Share

BAB 7 Tiba-Tiba Kepanasan

Penulis: Dinda Cahyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-09 15:37:01

Kini Arthur dan Ayra sudah sampai di Bandara International London Heathrow, mereka menyeret koper mereka masing-masing.

Arthur dan Ayra kini sudah berada di dalam taxi menuju hotel tempat mereka menginap, namun itu adalah hanya pikiran Ayra saja, karena Arthur sudah memesan sebuah Villa di London.

"Pak, kita kan meetingnya lusa, 2 hari ini apa yang akan kita lakukan?" tanya Ayra yang sedari dari dalam pesawat terus mengusik pikirannya.

"Terserah kamu, kamu mau liburan, jalan-jalan, shoping, terserah kamu, anggap aja ini libur gratis kamu dan keuntungan kamu menjadi sekretaris saya, " ketus Arthur.

"Ya bapak, saya baru pertama kali ini naik pesawat dan keluar negeri, kalau saya melakukan itu semua sendiri yang ada saya nyasar, kalau saya nyasar pasti bapak akan sangat repot mencari saya,"

"Siapa bilang kalau kamu hilang saya akan mencari kamu! saya tidak peduli dengan kamu,"

"Benarkah pak? bapak sudah minta izin dengan ayah saya membawa saya kesini, berarti bapak harus mengembalikan saya dengan selamat kepada ayah saya," ucap Ayra dengan cengir kudanya yang menampilkan deretan gigi putihnya.

Arthur memandang wajah Ayra dengan intens.

"Ada apa bapak memandangi saya, awas bapak jatuh cinta dengan saya, bisa diamuk saya sama istri bapak yang galak itu."

"Jangan terlalu kepedan kamu bicara, saya tidak mungkin tertarik dengan kamu,"

"Ah iya pak, saya sadar diri kok, saya tidak ada apa-apanya dibanding istri bapak yang sangat cantik dan bodynya bagus itu."

Arthur teringat kembali kalau istrinya tidak ingin memiliki anak karena takut ia tidak cantik lagi dan tubuhnya tidak terlihat bagus. Mengingat itu Arthur mengepalkan tangannya dengan kuat urat-urat ditanganya terlihat menonjol, dan membuang mukanya ke arah jendela mobil. 

"Jika kamu menikah, apa tujuan kamu menikah?" tanya Arthur tiba-tiba namun Arthur masih memandang keluar jendela mobil.

Ayra memiringkan kepalanya melihat wajah Arthur yang sedang berbicara dengannya namun tidak melihatnya, "Kenapa bapak bertanya seperti itu? Seharusnya kan bapak yang lebih tahu, karena bapak sudah menikah sedangkan saya belum menikah."

Arthur mengerjapkan matanya mendengar penuturan Ayra.

Mungkin aku salah tempat untuk bertanya, pikir Arthur.

"Lupakan!" Hanya itu yang diucapkan Arthur.

Arthur melamun sambil memandangi keluar jendela mobil namun tak lama Arthur tersadar dari lamunannya, ia menoleh sisi kirinya ternyata Ayra sudah tertidur pulas dan kini kepala Ayra bersandar dibahu Arthur. Kepala Ayra yang tersandar di bahu Arthurlah yang membuat Arthur tersadar dari lamunannya.

Gadis ini berani sekali memperlakukan atasannya seperti ini, batin Arthur.

Namun saat Arthur ingin menjauhkan kepala Ayra, Arthur melihat wajah Ayra yang damai, cantik alami tidak banyak polesan bedak dan warna. Matah Arthur tertuju pada bibir Ayra yang juga merah alami. Arthur mengurungkan niatnya untuk menjauhkan kepala Ayra.

Adelia seandainya kamu mau mendengar ucapanku, aku lebih menyukai kamu apa adanya, cantik alami, dan mempunyai seorang anak itu sangat menyenangkan pasti saat ini aku orang yang paling bahagia, batin Arthur.

Seandainya waktu bisa diputar, aku lebih awal tahu jika kamu sebenarnya tidak ingin memiliki anak, aku tidak akan pernah menikah denganmu, batin Arthur lagi.

Setelah menempuh perjalanan dua jam lamanya, akhirnya Arthur sampai di Villa yang sudah dipesannya. Arthur tidak tega membangunkan Ayra, terlihat wajah Ayra sangat lelah. Arthur berinisiatif menggendong tubuh mungil Ayra dan Arthur juga meminta tolong kepada supir taxi untuk membawakan kopernya dan koper Ayra.

