Share

Putuskan Sendiri

Author: Neng Anjar
last update Last Updated: 2022-02-15 16:57:49

"Selain itu Aku sibuk bekerja, besok pun Aku harus pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Apakah Kamu tidak apa-apa jika Aku tinggal dan mengerjakan semua ini sendiri?" kata Eddy lagi bertanya pada Milla.

"Tidak masalah," jawab Milla datar.

Bagaimana pun itu memang sudah menjadi tugasnya, semenjak Eddy memilih untuk tidak ikut campur tangan dan menyerahkan semua masalah yang terkait dengan urusan renovasi vila kepada dirinya.

"Kalau begitu semuanya beres," kata Eddy lega.

Tadinya Eddy sempat merasa tidak enak hati untuk menyampaikan kepada Milla bahwa dia akan pergi sementara dari tempat ini untuk membereskan pekerjaan yang sempat terbengkalai dan dia tinggalkan di Jakarta.

"Lalu kapan Kamu akan kembali? Soalnya untuk pemotongan pohon dan pembangunan taman Aku butuh persetujuan darimu," kata Milla serius.

Bagaimana pun tidak mungkin baginya mengambil keputusan sendiri tentang renovasi pembangunan ulang vila, karena vila ini bukan milik pribadinya.

"Kamu bisa memutuskannya sendiri, Aku percaya pada selera dan kemampuanmu dalam hal ini," kata Eddy sambil tersenyum.

"Baiklah, karena besok Kamu akan ke luar negeri, sebaiknya Kamu istirahat. Aku pulang dulu," kata Milla sambil beranjak dari duduknya.

"Oke," jawab Eddy sambil mengikuti Milla beranjak dari kursinya.

Milla memang benar, dia memang membutuhkan istirahat yang cukup untuk perjalan besok ke luar negeri.

'Untung saja sudah ada Milla yang dapat dipercaya untuk menangani semua urusan pembangunan vila ini,' batin Eddy merasa lega.

Sebab kalau tidak ada Milla, saat ini dia pasti sedang kebingungan memilih antara pekerjaannya dan pembangunan vila.

***

Eddy dan Milla telah mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dengan Milla sebagai penanggung jawab penuh atas pembangunan vila dan Eddy sebagai pemodal pembangunan tersebut.

Kesepakatan itu melegakan untuk Eddy serta Mila sendiri. Dengan adanya kepercayaan penuh dari Eddy kepada dirinya, gadis itu bisa menuangkan segala ide kreatif yang ada dalam pikirannya untuk pembangunan ulang taman dan renovasi vila yang akan dia kerjakan.

Eddy sendiri memang memberikan kebebasan kepada Milla untuk mengatur dan menjalankan renovasi vila sesuai keinginan gadis itu karena Eddy percaya pada kemampuannya.

Sudah seminggu ini Milla bekerja dengan sangat giat mengawasi tukang taman menyiangi rumput liar dan membuang kayu mati dari tanaman bunga mawar yang sudah kering. 

Hal ini dilakukan oleh Milla sebagai persiapan untuk mulai mengatur lanskap demi memberikan tampilan baru kepada taman vila tersebut.

"Non, ini bunga mawarnya sudah tidak bagus semua, apa tidak sebaiknya kita pangkas saja semuanya?" tanya tukang taman kepada Milla.

"Apakah sudah tidak dapat dipertahankan lagi?" tanya Milla ragu apakah harus mempertahankan bunga mawar itu atau membabat habis semua dan menggantinya dengan yang baru.

"Sudah jelek, Non. Ini tidak akan bagus kalau tetap dibiarkan tumbuh karena sudah tidak sehat lagi," kata tukang taman itu sambil berdiri memegang sebatang bunga mawar dan memperlihatkan pada Milla bercak putih yang ada di bawah kuntum dari bunga mawar tersebut.

"Ya sudah kalau memang begitu dibabat habis saja semuanya supaya bisa ditanami dengan bunga yang baru," kata Milla sambil menghela napas.

Dalam hati dia meminta maaf kepada almarhum nyonya majikannya karena tidak dapat mempertahankan bunga mawar yang telah beliau rawat dengan sepenuh hati.

