Share

Bab 5. Tidak Punya Hati

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2024-11-17 16:35:43

Rafly menunjukkan amplop coklat yang tadi siang dia minta kepada Olla untuk tanda tangan. Olla memandang ke arah amplop coklat yang membuat dia mengingat kembali apa isi dari amplop tersebut.

"Anda benar-benar tidak punya hati, Tuan Rafly. Anda kejam, tidak bisakah Anda menghapus perjanjian itu?" tanya Olla kembali.

Rafly hanya diam dan menggelengkan kepala. Rafly tidak memperdulikan dengan penolakan Olla. Rafly tetap memberikannya dan melemparkan amplop tersebut hingga jatuh ke bawah.

Rafly perlahan mendekati Olla. Rafly menatap Olla lekat tanpa rasa bersalah. Rafly bisa lihat dari sorot mata Olla ada rasa amarah, putus asa dan semua rasa bisa dia lihat di mata Olla, terlebih lagi rasa bencinya kepadanya, tapi Rafly tidak peduli sama sekali.

"Tanda tangan," jawab Rafly singkat.

Setelah mengucapkan itu, Rafly segera meninggalkan Olla. Dia keluar dari kamar dan tidak peduli dengan kondisi Olla saat ini.

Olla masih berdiri di depan pintu, dia terpaku mendengar jawaban Rafly yang singkat. Olla menundukkan kepala melihat amplop itu ada di kakinya. Tubuhnya lemas, Olla langsung terduduk di lantai.

Olla memeluk kedua kakinya dan dia menyembunyikan wajahnya, tangisnya pecah seketika. Hatinya sesak karena dirinya lagi-lagi diminta untuk menandatangani surat tersebut.

"Kenapa dia kejam padaku. Apa salah aku kepadanya. Kenapa aku diperlakukan seperti ini. Aku sudah katakan kalau aku tidak akan menuntut dia, tapi kenapa dia tidak peduli dan menuruti apa yang aku katakan, kenapa?" tanya Olla dengan suara bergetar.

Olla tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia benar-benar sedih dengan nasib yang dia alami saat ini. Cukup lama Olla menangis dan merenungi semuanya dan pada akhirnya, dia tidak punya pilihan lain dan Olla memutuskan untuk menandatangani semuanya.

Dengan tangan bergetar, Olla meraih amplop dan mengambil pulpen yang ada di dalam amplop dan segera menandatangani perjanjian yang Rafly buat. Setiap lembar surat yang dia tanda tangani di basahi dengan air mata.

Air mata Olla terus mengalir. Bohong kalau dirinya tidak terluka dan sakit hati, tapi dia bisa apa? Dia hanya wanita lemah, wanita yang tidak bisa melawan, wanita miskin dan menikah pun dia terpaksa karena kejadian itu.

Setelah semua selesai, Olla berdiri dan dia kembali memasukkan surat yang sudah dia tanda tangani ke dalam amplop.

"Semoga ini jalan terbaik untukku. Aku harap dengan perjanjian ini aku bisa bebas nantinya," ucap Olla.

Olla segera ke kamar mandi, dia ingin membasuh wajahnya agar tidak terlihat jika dia menangis. Olla ingin terlihat kuat di depan Rafly dan di depan semua orang. Jika dia rapuh maka dia akan ditindas.

Selesai membasuh wajah dan mengganti pakaian, Olla menuju tempat tidur. Dia ingin merebahkan dirinya karena besok dia pasti banyak kerjaan.

Keesokan harinya, Olla terbangun dia melihat sekeliling kamar tidak ada tanda-tanda kehadiran Rafly. Olla mencari amplop yang tadi malam dia letakkan di meja. Amplop tersebut sudah hilang.

"Kemana amplop tadi malam. Kenapa hilang," cicit Olla yang tidak menemukan amplop di atas meja.

Olla segera turun dan saat dirinya mendekati meja pintu terbuka, terlihat Rafly masuk dan menatapnya. Namun, Rafly terlihat cuek dan mengabaikan Olla. Rafly terus berjalan menuju kamar mandi.

Olla hanya bisa menghela napas, melihat Rafly cuek dan mengabaikan dirinya. Olla duduk dan menunggu Rafly keluar dari kamar mandi. Kali ini Olla tidak melayani Rafly, karena percuma juga, toh Rafly sudah katakan dia tidak mau dirinya menyentuh barangnya.

