Share

BAB 6 Anak Tidak Berguna

Author: Dinda Cahyani
last update Last Updated: 2024-06-08 11:19:18

Ayra dan Arthur sekarang sudah berada di dalam pesawat, Ayra melihat ipadnya dan mengecek jadwal namun ia tak melihat besok ada jadwal metting di London bahkan dua hari itu dikosongkan karena jadwal Arthur membawa Adelia kedokter kandungan untuk pemeriksaan program hamil Adelia.

"Em... maaf pak, apakah bapak tidak kecepatan berangkatnya?" tanya Ayra.

Arthur tak mengubris Ayra, sedikitpun Arthur tak ingin bicara apapun.

"Pak, bapak tidak berniat menculik saya kan?" selidik Ayra yang sudah merasa takut dengan Arthur.

Arthur menatap Ayra dengan tatapan yang tajam,"Saya tidak tertarik untuk menculik kamu, lagian akan sangat merugikan saya jika menculik kamu, tubuhmu sangat kurus, kurang gizi."

"Lalu untuk apa kita berangkat secepat ini ke London pak, bukankah besok dan lusa bapak dan istri bapak harus kedokter kandungan untuk program hami istri bapak," ucap Ayra memberanikan diri.

Arthur menatap Ayra semakin tajam, dengan rahang mengeras, Arthur meremas kedua bahu Ayra sampai Ayra meringis kesakitan," jangan pernah kamu membicarakan kehamilan wanita itu, paham."

Ayra yang sudah kesakitan karena remasan dibahunya mengangguk dengan cepat. Arthur pun melepaskan bahu Ayra dan kembali memandang kedepan.

Ayra pun membuang wajahnya menghadap kearah jendela. Ayra ingin menangis namun ia tahan.

Gue gak boleh terlihat lemah, gue harus kuat, batin Ayra.

Baru beberapa jam pergi dengan bos arogan ini saja sudah membuat spot jantung, kalau bukan karena gajinya yang gede, mungkin gue udah resign dihari pertama gue kerja. batin Ayra

Tak ada lagi percakapan antara Arthur dan Ayra, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Arthur memejamkan matanya namun tidak tidur, ia masih merasa sangat kecewa, marah dengan Adelia. 

Adelia apa yang harus mas lakukan kepadamu, kamu sudah sangat mengecewakan mas, kenapa, kenapa bisa kamu berpikir tidak ingin memiliki seorang anak, dan kamu juga tahu kalau mas sangat ingin memiliki seorang anak, batin Arthur.

***

Dipagi hari Yuni melihat meja makan masih kosong, dan iya melihat keadaan dapur yang masih bersih seperti tadi malam sebelum iya tidur.

"Ck, kemana sih tu anak apa dia bangun kesiangan atau dia sudah pergi kerja tanpa beres-beres rumah dan memasak dulu," gumam Yuni.

"Ma, kenapa mejanya masih kosong? apa Ayra tidak memasak untuk kita?" tanya Mayumi.

"Entah lah, mama juga tidak tahu," jawab Yuni.

"Loh kok masih kosong makanannya ma?" tanya Baskara yang baru saja bergabung dimeja makan.

"Ini semua karena anak kamu yang tidak memasak pagi ini, pasti dia masih tidur."omel Yuni yang tanpa sadar mengatakannya.

"Apa Ayra? jadi yang selama ini memasak adalah Ayra?" tanya Baskara.

"Ya semalam mama bilang, Ayra hari ini memasak, karena dia tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah." alasan Yuni.

"Ayra tidak ada di rumah, tadi malam dia berangkat ke London bersama dengan bosnya untuk perjalanan bisnis," jelas Baskara.

"Apa!" Yuni, Mayumi, dan Winda terlihat terkejut dengan penjelasan Baskara.

Kok bisa sih Ayra ke London dengan bosnya, enak banget dia, batin Mayumi

"Kok bisa yah, ayah percaya gitu aja dengan Ayra? bisa ajakan dia berbohong," ucap Yuni yang mencoba memprovokasi Baskara agar marah dengan Ayra.

"Dia tidak berbohong, bosnya sendiri yang menjemputnya tadi malam," jelas Baskara.