Setelah berbicara dengan tukang kebun, Milla melihat jam tangannya dan berkali-kali dan menjulurkan kepalanya ke arah gerbang vila. 

Dia menunggu kedatangan tukang pangkas pohon yang dia sewa dan merupakan penduduk di sekitar vila.

Milla berharap dengan mencari tukang yang tinggalnya di sekitar vila semuanya dapat berjalan sesuai rencana, tidak ada keterlambatan atau apa pun yang dapat mempengaruhi kinerja para tukang tapi ternyata pekerjaan memangkas pohon pun harus tertunda karena pemangkas pohon itu sendiri tidak kunjung datang.

Padahal kemarin Milla sudah membuat perjanjian dan kesepakatan dengan tukang pangkas pohon itu agar datang sesuai waktu yang ditentukannya. Namun, hingga matahari hampir di atas kepalanya tukang itu masih juga belum datang.

"Ck, kemana sih itu orang, sudah jam segini belum juga datang," keluh Milla pelan dengan hati kesal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Hikmah Kehilangan

    Namun, semua itu berusaha ditepis olehnya karena rasanya tidak mungkin kalau salah satu di antara mereka mandul ... baik dirinya dan Eddy, mereka berdua benar-benar sehat dan bugar."Para tetua di keluarga suamiku mengatakan kalau kita kebanyakan melakukan hubungan suami istri kabarnya bisa membatalkan pembuahan," kata Nining seolah bisa membaca pikiran Milla."Ah! Benarkah?" tanya Milla membelalakkan matanya terkejut.Apakah dia lama tidak hamil karena dirinya dan Eddy terlalu banyak berhubungan? 'Jika benar seperti itu, Aku harus mengingatkan Eddy agar lebih menahan diri,' tekad Milla dalam hati.Mungkin mereka harus puasa selama beberapa hari dulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Nining tidak tahu kalau informasi yang dia katakan kepada Milla itu pada akhirnya akan membuat Milla menyiksa suaminya sendiri dengan menyuruhnya menahan.Sikap Milla yang selalu menghindar ketika diajak berhubungan suami istri benar-benar membuat Eddy kacau.Semua orang di kantor terkena imbasnya t

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Pertanyaan Milla

    "Tante?" potong Eddy bertanya heran.Dia cemberut mengingat Sinta. Apakah wanita itu yang melaporkan dirinya dan Milla?"Iya, Dia mengaku sebagai Tante dari Nona Milla, Dia bilang Dia adik dari papanya Nona Milla.""Ck! Wanita itu hampir ditangkap polisi karena mengaku-ngaku sebagai kerabat istriku sementara istriku sama sekali tidak mengenalnya dan Dia juga tidak memilki bukti yang menunjukkan kalau Dia benar-benar adik dari almarhum papa mertuaku.""Jadi Dia penipu?" "Iya, istriku tinggal di sini sejak lahir dan orang yang mengaku kerabat itu sama sekali tidak pernah muncul bahkan di hari pemakaman kedua orang tua istriku ... Entah apa ide yang ada di dalam pikiran wanita itu hingga tiba-tiba datang ke sini dan mengaku sebagai Tante istriku.""Maaf, Kami benar-benar tidak tahu kalau wanita itu adalah seorang penipu.""Tidak apa, Aku dan istriku memang baru saja menikah dan belum sempat membuat acara pesta ... kejadian ini mengingatkan kami untuk segera menggelar acara pesta agar ti

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Fitnah Sinta

    "Maaf ini hanya kesalahpahaman semata, kami mengakui orang yang salah ... kami akan pergi dari sini sekarang juga," katanya sambil memegang tangan Sinta dan Leni, bersiap untuk berlalu dari tempat itu."Apakah anda ingin meneruskan kasus ini?" tanya polisi kepada Eddy."Kalau mereka tetap bersikeras, Aku akan meneruskan masalah ini hingga ke meja hijau," kata Eddy mendominasi."Tidak! ... kami tidak akan lama-lama di sini, sekarang juga kami akan pamit," kata Romy tegas. "Jaga dirimu baik-baik," katanya lagi kepada Milla.Eddy dan Milla hanya memutar bola matanya bosan. Apakah sudah tidak terlambat untuk mengkhawatirkan Milla? Kemana saja mereka selama ini?"Jangan mengkhawatirkan istriku, Aku lebih tau cara menjaganya ketimbang orang-orang yang mengaku sebagai kerabatnya seperti kalian!" kata Eddy sinis.Romy mengakui kebenaran kata-kata Eddy, tanpa banyak kata dia meninggalkan tempat tersebut dengan membawa istri dan anaknya di kedua tangannya."Apakah ada yang lain yang bisa kami