"Tuan, Anda membutuhkan sesuatu?" tanya Olla yang segera berdiri saat Rafly keluar dengan pakaian rapi dan aroma maskulin dari parfum Rafly sudah tercium di hidungnya.

Rafly hanya memandang sekilas dan lagi-lagi mengabaikan Olla. Rafly segera keluar dari kamar meninggalkan Olla sendiri.

Olla hanya melihat kepergian Rafly yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan darinya. Olla menarik napas dan membuangnya perlahan.

"Olla, sudah cukup jangan pedulikan dia. Dia bukan anak kecil lagi. Dia sudah dewasa dan dia akan tahu apa yang dia butuhkan. Semangat, Olla. Kamu bisa," ucap Olla yang menyemangati dirinya sendiri.

Olla pun segera membersihkan diri, dia tidak mau jika mertuanya akan mengomel jika dia telat. Selesai mandi dan berpakaian, Olla keluar kamar dan segera turun ke lantai bawah menuju dapur.

"Pagi, Bibi Ann, ada yang bisa Olla bantu?" tanya Olla kepada Bibi Ann.

"Pagi, Olla. Kamu sudah bangun, Sayang. Bagaimana tidurmu? Baik? Kamu tidak perlu bantu Bibi, semua sudah selesai. Kamu duduk saja di sana. Dan layani suamimu," jawab Bibi Ann dengan senyum lembut menolak tawaran Olla.

Olla hanya bisa tersenyum mendengar penolakan dari Bibi Ann. Olla tidak bisa memaksa, dia segera pergi dari dapur dan dia berjalan menuju meja makan.

"Di sini kamu. Apa kamu sudah membantu mereka?" tanya Nyonya Megumi ke Olla.

"Semuanya sudah selesai, Nyonya," jawab Olla.

Nyonya Megumi melihat meja makan yang sudah tertata rapi. Makanan juga sudah ada. Nyonya Megumi sedikit kesal karena Olla sudah mengerjakannya.

"Sudah sana pergi," usir Nyonya Megumi dengan mengibaskan tangannya ke arah Olla.

Olla pergi dari hadapan mertuanya, dirinya tidak mau diomelin oleh mertuanya itu, lebih baik dirinya pergi dan menunggu anggota keluarga untuk sarapan pagi.

Satu persatu anggota keluarga terlihat, Olla memberikan senyuman kepadan Tuan Mathias. Dia senang melihat kakek suaminya yang menghargai dirinya.

"Olla, duduklah. Kenapa masih berdiri. Ayo, duduk," pinta Tuan Mathias.

"Iya, kakek," jawab Olla dengan sopan.

Tatapan mata Nyonya Megumi begitu tajam saat menatap Olla. Olla yang menyadari hanya bisa diam dan menundukkan kepala.

"Olla, layani suamimu, tanyakan apa yang mau dia makan," ucap Tuan Mathias.

Olla menganggukkan kepala, dia melirik ke arah suaminya Rafly yang masih fokus dengan tabletnya.

"Tuan, eh maksudnya, mau makan apa, kamu Rafly?" tanya Olla.

Olla yang sudah berdiri menatap ke arah Rafly. Olla masih tetap berdiri menunggu jawaban Rafly. Akan tetapi, Rafly tidak menjawab apa yang Olla tanyakan. Tuan Mathias melihat Rafly mengabaikan Olla menggelengkan kepala.

"Rafly," panggil Tuan Mathias.

Rafly mengangkat kepala dan dia memandang Tuan Mathias.

"Iya, Kek?" tanya Rafly singkat.

Tuan Mathias memberikan kode dengan matanya. Rafly yang tahu memandang ke arah Olla yang sudah mengangkat omelet.

"Kenapa?" tanya Rafly dengan suara datar.

"Kamu mau ini?" tanya Olla kembali.

Rafly hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Olla. Olla meletakkan omelet di piring dan dia kembali duduk. Rafly kembali fokus ke tabletnya setelah itu, Rafly meletakkan tablet dan mulai makan.

Olla hanya melirik sekilas ke arah Rafly. Rafly sama sekali tidak menyentuh omelet yang dia letak. Rafly mengambil makanan yang lain dan memakannya.