"Ya sudah, Ayah pergi kerja dulu, sudah siang ini, ayah juga mau serapan di kantin kantor aja, disini tidak ada makanan," pamit Baskara.

"Enak banget Ayra ma, dia bisa ke Luar Negeri gratis dengan bosnya, lah kita disini kelaparan," ucap Winda.

"Ya udah kelian berdua bantu mama beres-beres rumah, biar mama yang memasak," ucap  Yuni.

Winda dan Mayumi tidak mau membereskan rumah, mereka merasa jijik, "Eeuuhhh..." 

"Ma, mama kan tahu kami tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, kami tidak mau, mama aja yang beres-beres dan masak, kami mau pergi beli serapan dulu," tolak Mayumi.

"Dasar anak tidak berguna, tidak ada yang bisa kelian lakuka, anak sialan itu pun entah kenapa harus pergi." kesal Yuni. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 29 Diam-Diam Cemburu

    Adelia baru saja pulang kerumahnya, saat ia melihat kamar Ayra ia sangat merasa geram, seandainya dia tahu password untuk masuk kedalam kamarnya maka itu sangat menyenangkan untuknya, memporak-porandakan kamar Ayra."Enak sekali wanita itu, selalu bersama dengan mas Arthur," gumam Adelia.Adelia mengeluarkan sebuah botol yang berisikan obat dari laci nakasnya."Aku tidak akan membiarkan kamu bahagia dengan mas Arthur, aku akan membuat kamu keluar dari rumah ini," gumam Adelia lagi.Ting...Satu notif masuk ke ponsel Adelia, Adelia membuka pesannya."Alex" gumam Adelia melihat nama Alex yang tertera di layar ponselnya."Hai sayang, Apa malam ini kamu ada waktu?" Isi pesan Alex."Aku tidak ada waktu, aku ingin bersama dengan suamiku malam ini," balas Adelia."Baiklah, semoga kamu bahagia dengan suami kamu," isi pesan Alex.Adelia tidak membalas pesan dari Alex lagi, ia sangat ingin beristirahat, karena ia merasa sangat lelah digempur habis-habisan oleh Alex.*** Arthur, Adelia dan Sean

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 28

    "Apa seharian ini akan tetap berada di kantorku?" tanya Arthur kepada Sean yang tidak juga pergi dari ruangannya."Santai sedikitlah, aku masih ingin melihat sekretarismu itu," jawab Sean dengan santainya."Apa matamu itu ingin ku congkel dari tadi kau hanya memandangi sekretarisku?""Ah, emangnya ada apa kau dengan sekretarismu ini, kenapa dari tadi kamu sangat sensi kalau aku memandangi sekretarismu?""Itu bukan urusanmu, sekarang pergi lah dari kantorku," usir Arthur."Ck, kau ini kejam sekali,""Apa kau sudah menjadi pengangguran?""Aku bukan pengangguran, hanya ingin menambatkan hatiku kepada sekretaris cantik ini," goda Sean yang mendekati meja Ayra."Jangan pernah kau mendekatinya," marah Arthur yang ikut mendekati Ayra dan menarik tangan Ayra agar menjauh dari Sean.Sean memicingkan matanya,"Sepertinya ada sesuatu,""Ah, sudah-sudah jangan ribut lagi, lebih baik saya keluar aja ya pak," pamit Ayra yang merasa tidak enak."Tidak Ayra kamu tetaplah disini," ucap Arthur yang sekar

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 27 Sahabat Laknat

    "Baiklah aku turun disini mas," jawab Ayra dengan pasrah.Ayra turun dari mobil Arthur, dan berjalan terlebih dahulu, sedangkan Arthur menyuruh supirnya untuk mengikutinya dari belakang sampai di perusahaan.Ayra sudah masuk terlebih dahulu kedalam perusahaan, namun ketika sampai di lift, Ayra harus mengantri lift, semua karyawan sedang menggunakan lift untuk ke lantai masing-masing.Namun Arthur melihat antara laki-laki dan perempuan semuanya bercampur dan berdekatan, Arthur tidak rela jika Ayra berdekatan dengan laki-laki lain."Ayra," panggil Arthur dengan dingin."Ya pak," sahut Ayra yang terkejut tiba-tiba dipanggil Arthur, ia takut kalau karyawan lainnya curiga."Kemarilah, saya ingin menanyakan tentang laporan yang saya suruh kerjakan semalam apakah sudah kamu kerjakan?" tanya Arthur."Su-sudah pak," jawab Ayra merasa bingung, namun dia ikuti saja apa yang di katakan Arthur."Kalau begitu, bisa kamu jelaskan kepada saya sekarang?""Bi-bisa pak,""Kalau begitu ayo ikut saya naik

