Share

Putuskan Sendiri

"Selain itu Aku sibuk bekerja, besok pun Aku harus pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Apakah Kamu tidak apa-apa jika Aku tinggal dan mengerjakan semua ini sendiri?" kata Eddy lagi bertanya pada Milla.

"Tidak masalah," jawab Milla datar.

Bagaimana pun itu memang sudah menjadi tugasnya, semenjak Eddy memilih untuk tidak ikut campur tangan dan menyerahkan semua masalah yang terkait dengan urusan renovasi vila kepada dirinya.

"Kalau begitu semuanya beres," kata Eddy lega.

Tadinya Eddy sempat merasa tidak enak hati untuk menyampaikan kepada Milla bahwa dia akan pergi sementara dari tempat ini untuk membereskan pekerjaan yang sempat terbengkalai dan dia tinggalkan di Jakarta.

"Lalu kapan Kamu akan kembali? Soalnya untuk pemotongan pohon dan pembangunan taman Aku butuh persetujuan darimu," kata Milla serius.

Bagaimana pun tidak mungkin baginya mengambil keputusan sendiri tentang renovasi pembangunan ulang vila, karena vila ini bukan milik pribadinya.

"Kamu bisa memutuskannya sendiri, Aku percaya pada selera dan kemampuanmu dalam hal ini," kata Eddy sambil tersenyum.

"Baiklah, karena besok Kamu akan ke luar negeri, sebaiknya Kamu istirahat. Aku pulang dulu," kata Milla sambil beranjak dari duduknya.

"Oke," jawab Eddy sambil mengikuti Milla beranjak dari kursinya.

Milla memang benar, dia memang membutuhkan istirahat yang cukup untuk perjalan besok ke luar negeri.

'Untung saja sudah ada Milla yang dapat dipercaya untuk menangani semua urusan pembangunan vila ini,' batin Eddy merasa lega.

Sebab kalau tidak ada Milla, saat ini dia pasti sedang kebingungan memilih antara pekerjaannya dan pembangunan vila.

***

Eddy dan Milla telah mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dengan Milla sebagai penanggung jawab penuh atas pembangunan vila dan Eddy sebagai pemodal pembangunan tersebut.

Kesepakatan itu melegakan untuk Eddy serta Mila sendiri. Dengan adanya kepercayaan penuh dari Eddy kepada dirinya, gadis itu bisa menuangkan segala ide kreatif yang ada dalam pikirannya untuk pembangunan ulang taman dan renovasi vila yang akan dia kerjakan.

Eddy sendiri memang memberikan kebebasan kepada Milla untuk mengatur dan menjalankan renovasi vila sesuai keinginan gadis itu karena Eddy percaya pada kemampuannya.

Sudah seminggu ini Milla bekerja dengan sangat giat mengawasi tukang taman menyiangi rumput liar dan membuang kayu mati dari tanaman bunga mawar yang sudah kering. 

Hal ini dilakukan oleh Milla sebagai persiapan untuk mulai mengatur lanskap demi memberikan tampilan baru kepada taman vila tersebut.

"Non, ini bunga mawarnya sudah tidak bagus semua, apa tidak sebaiknya kita pangkas saja semuanya?" tanya tukang taman kepada Milla.

"Apakah sudah tidak dapat dipertahankan lagi?" tanya Milla ragu apakah harus mempertahankan bunga mawar itu atau membabat habis semua dan menggantinya dengan yang baru.

"Sudah jelek, Non. Ini tidak akan bagus kalau tetap dibiarkan tumbuh karena sudah tidak sehat lagi," kata tukang taman itu sambil berdiri memegang sebatang bunga mawar dan memperlihatkan pada Milla bercak putih yang ada di bawah kuntum dari bunga mawar tersebut.

"Ya sudah kalau memang begitu dibabat habis saja semuanya supaya bisa ditanami dengan bunga yang baru," kata Milla sambil menghela napas.

Dalam hati dia meminta maaf kepada almarhum nyonya majikannya karena tidak dapat mempertahankan bunga mawar yang telah beliau rawat dengan sepenuh hati.

Setelah berbicara dengan tukang kebun, Milla melihat jam tangannya dan berkali-kali dan menjulurkan kepalanya ke arah gerbang vila. 

Dia menunggu kedatangan tukang pangkas pohon yang dia sewa dan merupakan penduduk di sekitar vila.

Milla berharap dengan mencari tukang yang tinggalnya di sekitar vila semuanya dapat berjalan sesuai rencana, tidak ada keterlambatan atau apa pun yang dapat mempengaruhi kinerja para tukang tapi ternyata pekerjaan memangkas pohon pun harus tertunda karena pemangkas pohon itu sendiri tidak kunjung datang.

Padahal kemarin Milla sudah membuat perjanjian dan kesepakatan dengan tukang pangkas pohon itu agar datang sesuai waktu yang ditentukannya. Namun, hingga matahari hampir di atas kepalanya tukang itu masih juga belum datang.

"Ck, kemana sih itu orang, sudah jam segini belum juga datang," keluh Milla pelan dengan hati kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status