Arthur menggendong Ayra ala bridal style, ia tidak merasa keberatan sama sekali saat Ayra berada digendongannya.

Arthur meletakkan tubuh Ayra perlahan diatas ranjang. Disaat Arthur melihat tubuh Ayra, Arthur menjadi salah tingkah, Arthur menelan silivanya dengan kasar.

Kenapa tubuhnya sangat menggoda, batin Arhur.

Arthur menggelengkan kepalanya, "Aku harus segera keluar dari sini,"

Arthur keluar dari kamar yang akan di tempati oleh Ayra, ia memasuki kamarnya sendiri, Arthur rasanya ingin segera mandi, ia merasa sangat panas.

"Kenapa cuaca di London hari ini tiba-tiba terasa sangat panas," gumam Arthur yang tentu saja itu tidak benar, hanya dialah yang merasa kepanasan saat ini setelah dari kamar Ayra.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 29 Diam-Diam Cemburu

    Adelia baru saja pulang kerumahnya, saat ia melihat kamar Ayra ia sangat merasa geram, seandainya dia tahu password untuk masuk kedalam kamarnya maka itu sangat menyenangkan untuknya, memporak-porandakan kamar Ayra."Enak sekali wanita itu, selalu bersama dengan mas Arthur," gumam Adelia.Adelia mengeluarkan sebuah botol yang berisikan obat dari laci nakasnya."Aku tidak akan membiarkan kamu bahagia dengan mas Arthur, aku akan membuat kamu keluar dari rumah ini," gumam Adelia lagi.Ting...Satu notif masuk ke ponsel Adelia, Adelia membuka pesannya."Alex" gumam Adelia melihat nama Alex yang tertera di layar ponselnya."Hai sayang, Apa malam ini kamu ada waktu?" Isi pesan Alex."Aku tidak ada waktu, aku ingin bersama dengan suamiku malam ini," balas Adelia."Baiklah, semoga kamu bahagia dengan suami kamu," isi pesan Alex.Adelia tidak membalas pesan dari Alex lagi, ia sangat ingin beristirahat, karena ia merasa sangat lelah digempur habis-habisan oleh Alex.*** Arthur, Adelia dan Sean

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 28

    "Apa seharian ini akan tetap berada di kantorku?" tanya Arthur kepada Sean yang tidak juga pergi dari ruangannya."Santai sedikitlah, aku masih ingin melihat sekretarismu itu," jawab Sean dengan santainya."Apa matamu itu ingin ku congkel dari tadi kau hanya memandangi sekretarisku?""Ah, emangnya ada apa kau dengan sekretarismu ini, kenapa dari tadi kamu sangat sensi kalau aku memandangi sekretarismu?""Itu bukan urusanmu, sekarang pergi lah dari kantorku," usir Arthur."Ck, kau ini kejam sekali,""Apa kau sudah menjadi pengangguran?""Aku bukan pengangguran, hanya ingin menambatkan hatiku kepada sekretaris cantik ini," goda Sean yang mendekati meja Ayra."Jangan pernah kau mendekatinya," marah Arthur yang ikut mendekati Ayra dan menarik tangan Ayra agar menjauh dari Sean.Sean memicingkan matanya,"Sepertinya ada sesuatu,""Ah, sudah-sudah jangan ribut lagi, lebih baik saya keluar aja ya pak," pamit Ayra yang merasa tidak enak."Tidak Ayra kamu tetaplah disini," ucap Arthur yang sekar

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 27 Sahabat Laknat

    "Baiklah aku turun disini mas," jawab Ayra dengan pasrah.Ayra turun dari mobil Arthur, dan berjalan terlebih dahulu, sedangkan Arthur menyuruh supirnya untuk mengikutinya dari belakang sampai di perusahaan.Ayra sudah masuk terlebih dahulu kedalam perusahaan, namun ketika sampai di lift, Ayra harus mengantri lift, semua karyawan sedang menggunakan lift untuk ke lantai masing-masing.Namun Arthur melihat antara laki-laki dan perempuan semuanya bercampur dan berdekatan, Arthur tidak rela jika Ayra berdekatan dengan laki-laki lain."Ayra," panggil Arthur dengan dingin."Ya pak," sahut Ayra yang terkejut tiba-tiba dipanggil Arthur, ia takut kalau karyawan lainnya curiga."Kemarilah, saya ingin menanyakan tentang laporan yang saya suruh kerjakan semalam apakah sudah kamu kerjakan?" tanya Arthur."Su-sudah pak," jawab Ayra merasa bingung, namun dia ikuti saja apa yang di katakan Arthur."Kalau begitu, bisa kamu jelaskan kepada saya sekarang?""Bi-bisa pak,""Kalau begitu ayo ikut saya naik

