Bella duduk di atas kursi di balkon apartemennya, menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menyinari wajahnya. Udara segar dan sejuk membuatnya merasa rileks dan tenang. Dia merasakan angin lembut yang mengelus pipinya, memberinya sensasi menyenangkan.Sambil menyeruput secangkir kopi hangat, Bella memperhatikan pemandangan di sekitarnya. Bangunan-bangunan tinggi di sekitar apartemen memberikan pemandangan perkotaan yang menakjubkan. Di kejauhan, dia bisa melihat cahaya kota yang mulai menyala saat pagi hari berganti malam.Tiba-tiba, Bella merasa sepasang tangan yang hangat memeluknya dari belakang. Dia tersenyum saat menyadari bahwa Felix, sang sugar daddy, telah datang. Felix mencium lembut rambut Bella dan berkata dengan penuh kelembutan, ''Hai, sayang. Ayo bersiap-siap, kita akan pergi ke suatu tempat.''Bella merasa berdebar-debar dengan kejutan yang Felix berikan. Dia merasa penasaran dan tak sabar untuk mengetahui rencana Felix kali ini. Dengan senyuman lebar, Bella menjaw
Bella tidak pernah menduga bahwa saat ini dia berada di kota Bali, kota yang selalu menjadi impian dan keinginannya untuk dikunjungi. Saat dia menyadari keberadaan mereka di Bali, hatinya dipenuhi dengan kegembiraan dan kekaguman. Sejenak ia bisa melupakan rasa sedihnya.Mata Bella memandang sekeliling dengan takjub saat dia merasakan aura eksotis dan keindahan kota ini. Dia melihat pemandangan yang memukau, mulai dari pantai yang berpasir putih hingga sawah yang hijau dan indah. Suasana yang hangat dan ramah dari penduduk setempat membuat Bella merasa seperti di rumah.Dalam kegembiraan dan kekagumannya, Bella memandang Felix dengan senyuman lebar. Dia merasa bersyukur memiliki Felix yang telah mengabulkan impian dan membawanya ke tempat yang selalu dia idamkan. "Apa kau suka?" tanya Felix sambil merangkul punfak Bella."Aku suka. Kota ini adalah impianku sejak kecil," jawab Bella dengan senang...Sore hari yang indah, Bella menikmati semilir angin laut yang lembut yang menerpa wa
Bela baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya. Tapi dia melihat ada paper bag di atas ranjang. "Apa ini?"Bela membuka paper bag dan menemukan sebuah surat dari Felix di dalamnya. Dia membaca surat tersebut dengan antusias.( Sayang, aku berharap kamu suka dengan kejutan ini. Aku memilihkan gaun ini untukmu karena malam ini kita akan menghadiri acara yang penting. Aku ingin kamu tampil cantik dan mempesona di sampingku. Tolong kenakan gaun ini dan siapkan dirimu untuk malam yang istimewa nanti. Aku sangat berharap kamu bisa menjadi pendampingku. )Bela tersenyum senang saat membaca surat tersebut. Dia merasa dihargai dan istimewa karena Felix telah mempersiapkan semuanya dengan begitu baik. Dia berpikir sejenak tentang malam yang akan datang dan merasa bersemangat untuk menghadiri acara tersebut bersama Felix."Felix benar-benar tahu bagaimana membuatku merasa istimewa. Aku akan mengenakan gaun ini dengan senang hati. Malam ini akan menjadi momen yang tak terlupakan," gumam
Di sebuah kamar hotel yang nyaman, Felix duduk santai di depan televisi. Ia menikmati momen kesendirian setelah semalaman penuh dengan aktivitas yang melelahkan. Namun, tiba-tiba suasana hatinya berubah drastis ketika tayangan di televisi menarik perhatiannya.Dalam sekejap, Felix terperangah melihat adegan yang ditayangkan di layar. Itu adalah pertemuan semalam antara dirinya, Salma, istrinya, Bella. Menjadi topik utama."Sudah ku duga," lirih Felix dengan dingin.Felix memang sudah menduganya, bahwa kejadian semalam pasti akan masuk media televisi. Dan ia sangat yakin jika Salma sengaja mempermalukannya dengan Bella semalam.Tayangan itu memperlihatkan Salma dengan marah melabrak Felix dan Bella. Wajahnya penuh dengan kekecewaan dan rasa sakit. Felix bisa melihat akting Salma begitu apik. Semua itu ditayangkan dengan begitu terang-terangan, seolah-olah ingin menghancurkan hidup Felix.Perasaan marah memenuhi hati Felix. Ia merasa direndahkan. Semua rasa empati dan kepercayaan yang i
