Share

Hampir Terjatuh

Penulis: Neng Anjar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-15 17:00:58

Gadis itu kemudian membaringkan tubuhnya yang lelah sehabis bekerja dan panas-panasan di taman dengan perasaan nyaman. 

Milla membentangkan tangan dan kakinya di atas kasur yang telah biasa dia gunakan untuk tidur sejak dia masih kecil.

"Akhirnya bisa istirahat dengan nyaman di rumah," gumam Milla sambil berguling ke sana ke mari merasa bahagia.

Dia memejamkan matanya dan tersenyum.

Milla merasa beruntung sekali karena ayahnya telah menyediakan kasur ukuran besar dan tahan lama seperti yang ditidurinya saat ini sehingga sampai sekarang kondisi kasur tersebut masih tetap layak untuk dipakai olehnya. 

Dia tidak dapat membayangkan bagaimana jika harus membeli kasur baru sedangkan wilayah ini sangat jauh dari manapun. 

Kalau dia harus membeli kasur sekarang pasti akan sangat menyita waktu dan menguras dompet.

"Ayah memang yang terbaik!" gumam Milla sambil terus tersenyum dan merasa penuh syukur.

Tiba-tiba lampu berkedip-kedip dan padam di saat gadis itu membuka matanya untuk melihat jam di dinding.  

Milla merasa gusar sekali karena kembali merasakan bagaimana rasanya berada di dalam kegelapan sebagaimana ketika dia pertama kali sampai di pondok kecilnya tersebut.

"Oh ya ampun, ada apa dengan lampu ini? Jangan bilang Eddy yang telah mematikannya! Apa sih yang terjadi sebenarnya? Tadi tukang pangkas yang Dia batalkan, sekarang lampu Dia matikan juga, apakah Dia tidak ingin bekerja sama dan melihatku disini lagi?" gerutu Milla kesal.

Dia kemudian menyalakan senter ponselnya dan mencari lilin namun tidak ketemu.

'Dimana Aku menyimpan lilin? Perasaan Aku taruh di sini,' pikir Milla heran sambil terus menggeledah laci meja belajarnya. 

"Haduh! Di mana sih lilinnya?" gerutu Milla jengkel karena lilin yang dia cari tidak juga diketemukan.

Duk!

"Aww!" keluh Milla ketika kepalanya membentur kitchen set.

Dia mengusap kepalanya yang pusing akibat terbentur. Tanpa sadar air matanya meleleh karena menahan rasa sakit.

"Hari apa sih ini? Kenapa seharian ini ada saja hal-hal yang menyebalkan terjadi kepadaku?" gerutu Milla sedih.

Setelah lama mencari lilin tidak juga ketemu akhirnya Milla memutuskan untuk mencoba menemui Eddy di vila.

"Siapa tahu Dia sudah kembali," gumam Milla sambil memakai sepatu dan jaketnya untuk melindungi diri dari hawa dingin kemudian dia berjalan keluar pondok menuju villa utama dengan bantuan senter ponselnya.

Milla menoleh ke kanan dan ke kiri merasa was-was dan takut.

"Numpang-numpang anak Bagong mau lewat," gumam Milla tanpa sadar mengucapkan kalimat yang sering diucapkan sang ayah ketika mengajaknya melewati tempat yang sepi dan terkesan angker.

Padahal Milla sudah terbiasa dengan lingkungan vila. Namun, tetap saja dia merasa kecut dan takut berjalan di sekitar vila dalam kegelapan malam seperti yang saat ini dia lakukan.

Srek!

"Ah!" jerit Mila kaget sambil melompat ketakutan ketika mendengar suara dari arah semak belukar di depannya dan sekelebat bayangan hitam melewati kakinya membuat dia bergidik ngeri. 

'Astaga Aku kira apa tidak tahunya tikus hutan,' batin Milla merasa konyol sendiri setelah memperhatikan bayangan hitam yang telah melewatinya.

Dalam hati Milla merasa menyesal mengapa tadi siang dia tidak sekalian menyuruh tukang taman untuk membersihkan juga semak yang menjadi pembatas antara pondoknya dan vila Eddy.

Milla berhenti di depan semak dan menatap ragu sambil menyorot semak dengan senter ponsel miliknya. Dia mulai pikir-pikir apakah aman melewati semak belukar yang ada di hadapannya.

Tapi kalau tidak melewati semak itu kemana lagi dia harus lewat untuk bisa sampai ke bangunan vila? 

