Share

Bab 4. Takdir Tuhan

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2024-11-16 10:43:40

Olla menggelengkan kepala, dia tidak terima diperlakukan seperti itu. Poin itu membuat hatinya terluka. Kenapa melarang dia hamil. Sebenci itukah pria yang di depannya ini kepadanya? Dia yang sudah membuat dirinya seperti ini, tapi kenapa dia yang marah. Seharusnya, dialah yang marah kepada pria tidak punya hati ini.

“Aku tidak akan tanda tangan. Ini sama saja, Anda kejam dan benar-benar tidak punya hati. Tapi, Anda jangan khawatir, saya tidak akan merayu Anda dan menggoda Anda, dan saya juga tidak akan berdekatan dengan Anda, apalagi jatuh cinta dengan Anda. Saya akan jaga jarak dengan Anda agar saya tidak hamil. Dan untuk harta, saya tidak akan sudi menerima satu sen pun dari Anda karena saya bukan pengemis. Saya akan pergi setelah Anda mendapatkan harta dari kakek. Jika tidak ada yang ingin Anda katakan, saya permisi,” ucap Olla yang segera pergi.

Rafly yang melihat Olla pergi semakin murka. Dia tidak suka dibantah oleh siapapun.

“Olla, dengar baik-baik. Saya tidak akan pernah mengakui anakmu itu. Dengar itu, Olla!” teriak Rafly dengan suara lantang.

Olla yang berniat membuka pintu terpaku di depan pintu, dia tidak menyangka, kalau Rafly tidak mau mengakui anaknya jika dia hamil. Olla menghapus air matanya dengan tangan bergetar.

“Baik, jika itu yang Anda inginkan, Tuan. Lagipula, melakukan sekali tidak akan mungkin membuat saya hamil. Anda jangan khawatir, tidak akan ada tuntutan sama sekali dari saya untuk Anda jika saya hamil nantinya,” jawab Olla dengan tegas.

Olla langsung keluar dari ruangan itu. Hatinya hancur sangat hancur. Menikah karena kesucian direbut, sekarang Rafly meminta dia menandatangani surat pranikah yang isinya bukan pembagian harta lagi, akan tetapi di dalamnya tertulis Rafly melarang dia untuk hamil. Dan jika hamil, dia harus gugurkan janin itu, bukankah itu kejam?

Olla mendengar suara teriakan Rafly dengan kencang akan tetapi, dia mengabaikannya. Olla tidak peduli karena dia sudah terlanjur sakit hati. Sampai di depan lift, tangan Olla gemetar saat tombol ditekan dan setelah terbuka, Olla segera masuk.

Tangis pun pecah, Olla tidak bisa membendung kesedihannya. Olla memukul dadanya berkali-kali. Sesak di dada membuat dia ingin bunuh diri.

“Kenapa dengan dia, kenapa Tuhan? Aku di sini korbannya, bukan dia. Aku juga tidak mau menikah dengan dia, aku masih ingin menikmati duniaku. Dia yang sudah menghancurkan hidupku, tapi kenapa dia yang merasa tersakiti, harusnya aku, Tuhan. Harusnya, aku!” tangis Olla.

Olla menumpahkan semua kesedihan yang dia rasakan. Dan saat pintu lift terbuka, buru-buru Olla keluar dan dia berlari. Olla keluar dari pintu yang pertama dia masuk. Jadi, tidak ada karyawan suaminya yang tau.

Olla berlari cukup kencang dan saat di halte bus, Olla duduk dan menutup wajahnya. Dia lagi-lagi menangis mengingat semua yang terjadi. Hujan turun dengan cukup deras, Olla mengangkat kepalanya dan menatap ke arah langit yang gelap.

“Apakah ini takdirku, Tuhan? Apakah aku tidak bisa bahagia? Kapan aku bahagia, Tuhan? Kapan aku bisa mendapatkan kebahagiaan itu?” tanya Olla dengan tangis yang tiada henti.

Cukup lama Olla berada di tempat tersebut, dia berharap agar hujan reda, akan tetapi hujan semakin deras dan mau tidak mau Olla pulang menggunakan taksi.

Di dalam taksi, Olla masih memikirkan bagaimana caranya menolak untuk menandatangani surat tersebut. Dia tidak mau ada perjanjian yang tidak masuk akal seperti itu.

