Julie mengamati sekitarnya dan saat itu juga sadar kalau ia dikadali oleh suaminya sendiri, Ipang.“Kamu bohong,” tegur Julie saat mereka tiba di ballroom di mana pesta yang diselenggarakan Sadira Group digelar. “Orang-orang yang dateng berpasangan nggak ada tuh yang bener-bener serasi atau satu tema gitu dress code-nya.”Ipang langsung mengeratkan gandengan tangan mereka sebelum Julie bergerak untuk memukul lengannya seperti biasa.Hari ini adalah hari di mana ia datang pertama kalinya dengan Julie sebagai pasangan di acara publik. Sengaja ia memilih keluar pertama kali sebagai pasangan di acara perusahaan keluarga Badai, supaya kalau ada hal yang tak diinginkan, tidak terlalu repot mengurusnya.Meskipun Ipang tidak berharap ada sesuatu yang buruk akan terjadi malam ini.“Aku nggak bohong, tanya aja Badai.” Ipang sudah berkoordinasi dengan Badai sejak dua hari lalu, tepatnya setelah dari butik Shua.Bapak muda itu tentu saja menertawakannya dengan puas, tapi setidaknya setimpal denga
“Aku gerah.”“Mau buka baju? Nggak mungkin kan?”“IPANG!”Ipang terkekeh mendengar respons Julie. Sementara itu, Julie sibuk mengipaskan tangannya di dekat leher.Mereka masih berada di ballroom saat band pengisi acara mulai meramaikan suasana. Tadinya Ipang menawari Julie untuk pulang setelah Ipang kecolongan dengan membiarkan Raveno mendekati istrinya saat ia ke toilet.Tapi Julie mencegahnya dan mengatakan kalau kehadiran Ipang di sini lebih penting. Setelah berdebat selama beberapa saat, akhirnya mereka sepakat bertahan di sana—tentu saja setelah Ipang memanggil securi
Julie bergerak gelisah masih dengan mata yang terpejam. Rasa-rasanya ia tidak pernah menaruh barang sembarangan di ranjang, tapi kenapa ia jadi tidak bisa bergerak bebas di ranjangnya?Saat akhirnya ia membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang yang mengenakan kaos putih polos dan tipis. Julie mendongak dan menemukan wajah Ipang dengan mata yang terpejam.“Kenapa aku—"Julie langsung menutup mulutnya saat sadar kenapa mereka bisa tidur seranjang lagi. Semalam setelah ciuman panas di dapur, Ipang menggendongnya di kamar dan melanjutkan ciuman itu di atas ranjang.Tentu saja dengan tangan yang saling menyentuh di mana-mana. Rasanya Julie bisa langsung merasakan wajahnya yang memanas ketika mengulangi lagi di mana saja Ipang menyentuhnya semalam.M
“Ngeliatin apa sih?”“Kamu. Aku mau cium kamu lagi deh rasanya.”Julie memutar kedua bola matanya, malas mendengar jawaban Ipang yang disertai tawa lelaki itu.“Kamu kalau selalu kepikiran pengen cium aku sampai menganggu aktivitas sehari-hari kamu, kayaknya butuh konsultasi deh.”Kali ini Ipang tertawa sampai kepalanya menengadah ke atas karena ucapan Julie. Lelaki itu jadi suka menggoda Julie, rasanya respons Julie yang meledak-ledak cukup membuatnya terhibur dan membuat Julie terlihat seksi.Aneh tapi… apa pun yang berhubungan dengan Julie di hidup Ipang memang aneh, jadi Ipang pun menikmatinya saja.“Udah sana, balik kerja,” tegas Julie seraya mengambil map berisi dokumen pembel
“Kayaknya mending kita pulang ke rumah aja deh.” Dengan berat hati, Ipang mengatakan hal tersebut. “Kemang macet banget ternyata. Nggak apa-apa kan, Jules?”Macet banget, sialan! maki Ipang di dalam hatinya.Ia menatap jalanan dengan gusar, lalu ganti menatap Julie yang masih duduk dengan tenang di tempatnya.“Nggak apa-apa kok.” Julie kemudian meringis. “Aku juga lupa bilang ke kamu kalau Kemang dan malam Minggu itu ahlinya mancing emosi orang.”Percaya atau tidak, mereka sudah terjebak di kemacetan ini selama hampir satu jam. Ipang bukannya tak akrab dengan kawasan Kemang—dulu, rasanya hampir tiap hari dia pergi ke The Clouds, klub malam milik Badai.Tapi hari ini ia benar-benar lupa kalau mereka bahkan bisa
[Tiga hari setelah tawuran. Ipang kelas 1 SMA. Julie kelas 3 SMP]“Kamu tuh nggak bisa ya nggak bikin masalah satu hari aja, Pang?”Ipang memilih membisu, tidak menjawab pertanyaan sang ayah.Kepalanya masih diperban, bekas luka jahit di tangannya masih dapat terlihat jelas. Selain itu, dokter menyuruhnya berada di rumah sakit ini setidaknya seminggu supaya ada yang menjaganya.Ipang tinggal di rumah hanya dengan adik dan ART-nya. Sang ayah sudah sibuk dengan istri barunya dan dokter yang menanganinya, merupakan sang tante dari pihak mendiang ibunya. Jadi beliau tahu, berada di rumah sakit lebih baik untuk Ipang dibanding tinggal di rumah.“Sampai enam bulan ke depan, kamu nggak
Ipang mulai terbiasa mendapati Julie sebagai orang pertama yang ia temui ketika ia terbangun.Televisi masih menyala, tapi hanya menampilkan layar yang didominasi warna gelap karena Netflix di televisi itu otomatis akan terjeda dengan sendirinya kalau sudah tidak ditonton.Jam dinding di ruang tengah menunjukkan hari masih cukup larut, pukul setengah tiga pagi. Ketika Ipang kembali melihat ke arah Julie, lelaki itu mengernyit saat melihat posisi Julie yang tidur menghadapnya dengan satu tangan ia jadikan bantal.Pasti nggak nyaman, pikir Ipang. Pasti tangannya bakal sakit pas bangun nanti.Berbekal pikiran itu, Ipang bangun dari posisinya dan mematikan televisi. Ia bergerak ke pinggir sofa dan menggendong Julie. Akhir-akhir ini ia jadi terbiasa menggendong istrinya. Berat badannya yang sempa
“Katanya Dewi tadi kamu dicium Mas Ipang di mobil.”“HAH?!”Suri dan Candy bertukar tatap, lalu tertawa heboh melihat ekspresi Julie yang benar-benar priceless. Candy bahkan buru-buru mengambil ponselnya untuk memotret wajah Julie sebelum sahabatnya itu sadar.“Aku posting di Instagram ah nanti,” gumam Candy yang langsung disetujui Suri.“Astaga….” Julie mengacak rambutnya dengan gusar.Beruntung juga hari ini Ipang pergi ke rumah Badai dan Padma untuk mengunjungi para keponakannya selagi menunggu Julie selesai bekerja. Kalau Ipang sampai bertemu dengan Suri dan Candy yang mendadak main ke A Class, habislah ia dan Ipang di tangan mereka.“Jadi beneran?” Suri men