Hanya itu satu-satunya jalan menuju bangunan utama vila.

Dengan hati berdegup kencang dia menyibak semak belukar dan terus menyorotkan senter ponselnya ke arah semak sambil berjalan melewatinya dengan hati-hati karena takut ada ular atau binatang berbahaya lainnya di dalam semak belukar tersebut.

"Fiuh!"

Ketika berhasil dengan aman tanpa terjadi sesuatu apapun melewati semak belukar, Milla menghela napas lega. 

Dengan tergesa dia mendekati bangunan vila yang terang benderang oleh cahaya lampu.

"Ck ck ck ... benar-benar kontras sekali dengan pondok kecilku!" cibir Milla sinis.

Di saat dia kalang kabut mencari lilin karena kegelapan, vila ini malah bersinar terang benderang dengan megahnya.

Milla mengetuk pintu villa kencang. Tepatnya lebih seperti menggedor pintu karena dia mengetuk pintu menggunakan kepalan tangan bukan jarinya. 

Satu tangan dia pakai untuk mengetuk pintu sementara tangan yang lain ada di pinggangnya.

"Ayo buka!" keluhnya sambil terus menggedor pintu dengan perasaan kesal.

Milla menendang pintu di depannya dengan perasaan kalut ketika tiba-tiba pintu jati di depannya itu terbuka membuat gadis itu hampir jatuh terjerembab ke lantai jika tidak ditahan oleh Eddy.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Hikmah Kehilangan

    Namun, semua itu berusaha ditepis olehnya karena rasanya tidak mungkin kalau salah satu di antara mereka mandul ... baik dirinya dan Eddy, mereka berdua benar-benar sehat dan bugar."Para tetua di keluarga suamiku mengatakan kalau kita kebanyakan melakukan hubungan suami istri kabarnya bisa membatalkan pembuahan," kata Nining seolah bisa membaca pikiran Milla."Ah! Benarkah?" tanya Milla membelalakkan matanya terkejut.Apakah dia lama tidak hamil karena dirinya dan Eddy terlalu banyak berhubungan? 'Jika benar seperti itu, Aku harus mengingatkan Eddy agar lebih menahan diri,' tekad Milla dalam hati.Mungkin mereka harus puasa selama beberapa hari dulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Nining tidak tahu kalau informasi yang dia katakan kepada Milla itu pada akhirnya akan membuat Milla menyiksa suaminya sendiri dengan menyuruhnya menahan.Sikap Milla yang selalu menghindar ketika diajak berhubungan suami istri benar-benar membuat Eddy kacau.Semua orang di kantor terkena imbasnya t

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Pertanyaan Milla

    "Tante?" potong Eddy bertanya heran.Dia cemberut mengingat Sinta. Apakah wanita itu yang melaporkan dirinya dan Milla?"Iya, Dia mengaku sebagai Tante dari Nona Milla, Dia bilang Dia adik dari papanya Nona Milla.""Ck! Wanita itu hampir ditangkap polisi karena mengaku-ngaku sebagai kerabat istriku sementara istriku sama sekali tidak mengenalnya dan Dia juga tidak memilki bukti yang menunjukkan kalau Dia benar-benar adik dari almarhum papa mertuaku.""Jadi Dia penipu?" "Iya, istriku tinggal di sini sejak lahir dan orang yang mengaku kerabat itu sama sekali tidak pernah muncul bahkan di hari pemakaman kedua orang tua istriku ... Entah apa ide yang ada di dalam pikiran wanita itu hingga tiba-tiba datang ke sini dan mengaku sebagai Tante istriku.""Maaf, Kami benar-benar tidak tahu kalau wanita itu adalah seorang penipu.""Tidak apa, Aku dan istriku memang baru saja menikah dan belum sempat membuat acara pesta ... kejadian ini mengingatkan kami untuk segera menggelar acara pesta agar ti