"Olla, kamu ada kegiatan apa hari ini?" tanya Tuan Mathias.

Olla yang ditanya oleh Tuan Mathias mengangkat kepala dan memandang Tuan Mathias. Olla hanya menjawab dengan menggelengkan kepala.

"Tidak ada, kakek," jawab Olla singkat.

"Megumi, bawa Olla ke mall dan beri dia perawatan. Jangan biarkan dia di rumah terus, dia juga butuh semua itu, apa kamu bisa bawa dia pergi ke mall dan melakukan perawatan?" tanya Tuan Mathias.

Nyonya Megumi yang mendengar mertuanya meminta dirinya membawa Olla untuk perawatan langsung memandang ke arah Olla dengan tatapan sinis.

"Olla tidak mau melakukan itu. Dia sudah sering aku tawarkan, tapi dia selalu menolakku, Dad," jawab Nyonya Megumi.

Tuan Mathias memandang Olla, dia ingin tahu apakah Nyonya Megumi berkata jujur atau tidak.

Olla yang dipandang Tuan Mathias gugup, dia tidak tahu harus berkata apa. Olla melirik dari ujung matanya, untuk mencari tahu seperti apa reaksi dari mertuanya saat ini.

"Olla, kenapa kamu diam?" tanya Tuan Mathias.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 125. Inilah Cinta Sejati (Tamat)

    Olla menutup mulutnya, dia tidak menyangka kalau Rafly memberikan dirinya cincin yang sangat indah. Cincin bertatahkan batu zamrud yang berkilau dan ditaburi berlian dan swarovski. "Ini untukmu. Aku persembahkan kepadamu, sebagai tanda bahwa aku sangat mencintaimu seumur hidupku sampai maut memisahkan kita berdua," ucap Rafly dengan suara bergetar dan tatapan mata yang berkaca-kaca. Rafly mempersiapkan hadiah kepada Olla sebagai bentuk cintanya. Sebenarnya, cintanya ke Olla sangat besar dan dia tidak akan pernah bisa digantikan apapun. Tapi, cincin ini sebagai simbol sahaja untuk Olla agar mengingat dirinya yang tulus mencintai dirinya. "Kamu romantis sekali, Sayang. Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku benar-benar terharu. Aku mencintaimu juga, Sayang," balas Olla ke Rafly. Rafly tersenyum mendengar apa yang Olla katakan. Rafly segera memasangkan cincin ke Olla dan tidak lupa Rafly mengecup tangan Olla setelah memasangkan cincin tersebut. Olla menarik Rafly berdiri dan memelukn

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 124. Hidup Bahagia

    Adrian tersadar dan dia diselamatkan. Adrian dilarikan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan dari Rafly. Itu pemikiran Adrian tapi nyatanya, anak buah Rafly lah yang menyelamatkan Adrian atas perintah Rafli. Adrian dibawa ke rumah sakit dan diobati kenapa Rafly melakukan itu, karena Rafly melihat kalau Adrian menyelamatkan istrinya dengan tulus untuk itu dia diberikan kesempatan untuk menyelamatkan Adrian. Terlepas nantinya Adrian seperti apa dia tidak peduli. Dan sekarang semuanya sudah berakhir, nuklir sudah dibawa pergi oleh Rafly dan sahabatnya. Rafly segera kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Olla, sedangkan markas tersebut dihancurkan olehnya. "Ini sudah selesai, kita menang," ucap Keano saat melihat markas musuhnya dan markas musuh sahabatnya musnah. Tidak ada satu pun yang tersisa di markas musuh-musuh Rafly, semuanya terkubur di markas tersebut. Rafly saat ini berada di ruangan melihat kondisi Olla yang masih lemah. Ditemani oleh Nyonya Megumi. "Rafly, Mommy bersy