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 26 Diperhatikan dan Dihargai

    Arthur baru saja selesai mandi, ia akan bersiap pergi ke kantor, namun netra matanya melihat di atas ranjang sudah tersedia pakaian yang sudah disiapkan oleh Ayra."Ternyata dia sudah menyiapkan pakaianku, dan semua yang akan aku pakai hari ini," gumam Arthur sambil tersenyum."Heemmm... seleranya bagus juga," gumam Arthur."Tapi dimana dia sekarang?" gumam Arthur kembali yang tidak melihat keberadaan Ayra.Sedangkan orang yang dicari-cari oleh Arthur kini sedang menyiapkan serapan untuk mereka, mbok na sudah melarang Ayra untuk di dapur, namun Ayra tetap ingin membuatkan serapan untuk mereka, mbok na tidak bisa berbuat apa-apa ia harus menuruti permintaaan majikan barunya itu.Arthur yang baru saja turun dari lantai dua langsung mencari keberadaan Ayra, ia tersenyum kecil melihat Ayra sedang menyiapkan serapan di atas meja makan."Sedang apa kamu?" tanya Arthur."Eh mas, kamu sudah selesai? aku cuma buatkan serapan untuk kita," jawab Ayra."Kenapa harus kamu? kan ada mbok Na?" tanya

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 25 Sisi Lain Bos Arogan

    Di pagi hari Adelia terbangun dengan kepala yang terasa sangat berat. "Ah, kepalaku sangat pusing," keluh Adelia. Adelia memegang kepalanya yang sangat pusing, ia mengingat-ingat kejadian yang terjadi kepadanya. Adelia sibuk dengan pikirannya sendiri dikejutkan dengan tangan kekar seorang pria memeluknya tiba-tiba, ia mengira itu adalah Arthur, namun ketika ia menoleh kesamping ia terkejut, karena yang tidur bersama dengannya bukanlah Arthur. "Siapa kamu," teriak Adelia. "Ssstt... baby, kenapa kamu berteriak sepagi ini, aku masih mengantuk," ucap pria itu dengan mata yang masih terpejam. "Si-siapa kamu?" tanya Adelia yang merasa takut. Perlahan pria itu membuka matanya, ia menatap Adelia dengan intens. "Apa kau sudah setua itu untuk menjadi pikun secepat ini?" canda pria itu. "Apa aku perlu mengulang kegiatan panas yang kita lakukan semalaman?" tanya pria itu. Adelia terdiam ia melihat dirinya di pantulan cermin yang ada disampingnya, bayang-bayang kegiatan panasnya dengan p

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan   BAB 24 Gugup

    "Mas yang mana lemari pakaianku?" tanya Ayra karena kebingungan. Ayra melihat begitu banyak lemari yang ada di walkin closed. "Semua kebutuhan kamu ada disini," tunjuk Arthur. "Baiklah terima kasih," ucap Ayra. Ayra membuka lemarinya, betapa terkejutnya Ayra ketika melihat isi lemari yang sudah disediakan Arthur. "M-Mas," panggil Ayra "Hemm... ada apa?" sahut Arthur yang melihat ponselnya. "I-ini beneran punyaku?" tanya Ayra dengan gugup. Ayra bergedik ngeri melihat lingrie yang sudah disiapkan oleh Arthur. "Hemm... kenapa emangnya?" "Apa tidak ada baju yang lain? I-ini terlalu terbuka dan tipis..." Arthur mengalihkan pandangannya, kini ia melihat Ayra. "Memangnya kenapa?" "Aku gak terbiasa memakai pakaian seperti ini mas," Arthur bangun dari duduknya ia mendekati Ayra. "Mulai sekarang biasakan menggunakan ini," bisik Arthur tepat ditelinga Ayra. Ayra merasa merinding karena ulah Arthur, dan ia semakin gugup. Arthur menyunggingkan senyumnya melihat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status