“Nona, sudah sampai,” jawab supir taksi.

Olla segera turun dari taksi setelah membayar taksi Olla langsung masuk ke dalam rumah. Tubuh Olla basah walaupun tidak kuyup. Satpam yang melihat Olla lari menghindari hujan hanya geleng kepala.

Saat di dalam rumah terdengar suara teriakkan cukup kencang. Olla berhenti mendengar suara itu memanggilnya. Olla berhenti sejenak dan menoleh ke sumber suara. Ternyata, suara itu berasal dari ibu mertuanya.

“Dari mana?” tanya Nyonya Megumi sorot mata tajam.

“Saya diminta, Tuan Rafly untuk ke kantornya, Nyonya,” jawab Olla jujur.

Nyonya Megumi menaikkan alisnya. Dia heran kenapa anaknya meminta Olla ke kantor. Nyonya Megumi melihat dari atas sampai bawah, tubuhnya basah walaupun tidak terlalu.

“Kenapa dia memintamu kesana?” tanya Nyonya Megumi lagi.

“Untuk ….” Olla menghentikan sejenak ucapannya karena mendengar suara Tuan Mathias dan Tuan Abraham.

“Sudah sana pergi. Ganti pakaianmu dan satu lagi jangan katakan kamu ke sana. Ingat itu, awas kalau kamu katakan kalau kamu ke sana,” ancam Nyonya Megumi.

Olla hanya menganggukkan kepala dan pergi dari hadapan Nyonya Megumi. Olla bergegas naik ke lantai atas dan mengganti pakaiannya.

Saat di dalam kamar, tubuh Olla merosot ke bawah, lagi-lagi dirinya menangis. Mengingat apa yang terjadi hari ini.

“Apa yang harus aku katakan ke Rafly jika dia kekeh meminta tanda tanganku. Apakah aku akan menandatangani surat itu. Dan jika aku beneran hamil bagaimana? Tidak mungkin, aku menggugurkan janin yang tidak berdosa ini. Kenapa dia memperlakukan aku seperti ini, kenapa?” tanya Olla kembali pada dirinya.

Cukup lama Olla menangis sampai dirinya tertidur di lantai. Suara ketukan pintu terdengar, Olla yang berada di bawah terkejut mendengar ketukan pintu.

“Nona Olla, saatnya makan malam. Anda sudah ditunggu di meja makan,” ucap Bibi Ann kepada Olla.

Olla menepuk keningnya, dia baru sadar kalau dia harus berganti pakaian tetapi dia belum juga berganti pakaian sama sekali.

“I-iya, Bibi Ann. Saya akan keluar sekarang,” sahut Olla.

Olla segera berdiri dengan cepat, walaupun kepalanya sedikit pusing, Olla tetap kuat berjalan ke kamar mandi dan segera membersihkan diri dengan cepat. Dia tidak mau orang lain menunggunya.

Selesai berpakaian, Olla segera keluar dan turun ke lantai bawah. Terdengar suara ibu mertuanya yang berbincang dengan anggota keluarga lain dan yang lebih mengejutkan suara Rafly.

“Dia sudah pulang, apa dia ingin memintaku untuk menandatangani surat itu?” tanya Olla dengan suara pelan.

Olla berusaha tenang agar tidak terlihat dirinya takut saat berhadapan dengan Rafly. Olla melangkahkan kaki ke arah meja makan. Saat sampai di meja makan, Olla menundukkan kepala ke arah semua anggota keluarga.

“Malam semuanya. Maaf, saya terlambat,” ucap Olla.

“Tidak apa, Nak. Duduklah,” jawab Tuan Mathias.

Olla duduk di sebelah Rafly. Aura Rafly benar-benar membuat dirinya takut dan gugup. Tanpa sengaja, dirinya menekan paha Rafly. Niat hati ingin menekan tempat duduk di sisi kirinya karena terlalu gugup, dia melakukan yang tidak terduga hingga membuat Rafly refleksi terkejut dan menoleh ke arahnya.

Olla yang melihat Rafly menoleh ke arahnya, ikut terkejut dan gugup. Olla mengutuk dirinya karena menekan paha Rafly. Bola mata Olla kesana kemari saat tatapan Rafly tertuju ke arahnya.