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 123. Pembalasan Berakhir

    Simon berhadapan dengan Rafly dan setelah sekian bulan purnama akhirnya, keduanya saling berhadapan. "Akhirnya, kita bertemu, teman lama. Apa kamu sudah siapkan peti mati? Kalau sudah baguslah, aku sangat suka dan aku akan mempercepat kematianmu kalau begitu. Bagaimana, apakah kamu siap?" tanya Simon yang menantang Rafly. Rafly yang mendengar perkataan dari Simon tertawa. Dia tidak menyangka kalau musuhnya ini mengatakan itu. Sudah dipastikan kalau dia akan menghabisi musuhnya ini yang sudah menculik istri dan anaknya yang masih bayi terlebih lagi istrinya terluka karena musuhnya ini. "Aku sudah siapkan tapi untukmu, apakah kamu mau melihatnya? Jika mau, boleh, aku akan berikan. Tapi tunggu dulu, aku tidak akan memberikan peti mati itu untukmu. Kamu harus membayarnya terlebih dahulu, sekarang tunjukkan dimana nuklir itu kamu simpan. Tapi, sepertinya tidak perlu lah, biar aku yang mencarinya, coba lihat wajahnya ketakutan, sepertinya dia takut denganmu, Edgar. Apa kamu mau menghabis

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 122. Akhirnya Bertemu

    "Rafly dengar dulu, bukan itu maksudnya. Dia berbohong. Aku tidak melukai pembantu itu eh maksudnya Olla. Bukan aku, Adrian yang melakukannya, sumpah Demi Tuhan. Bukan aku," jawab Niken yang mengatakan bukan dia yang melakukannya tapi Adrian. Niken menuduh Adrian pelakunya, tapi Rafly tidak peduli dia tahu kalau Adrian tidak berbohong dan dia juga tahu kalau yang dilakukan oleh Adrian untuk selamatkan dia tapi yang dia tidak sukai adalah Adrian menculik istri dan anaknya hingga istrinya seperti itu makanya dia menghukum Adrian sebagai balasan atas apa yang Adrian telah lakukan. "Benarkah? Dia pelakunya. Jadi, buat apa kamu di sini? Apa hubungan kamu dengan Simon dan Marcel. Apa kamu minta dia untuk menculik anak dan istriku, Niken?" tanya Rafly ke Niken dengan sorot mata tajam. Niken mundur ke belakang dia tidak mau berdekatan dengan Rafly dia takut sangat takut dan dia ingin menjauh dan melarikan diri tapi, sepertinya dia tidak bisa dan pada akhirnya, dia terkepung. Tepat di belak

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 121. Kemarahan Rafly

    Rafly akhirnya tiba di markas asli milik Simon dan Marcel. Dia tidak sedikitpun melepaskan anak buah dari Simon dan Marcel juga kedua orang yang sudah menculik Olla. Rafly ingin mendapatkan Olla kembali karena dia yakin saat ini Olla pasti ketakutan dan menunggu kedatangan dia. "Tunggulah, Sayang. Aku akan menjemputmu," gumam Rafly yang segera memakai topeng dan menghabisi seluruh anak buah dari Simon dan Marcel yang terus menembakinya. Rafly sama sekali tidak takut dengan serangan dari anak buah Simon dan Marcel, dia tetap menyerang dengan sangat barbar. Teman-teman Rafly melindungi Rafly untuk segera masuk ke dalam ruangan agar Rafly bisa menyelamatkan istrinya dan anaknya. "Aku akan melindungimu, Rafly. Kamu tetaplah tenang dan jangan takut, masuk saja aku ada di belakangmu," ucap Edgar yang mengatakan kepada Rafly untuk segera masuk dan mencari keberadaan Olla dan bayi kembar yang entah dimana keberadaannya.Rafly yang mendengar perkataan dari Edgar menganggukkan kepala, Rafly

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 120. Kekhawatiran Rafly

    Olla masih tidak beranjak dari tempat tidurnya, Olla masih menenangkan bayi kembarnya yang masih menangis. Dengan tenang dan tidak senandung kecil dari Olla, perlahan tangisan bayi tersebut mulai reda dan mereka kembali tertidur. Olla merasakan kepalanya sangat pusing dan pada akhirnya Olla yang tidak tahan menahan semua rasa sakitnya pingsan. Olla manusia biasa, dia bisa tidak tahan rasa sakit di bagian perutnya yang teramat sakit. Meihat Olla pingsan, Adrian semakin panik, dia mencoba untuk memeriksa Olla namun hanya periksa diluar tidak sampai menyeluruh. Badan Olla terasa panas dan itu sangat tinggi."Kapan dokter itu datang, apa masih lama?" tanya Adrian yang panik. "Sabarlah, mereka akan sampai. Kamu dokter harusnya tahu apa yang akan kamu lakukan," jawab Marcel yang meninggalkan Olla dan Adrian. Adrian mendengar perkataan Marcel kesal, dia marah karena Marcel cuek dengan Olla. Marcel seperti tidak peduli dengan Olla begitu juga Simon. Keduanya keluar meninggalkan Olla yang

