya sampai diusir dengan tidak hormat dari vila keponakannya sendiri?"Pa!"Sinta dan Leni memprotes kata-kata Romy dengan nada tidak puas."Apa? Apa kalian ingin diangkut oleh pihak kepolisian karena tidak mau keluar dari sini?" tanya Romy melotot kesal."Dia tidak akan berani, itu hanya ancaman, bagaimanapun Aku tante kandungnya, apa kata tetang

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Bersikeras Ingin Tinggal

    Leni yang terlalu yakin pada kemampuannya sendiri sama sekali tidak menyadari kalau dia benar-benar tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merebut Eddy dari Milla karena sepupunya itu tidak akan pernah membiarkan dia tinggal di vila miliknya.Eddy sendiri sebagai targetnya merasa sangat muak dan jijik mendapati tatapan Leni kepada dirinya. Selain Milla di mata Eddy semua perempuan tidak ada bedanya dengan laki-laki.Dia benar-benar tidak menyukai wanita yang mengaku sebagai sepupu istrinya ini."Milla sayang, bolehkah kami menginap di sini barang seminggu dua Minggu? Tante tahu Kamu tidak mengingat kami tapi siapa tahu dengan menginapnya kami di sini Kamu akan kembali mengingat kami," bujuk Sinta tanpa malu-malu.Eddy cemberut mendengar keluarga istrinya yang entah datang dari mana ini meminta tinggal di vila yang telah diberikannya kepada Milla.Dia menoleh ke arah istrinya untuk melihat keputusan apa yang akan diambil olehnya saat ini. Walaupun dirinya tidak menyukai keluarga

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Menangis Darah

    Milla dan Eddy kembali ke vila dan menemui orang-orang yang mengaku sebagai keluarga Milla."Ah! Milla ... syukurlah Nak, Kamu sehat-sehat saja ...."Milla mengerutkan kening ketika wanita setengah baya yang datang ke rumahnya dengan penuh semangat memeluk dirinya.Eddy melepaskan Milla dari pelukan wanita tersebut dan membiarkannya berada di belakang dirinya."Siapa Kamu?" tanya Eddy tanpa membunyikan rasa tidak sukanya."Aku tantenya ... Milla ini Tante sayang, masa Kamu lupa sama Tante Sinta," kata wanita setengah baya itu dengan nada mengeluh sedih."Tante?" tanya Eddy sambil mengangkat sebelah alisnya.Eddy menoleh ke arah istrinya dan melihat Milla tampak tidak bergeming ataupun mengakui kalau dia mengenal wanita yang mengaku bernama Sinta tersebut."Iya, Aku adik Papa Milla ... lalu siapa Kamu?" tanya Sinta sambil menatap Eddy serius.Sinta merasa pria muda yang berbicara dengannya ini sepertinya bukan pria biasa-biasa saja. Auranya benar-benar membuat Sinta harus berpikir ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status