Rafly yang tahu jika Olla tidak sengaja dan gugup saat dia memandangnya, hanya menatapnya tanpa ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Melihat tatapan dingin dari Rafly membuat Olla semakin gugup sehingga dentingan sendok yang dia pegang jatuh sehingga semua orang memandang ke arah Olla. 

“Kenapa dengan kamu, Nak?” tanya Tuan Mathias.

Olla yang ditanya oleh Tuan Mathias gugup, akan tetapi dia berusaha tenang agar Tuan Mathias tidak curiga.

“Oh, ini Kakek, tangan Olla licin jadi jatuh sendoknya. Maafkan Olla, maaf semuanya,” jawab Olla dengan raut wajahnya yang gugup.

Rafly kembali fokus dengan makanannya, dia tidak memperdulikan apa yang Olla lakukan.

Olla makan dengan cepat dia takut jika Rafly murka karena dia sudah pergi begitu saja tadi siang. Setelah semua anggota keluarga selesai makan, Olla bergegas naik ke lantai dua. Saat, dia masuk ke kamar, Rafly juga ikut masuk.

Rafly menutup pintu kamar dan dia berdiri tepat di depan Olla.

“Bagaimana, Olla?” tanya Rafly yang sedikit ambigu.

Karena penasaran, Olla balik bertanya. “Bagaimana apa, Tuan?” tanya Olla dengan gugup.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 125. Inilah Cinta Sejati (Tamat)

    Olla menutup mulutnya, dia tidak menyangka kalau Rafly memberikan dirinya cincin yang sangat indah. Cincin bertatahkan batu zamrud yang berkilau dan ditaburi berlian dan swarovski. "Ini untukmu. Aku persembahkan kepadamu, sebagai tanda bahwa aku sangat mencintaimu seumur hidupku sampai maut memisahkan kita berdua," ucap Rafly dengan suara bergetar dan tatapan mata yang berkaca-kaca. Rafly mempersiapkan hadiah kepada Olla sebagai bentuk cintanya. Sebenarnya, cintanya ke Olla sangat besar dan dia tidak akan pernah bisa digantikan apapun. Tapi, cincin ini sebagai simbol sahaja untuk Olla agar mengingat dirinya yang tulus mencintai dirinya. "Kamu romantis sekali, Sayang. Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku benar-benar terharu. Aku mencintaimu juga, Sayang," balas Olla ke Rafly. Rafly tersenyum mendengar apa yang Olla katakan. Rafly segera memasangkan cincin ke Olla dan tidak lupa Rafly mengecup tangan Olla setelah memasangkan cincin tersebut. Olla menarik Rafly berdiri dan memelukn

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 124. Hidup Bahagia

    Adrian tersadar dan dia diselamatkan. Adrian dilarikan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan dari Rafly. Itu pemikiran Adrian tapi nyatanya, anak buah Rafly lah yang menyelamatkan Adrian atas perintah Rafli. Adrian dibawa ke rumah sakit dan diobati kenapa Rafly melakukan itu, karena Rafly melihat kalau Adrian menyelamatkan istrinya dengan tulus untuk itu dia diberikan kesempatan untuk menyelamatkan Adrian. Terlepas nantinya Adrian seperti apa dia tidak peduli. Dan sekarang semuanya sudah berakhir, nuklir sudah dibawa pergi oleh Rafly dan sahabatnya. Rafly segera kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Olla, sedangkan markas tersebut dihancurkan olehnya. "Ini sudah selesai, kita menang," ucap Keano saat melihat markas musuhnya dan markas musuh sahabatnya musnah. Tidak ada satu pun yang tersisa di markas musuh-musuh Rafly, semuanya terkubur di markas tersebut. Rafly saat ini berada di ruangan melihat kondisi Olla yang masih lemah. Ditemani oleh Nyonya Megumi. "Rafly, Mommy bersy