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 119. Aku Akan Membalasmu

    Olla dipukul dan di tampar oleh Niken dengan cukup kuat hingga Olla harus terbangun dan dia masih dihajar oleh Niken tanpa belas kasihan padanya. Olla yang baru saja melahirkan merasakan sakit di perutnya. Sembari memegang perut dltujuannya untuk melindungi perutnya yang ditendang tanpa belas kasihan.Adrian segera mendekati Niken dan menarik Niken. Adrian tidak melihat Niken itu wanita atau tidak. Adrian membalas apa yang telah Niken lakukan ke Olla. Tindakan Adrian diperhatikan oleh Marcel dan Simon. Keduanya hanya memandang ke arah ketiganya tanpa ada niat untuk melerai. Olla menangis merasakan sakit di tubuhnya, terlebih lagi dirinya tidak bisa bergerak. Sesuatu yang dia rasakan keluar dari dalam tubuhnya mengalir ke paha dan kakinya. Olla menggelengkan kepala melihatnya. "Gila kamu, Niken. Kenapa kamu memukulnya, apa salah dia, berani-beraninya kamu melakukan itu kepadanya, tidak bisakah kamu sedikit saja berbelas kasihan dengannya!" teriak Adrian yang mencoba untuk membantu O

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 118. Menuju Penyelamatan

    Olla hanya bisa meneteskan air matanya, dia tidak tahu harus berapa lama lagi dia di sini. Si kembar sudah tidak menangis, mereka kembali tertidur. Adrian kembali masuk ke ruangan di mana ada Niken dan Simon serta Marcel. Simon sudah mendapatkan aduan dari anak buahnya dan dia kesal dengan Adrian. "Masih bisa kamu datang ke sini setelah apa yang kamu lakukan dengan tahananku," protes Simon. Suara Simon terdengar dingin saat dia menatap Adrian. Simon kesal karena Adrian membuat ketidaknyamanan tawanannya. "Aku salah jika melihat dia?" tanya Adrian. Niken memandang ke arah Adrian dan Simon bergantian. Dia heran kenapa Simon marah dengan Adrian. "Apa yang sudah kamu lakukan? Apa kamu membuat masalah, tawanan apa yang dikatakan oleh Simon? Kamu membawa tawanan ke sini?" tanya Niken. Niken tidak tahu jika Olla ada di sini. Karena dia berpikir Olla dibawa ke tempat lain, nyatanya tidak. "Olla di sini," sahut Adrian. Niken membolakan matanya, tidak menyangka kalau Olla bisa di sini.

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 117. Tidak Terima

    "Apa kabar Olla. Maaf kalau kamu harus dibawa ke sini. Aku ...." Adrian sejenak menghentikan ucapannya dan dia melangkahkan kakinya. Namun, tangan Olla mengangkat ke arah Adrian. Tatapan mata Olla tajam, dia tidak menyangka kalau Adrian dalang dari semua ini. Adrian terkejut melihat reaksi dari Olla yang menolak dirinya mendekatinya. "Olla, ka-kamu kenapa?" tanya Adrian yang bingung kenapa sikap Olla seperti itu. Biasanya, Olla tidak seperti itu dan dia sangat bersahabat tapi kini tidak. Adrian masih berdiri di depan pintu dia tidak berani mendekati Olla. Adrian melihat si kembar yang tertidur. Baru kali ini dia melihat si kembar. Mereka tampan dan lucu. "Anakmu lucu, akhirnya aku bisa melihat mereka. Waktu di dalam kandungan aku ingin melihat mereka bertiga, akhirnya aku bisa melihatnya. Bisa aku menyentuhnya?" tanya Adrian. Olla masih belum menjawab dia masih menatap ke arah Adrian. Kebencian memuncak di hatinya. Adrian yang dia anggap teman bisa-bisanya menculiknya dan si ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status