"Betrand, ada sesuatu yang ingin aku ada perintah untukmu. Hapus siaran penayangan perselingkuhanku dengan Bella semalam!""Tentu, Tuan. Saya mengerti bahwa ini adalah hal yang penting bagi bisnis Anda. Saya akan segera mengurusnya." jawab Betrand.Bella menatap pantai yang luas dari balkon kamar hotelnya, hatinya dipenuhi dengan perasaan sedih dan cemas. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, namun tidak mampu mengusir kegelisahan yang menghantui pikirannya.Dalam keheningan malam, Bella merenung tentang hubungannya bersama Felix. Ia merasa terjebak di tengah-tengah perasaan yang tak terurai antara cintanya untuk Felix dan rasa bersalah yang membebani hatinya.Dalam keheningan yang menggema, Bella merasakan kekosongan dalam dirinya. Ia merasa seperti pecahan yang terlepas dari gambaran kehidupan yang sempurna. Setiap langkah yang ia ambil, setiap keputusan yang ia buat, semuanya terasa seperti memasuki labirin yang tak berujung.Dalam kegelapan malam, air mata mengalir di pipi Bella. Ia
Salma duduk di kursi pesawat dengan perasaan kesal yang tak tertahankan. Hatinya masih terluka karena kegagalan dalam memisahkan Bella dan Felix, suaminya. Salma tahu bahwa Felix lebih memilih Bella, wanita simpanannya, daripada dirinya. Saat pesawat mulai lepas landas, Salma merenung dalam kehampaan, mencoba mengatasi perasaan sedih dan marah yang melanda hatinya."Kenapa Felix lebih memilih Bella daripada aku? Apa yang dia lihat pada wanita itu? Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk membuat mereka berpisah, tapi gagal. Ini begitu menyakitkan." kata Salma di dalam hati.Salma melihat keluar jendela pesawat, melihat awan-awan putih yang lembut berlalu dengan tenang. Dia merasa seperti awan-awan itu merefleksikan perasaannya yang berkecamuk sejenak. Dia merenung tentang hubungannya dengan Felix, mengingat saat-saat bahagia yang mereka bagikan bersama.Salma (dalam hati): "Aku menikah dengan Felix dan bersamanya. Aku memberikan segalanya untuknya walau tak pernah memberi dia hak sebag
Felix memasuki rumah dengan langkah berat setelah mengantarkan Bella ke apartemennya. Namun, rasa heran langsung menyergapnya saat ia melihat pemandangan yang tak pernah ia saksikan selama lima tahun menikah dengan Salma. Di meja makan, Salma duduk dengan penuh perhatian, menyuapi Putri sarapan pagi."Salma, apa yang sedang terjadi di sini? Kenapa kamu menyuapi Putri sarapan? Aku tidak pernah melihatmu melakukan ini sebelumnya." tanyanya dengan alis bertaut heran.Salma menatap Felix dengan tatapan yang penuh kejutan. Ia menyadari bahwa Felix merasa heran dengan perubahan ini, karena selama ini ia sering sibuk dengan karirnya dan kurang memberikan perhatian pada Putri.'Tenang Salma. Kau harus bisa meyakinkan Felix jika kau sudah berubah?' batin Salma.""Felix, aku sadar bahwa aku telah terlalu fokus pada karirku selama ini. Tapi aku ingin berubah, aku ingin memberikan perhatian dan kasih sayang yang pantas Putri terima." bohong Salma dengan suara yang lembut.Felix masih merasa bingu
Salma terus mendesak Felix untuk menonton film bersama, namun Felix menolak dengan alasan bahwa ia memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun, sebenarnya alasan itu hanyalah sebuah alibi. Felix sebenarnya memiliki janji untuk makan malam bersama Bella nanti malam.Salma merasa kecewa dan frustrasi. Ia merasa bahwa Felix tidak memberikan perhatian dan waktu yang cukup pada mereka sebagai keluarga. Namun, Salma tidak akan membiarkan hal ini terjadi begitu saja. Ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada Felix."Felix, aku merasa bahwa kamu tidak memberikan perhatian yang cukup pada kita sebagai keluarga. Aku ingin kita bisa menghabiskan waktu bersama dan menikmati momen-momen kebersamaan. Mengapa kamu selalu menolak ketika aku mencoba untuk membuat hubungan kita lebih baik?" ucap Salma dengan raut wajah sedih.Felix merasa tertegun mendengar kata-kata Salma. Ia menyadari bahwa ia telah mengabaikan kebutuhan dan perasaan Salma. Namun, ia masih merasa terikat pada hubungannya