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 123. Pembalasan Berakhir

    Simon berhadapan dengan Rafly dan setelah sekian bulan purnama akhirnya, keduanya saling berhadapan. "Akhirnya, kita bertemu, teman lama. Apa kamu sudah siapkan peti mati? Kalau sudah baguslah, aku sangat suka dan aku akan mempercepat kematianmu kalau begitu. Bagaimana, apakah kamu siap?" tanya Simon yang menantang Rafly. Rafly yang mendengar perkataan dari Simon tertawa. Dia tidak menyangka kalau musuhnya ini mengatakan itu. Sudah dipastikan kalau dia akan menghabisi musuhnya ini yang sudah menculik istri dan anaknya yang masih bayi terlebih lagi istrinya terluka karena musuhnya ini. "Aku sudah siapkan tapi untukmu, apakah kamu mau melihatnya? Jika mau, boleh, aku akan berikan. Tapi tunggu dulu, aku tidak akan memberikan peti mati itu untukmu. Kamu harus membayarnya terlebih dahulu, sekarang tunjukkan dimana nuklir itu kamu simpan. Tapi, sepertinya tidak perlu lah, biar aku yang mencarinya, coba lihat wajahnya ketakutan, sepertinya dia takut denganmu, Edgar. Apa kamu mau menghabis

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 122. Akhirnya Bertemu

    "Rafly dengar dulu, bukan itu maksudnya. Dia berbohong. Aku tidak melukai pembantu itu eh maksudnya Olla. Bukan aku, Adrian yang melakukannya, sumpah Demi Tuhan. Bukan aku," jawab Niken yang mengatakan bukan dia yang melakukannya tapi Adrian. Niken menuduh Adrian pelakunya, tapi Rafly tidak peduli dia tahu kalau Adrian tidak berbohong dan dia juga tahu kalau yang dilakukan oleh Adrian untuk selamatkan dia tapi yang dia tidak sukai adalah Adrian menculik istri dan anaknya hingga istrinya seperti itu makanya dia menghukum Adrian sebagai balasan atas apa yang Adrian telah lakukan. "Benarkah? Dia pelakunya. Jadi, buat apa kamu di sini? Apa hubungan kamu dengan Simon dan Marcel. Apa kamu minta dia untuk menculik anak dan istriku, Niken?" tanya Rafly ke Niken dengan sorot mata tajam. Niken mundur ke belakang dia tidak mau berdekatan dengan Rafly dia takut sangat takut dan dia ingin menjauh dan melarikan diri tapi, sepertinya dia tidak bisa dan pada akhirnya, dia terkepung. Tepat di belak

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 121. Kemarahan Rafly

    Rafly akhirnya tiba di markas asli milik Simon dan Marcel. Dia tidak sedikitpun melepaskan anak buah dari Simon dan Marcel juga kedua orang yang sudah menculik Olla. Rafly ingin mendapatkan Olla kembali karena dia yakin saat ini Olla pasti ketakutan dan menunggu kedatangan dia. "Tunggulah, Sayang. Aku akan menjemputmu," gumam Rafly yang segera memakai topeng dan menghabisi seluruh anak buah dari Simon dan Marcel yang terus menembakinya. Rafly sama sekali tidak takut dengan serangan dari anak buah Simon dan Marcel, dia tetap menyerang dengan sangat barbar. Teman-teman Rafly melindungi Rafly untuk segera masuk ke dalam ruangan agar Rafly bisa menyelamatkan istrinya dan anaknya. "Aku akan melindungimu, Rafly. Kamu tetaplah tenang dan jangan takut, masuk saja aku ada di belakangmu," ucap Edgar yang mengatakan kepada Rafly untuk segera masuk dan mencari keberadaan Olla dan bayi kembar yang entah dimana keberadaannya.Rafly yang mendengar perkataan dari Edgar menganggukkan kepala, Rafly

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 120. Kekhawatiran Rafly

    Olla masih tidak beranjak dari tempat tidurnya, Olla masih menenangkan bayi kembarnya yang masih menangis. Dengan tenang dan tidak senandung kecil dari Olla, perlahan tangisan bayi tersebut mulai reda dan mereka kembali tertidur. Olla merasakan kepalanya sangat pusing dan pada akhirnya Olla yang tidak tahan menahan semua rasa sakitnya pingsan. Olla manusia biasa, dia bisa tidak tahan rasa sakit di bagian perutnya yang teramat sakit. Meihat Olla pingsan, Adrian semakin panik, dia mencoba untuk memeriksa Olla namun hanya periksa diluar tidak sampai menyeluruh. Badan Olla terasa panas dan itu sangat tinggi."Kapan dokter itu datang, apa masih lama?" tanya Adrian yang panik. "Sabarlah, mereka akan sampai. Kamu dokter harusnya tahu apa yang akan kamu lakukan," jawab Marcel yang meninggalkan Olla dan Adrian. Adrian mendengar perkataan Marcel kesal, dia marah karena Marcel cuek dengan Olla. Marcel seperti tidak peduli dengan Olla begitu juga Simon. Keduanya keluar meninggalkan Olla yang