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Fitnah Sinta

    "Maaf ini hanya kesalahpahaman semata, kami mengakui orang yang salah ... kami akan pergi dari sini sekarang juga," katanya sambil memegang tangan Sinta dan Leni, bersiap untuk berlalu dari tempat itu."Apakah anda ingin meneruskan kasus ini?" tanya polisi kepada Eddy."Kalau mereka tetap bersikeras, Aku akan meneruskan masalah ini hingga ke meja hijau," kata Eddy mendominasi."Tidak! ... kami tidak akan lama-lama di sini, sekarang juga kami akan pamit," kata Romy tegas. "Jaga dirimu baik-baik," katanya lagi kepada Milla.Eddy dan Milla hanya memutar bola matanya bosan. Apakah sudah tidak terlambat untuk mengkhawatirkan Milla? Kemana saja mereka selama ini?"Jangan mengkhawatirkan istriku, Aku lebih tau cara menjaganya ketimbang orang-orang yang mengaku sebagai kerabatnya seperti kalian!" kata Eddy sinis.Romy mengakui kebenaran kata-kata Eddy, tanpa banyak kata dia meninggalkan tempat tersebut dengan membawa istri dan anaknya di kedua tangannya."Apakah ada yang lain yang bisa kami

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Dilaporkan

    "Ck! Sepertinya mereka tidak akan mau pergi secara sukarela," kata Eddy kepada Milla tidak bisa menyembunyikan nada sinis dalam suaranya."Sepertinya begitu, apakah Kamu punya ide?" tanya Milla serius."Aku akan menelepon polisi untuk mengeluarkan mereka dari sini."Eddy mengambil ponselnya dari kantong."Stop! Jangan menelepon polisi, kami akan keluar sekarang juga," kata Romy berusaha mencegah Eddy menghubungi polisi.Jika Meraka sampai di usir dengan menggunakan aparat itu pasti akan sangat memalukan sekali.Walaupun dirinya hanya pengusaha kecil tapi ini semua menyangkut nama baiknya, apa kata klien dan koleganya jika dia bersama keluarganya sampai diusir dengan tidak hormat dari vila keponakannya sendiri?"Pa!"Sinta dan Leni memprotes kata-kata Romy dengan nada tidak puas."Apa? Apa kalian ingin diangkut oleh pihak kepolisian karena tidak mau keluar dari sini?" tanya Romy melotot kesal."Dia tidak akan berani, itu hanya ancaman, bagaimanapun Aku tante kandungnya, apa kata tetang

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Bersikeras Ingin Tinggal

    Leni yang terlalu yakin pada kemampuannya sendiri sama sekali tidak menyadari kalau dia benar-benar tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merebut Eddy dari Milla karena sepupunya itu tidak akan pernah membiarkan dia tinggal di vila miliknya.Eddy sendiri sebagai targetnya merasa sangat muak dan jijik mendapati tatapan Leni kepada dirinya. Selain Milla di mata Eddy semua perempuan tidak ada bedanya dengan laki-laki.Dia benar-benar tidak menyukai wanita yang mengaku sebagai sepupu istrinya ini."Milla sayang, bolehkah kami menginap di sini barang seminggu dua Minggu? Tante tahu Kamu tidak mengingat kami tapi siapa tahu dengan menginapnya kami di sini Kamu akan kembali mengingat kami," bujuk Sinta tanpa malu-malu.Eddy cemberut mendengar keluarga istrinya yang entah datang dari mana ini meminta tinggal di vila yang telah diberikannya kepada Milla.Dia menoleh ke arah istrinya untuk melihat keputusan apa yang akan diambil olehnya saat ini. Walaupun dirinya tidak menyukai keluarga

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Menangis Darah

    Milla dan Eddy kembali ke vila dan menemui orang-orang yang mengaku sebagai keluarga Milla."Ah! Milla ... syukurlah Nak, Kamu sehat-sehat saja ...."Milla mengerutkan kening ketika wanita setengah baya yang datang ke rumahnya dengan penuh semangat memeluk dirinya.Eddy melepaskan Milla dari pelukan wanita tersebut dan membiarkannya berada di belakang dirinya."Siapa Kamu?" tanya Eddy tanpa membunyikan rasa tidak sukanya."Aku tantenya ... Milla ini Tante sayang, masa Kamu lupa sama Tante Sinta," kata wanita setengah baya itu dengan nada mengeluh sedih."Tante?" tanya Eddy sambil mengangkat sebelah alisnya.Eddy menoleh ke arah istrinya dan melihat Milla tampak tidak bergeming ataupun mengakui kalau dia mengenal wanita yang mengaku bernama Sinta tersebut."Iya, Aku adik Papa Milla ... lalu siapa Kamu?" tanya Sinta sambil menatap Eddy serius.Sinta merasa pria muda yang berbicara dengannya ini sepertinya bukan pria biasa-biasa saja. Auranya benar-benar membuat Sinta harus berpikir ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status