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Dilaporkan

    "Ck! Sepertinya mereka tidak akan mau pergi secara sukarela," kata Eddy kepada Milla tidak bisa menyembunyikan nada sinis dalam suaranya."Sepertinya begitu, apakah Kamu punya ide?" tanya Milla serius."Aku akan menelepon polisi untuk mengeluarkan mereka dari sini."Eddy mengambil ponselnya dari kantong."Stop! Jangan menelepon polisi, kami akan keluar sekarang juga," kata Romy berusaha mencegah Eddy menghubungi polisi.Jika Meraka sampai di usir dengan menggunakan aparat itu pasti akan sangat memalukan sekali.Walaupun dirinya hanya pengusaha kecil tapi ini semua menyangkut nama baiknya, apa kata klien dan koleganya jika dia bersama keluarganya sampai diusir dengan tidak hormat dari vila keponakannya sendiri?"Pa!"Sinta dan Leni memprotes kata-kata Romy dengan nada tidak puas."Apa? Apa kalian ingin diangkut oleh pihak kepolisian karena tidak mau keluar dari sini?" tanya Romy melotot kesal."Dia tidak akan berani, itu hanya ancaman, bagaimanapun Aku tante kandungnya, apa kata tetang

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Bersikeras Ingin Tinggal

    Leni yang terlalu yakin pada kemampuannya sendiri sama sekali tidak menyadari kalau dia benar-benar tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merebut Eddy dari Milla karena sepupunya itu tidak akan pernah membiarkan dia tinggal di vila miliknya.Eddy sendiri sebagai targetnya merasa sangat muak dan jijik mendapati tatapan Leni kepada dirinya. Selain Milla di mata Eddy semua perempuan tidak ada bedanya dengan laki-laki.Dia benar-benar tidak menyukai wanita yang mengaku sebagai sepupu istrinya ini."Milla sayang, bolehkah kami menginap di sini barang seminggu dua Minggu? Tante tahu Kamu tidak mengingat kami tapi siapa tahu dengan menginapnya kami di sini Kamu akan kembali mengingat kami," bujuk Sinta tanpa malu-malu.Eddy cemberut mendengar keluarga istrinya yang entah datang dari mana ini meminta tinggal di vila yang telah diberikannya kepada Milla.Dia menoleh ke arah istrinya untuk melihat keputusan apa yang akan diambil olehnya saat ini. Walaupun dirinya tidak menyukai keluarga

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Menangis Darah

    Milla dan Eddy kembali ke vila dan menemui orang-orang yang mengaku sebagai keluarga Milla."Ah! Milla ... syukurlah Nak, Kamu sehat-sehat saja ...."Milla mengerutkan kening ketika wanita setengah baya yang datang ke rumahnya dengan penuh semangat memeluk dirinya.Eddy melepaskan Milla dari pelukan wanita tersebut dan membiarkannya berada di belakang dirinya."Siapa Kamu?" tanya Eddy tanpa membunyikan rasa tidak sukanya."Aku tantenya ... Milla ini Tante sayang, masa Kamu lupa sama Tante Sinta," kata wanita setengah baya itu dengan nada mengeluh sedih."Tante?" tanya Eddy sambil mengangkat sebelah alisnya.Eddy menoleh ke arah istrinya dan melihat Milla tampak tidak bergeming ataupun mengakui kalau dia mengenal wanita yang mengaku bernama Sinta tersebut."Iya, Aku adik Papa Milla ... lalu siapa Kamu?" tanya Sinta sambil menatap Eddy serius.Sinta merasa pria muda yang berbicara dengannya ini sepertinya bukan pria biasa-biasa saja. Auranya benar-benar membuat Sinta harus berpikir ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status