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 119. Aku Akan Membalasmu

    Olla dipukul dan di tampar oleh Niken dengan cukup kuat hingga Olla harus terbangun dan dia masih dihajar oleh Niken tanpa belas kasihan padanya. Olla yang baru saja melahirkan merasakan sakit di perutnya. Sembari memegang perut dltujuannya untuk melindungi perutnya yang ditendang tanpa belas kasihan.Adrian segera mendekati Niken dan menarik Niken. Adrian tidak melihat Niken itu wanita atau tidak. Adrian membalas apa yang telah Niken lakukan ke Olla. Tindakan Adrian diperhatikan oleh Marcel dan Simon. Keduanya hanya memandang ke arah ketiganya tanpa ada niat untuk melerai. Olla menangis merasakan sakit di tubuhnya, terlebih lagi dirinya tidak bisa bergerak. Sesuatu yang dia rasakan keluar dari dalam tubuhnya mengalir ke paha dan kakinya. Olla menggelengkan kepala melihatnya. "Gila kamu, Niken. Kenapa kamu memukulnya, apa salah dia, berani-beraninya kamu melakukan itu kepadanya, tidak bisakah kamu sedikit saja berbelas kasihan dengannya!" teriak Adrian yang mencoba untuk membantu O

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 118. Menuju Penyelamatan

    Olla hanya bisa meneteskan air matanya, dia tidak tahu harus berapa lama lagi dia di sini. Si kembar sudah tidak menangis, mereka kembali tertidur. Adrian kembali masuk ke ruangan di mana ada Niken dan Simon serta Marcel. Simon sudah mendapatkan aduan dari anak buahnya dan dia kesal dengan Adrian. "Masih bisa kamu datang ke sini setelah apa yang kamu lakukan dengan tahananku," protes Simon. Suara Simon terdengar dingin saat dia menatap Adrian. Simon kesal karena Adrian membuat ketidaknyamanan tawanannya. "Aku salah jika melihat dia?" tanya Adrian. Niken memandang ke arah Adrian dan Simon bergantian. Dia heran kenapa Simon marah dengan Adrian. "Apa yang sudah kamu lakukan? Apa kamu membuat masalah, tawanan apa yang dikatakan oleh Simon? Kamu membawa tawanan ke sini?" tanya Niken. Niken tidak tahu jika Olla ada di sini. Karena dia berpikir Olla dibawa ke tempat lain, nyatanya tidak. "Olla di sini," sahut Adrian. Niken membolakan matanya, tidak menyangka kalau Olla bisa di sini.

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 117. Tidak Terima

    "Apa kabar Olla. Maaf kalau kamu harus dibawa ke sini. Aku ...." Adrian sejenak menghentikan ucapannya dan dia melangkahkan kakinya. Namun, tangan Olla mengangkat ke arah Adrian. Tatapan mata Olla tajam, dia tidak menyangka kalau Adrian dalang dari semua ini. Adrian terkejut melihat reaksi dari Olla yang menolak dirinya mendekatinya. "Olla, ka-kamu kenapa?" tanya Adrian yang bingung kenapa sikap Olla seperti itu. Biasanya, Olla tidak seperti itu dan dia sangat bersahabat tapi kini tidak. Adrian masih berdiri di depan pintu dia tidak berani mendekati Olla. Adrian melihat si kembar yang tertidur. Baru kali ini dia melihat si kembar. Mereka tampan dan lucu. "Anakmu lucu, akhirnya aku bisa melihat mereka. Waktu di dalam kandungan aku ingin melihat mereka bertiga, akhirnya aku bisa melihatnya. Bisa aku menyentuhnya?" tanya Adrian. Olla masih belum menjawab dia masih menatap ke arah Adrian. Kebencian memuncak di hatinya. Adrian yang dia anggap teman bisa-bisanya menculiknya dan si ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status