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 26 Diperhatikan dan Dihargai

    Arthur baru saja selesai mandi, ia akan bersiap pergi ke kantor, namun netra matanya melihat di atas ranjang sudah tersedia pakaian yang sudah disiapkan oleh Ayra."Ternyata dia sudah menyiapkan pakaianku, dan semua yang akan aku pakai hari ini," gumam Arthur sambil tersenyum."Heemmm... seleranya bagus juga," gumam Arthur."Tapi dimana dia sekarang?" gumam Arthur kembali yang tidak melihat keberadaan Ayra.Sedangkan orang yang dicari-cari oleh Arthur kini sedang menyiapkan serapan untuk mereka, mbok na sudah melarang Ayra untuk di dapur, namun Ayra tetap ingin membuatkan serapan untuk mereka, mbok na tidak bisa berbuat apa-apa ia harus menuruti permintaaan majikan barunya itu.Arthur yang baru saja turun dari lantai dua langsung mencari keberadaan Ayra, ia tersenyum kecil melihat Ayra sedang menyiapkan serapan di atas meja makan."Sedang apa kamu?" tanya Arthur."Eh mas, kamu sudah selesai? aku cuma buatkan serapan untuk kita," jawab Ayra."Kenapa harus kamu? kan ada mbok Na?" tanya

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 25 Sisi Lain Bos Arogan

    Di pagi hari Adelia terbangun dengan kepala yang terasa sangat berat. "Ah, kepalaku sangat pusing," keluh Adelia. Adelia memegang kepalanya yang sangat pusing, ia mengingat-ingat kejadian yang terjadi kepadanya. Adelia sibuk dengan pikirannya sendiri dikejutkan dengan tangan kekar seorang pria memeluknya tiba-tiba, ia mengira itu adalah Arthur, namun ketika ia menoleh kesamping ia terkejut, karena yang tidur bersama dengannya bukanlah Arthur. "Siapa kamu," teriak Adelia. "Ssstt... baby, kenapa kamu berteriak sepagi ini, aku masih mengantuk," ucap pria itu dengan mata yang masih terpejam. "Si-siapa kamu?" tanya Adelia yang merasa takut. Perlahan pria itu membuka matanya, ia menatap Adelia dengan intens. "Apa kau sudah setua itu untuk menjadi pikun secepat ini?" canda pria itu. "Apa aku perlu mengulang kegiatan panas yang kita lakukan semalaman?" tanya pria itu. Adelia terdiam ia melihat dirinya di pantulan cermin yang ada disampingnya, bayang-bayang kegiatan panasnya dengan p

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 24 Gugup

    "Mas yang mana lemari pakaianku?" tanya Ayra karena kebingungan. Ayra melihat begitu banyak lemari yang ada di walkin closed. "Semua kebutuhan kamu ada disini," tunjuk Arthur. "Baiklah terima kasih," ucap Ayra. Ayra membuka lemarinya, betapa terkejutnya Ayra ketika melihat isi lemari yang sudah disediakan Arthur. "M-Mas," panggil Ayra "Hemm... ada apa?" sahut Arthur yang melihat ponselnya. "I-ini beneran punyaku?" tanya Ayra dengan gugup. Ayra bergedik ngeri melihat lingrie yang sudah disiapkan oleh Arthur. "Hemm... kenapa emangnya?" "Apa tidak ada baju yang lain? I-ini terlalu terbuka dan tipis..." Arthur mengalihkan pandangannya, kini ia melihat Ayra. "Memangnya kenapa?" "Aku gak terbiasa memakai pakaian seperti ini mas," Arthur bangun dari duduknya ia mendekati Ayra. "Mulai sekarang biasakan menggunakan ini," bisik Arthur tepat ditelinga Ayra. Ayra merasa merinding karena ulah Arthur, dan ia semakin gugup. Arthur menyunggingkan senyumnya melihat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status