Share

Bab 11 • Milikku, ya milikku!

Killian dengan gusar keluar dari ruang kerja. Dia sama sekali tidak suka bila kegiatannya diganggu, apalagi kalau mengenai urusan birahi.

"Ada apa?" tanyanya dengan nada dingin.

"I—iittu ...." Si pelayan meneguk ludah dan menunduk sedalam mungkin, sama sekali tidak berani mendongak karena meski kedua mata Killian dalam keadaan buta, tapi bukan berarti kengerian dari lelaki itu bisa dihilangkan. "Ddi—ddiii bbaa—waah ad—adda—"

"BICARA YANG JELAS!"

"Di bawah ada kedua orang tua Tuan Muda!"

Si pelayan buru-buru menutup mulut dan bertampang panik seketika. Sementara itu Killian menghela napas kesal. Dia sudah gatal ingin menghajar pelayan di depannya ini tapi suara isakan yang terdengar membuatnya tertegun.

Menangis? Siapa yang menangis?

Saat ini dia masih berada di depan pintu ruang kerjanya dan suara isakan pelan itu terdengar dari sana.

Mungkinkah itu Ansia yang menangis?

"Cih!" makinya, menghilangkan pemikiran bodohnya barusan.&nb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Jasmine
Anjir kesel sse nggak masuk akal itu ceritanya plis
goodnovel comment avatar
Claudia Tulenan
eps nya terlalu pendek2 thor
goodnovel comment avatar
Claudia Tulenan
aila kayaknya agak telmi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status