Dinikahkan sebagai pengantin pengganti, Chelsea menjadi istri dari suami kaya raya dan memulai perjalanannya untuk merebut kembali bisnis keluarga dari tangan ayahnya. Semua orang tahu bahwa Ferdy adalah orang yang kejam dan tidak berperasaan terhadap keluarganya sendiri. Akan tetapi , dia justru malah menurut kepada istri barunya. Tidak sampai di situ saja, Ferdy bahkan sangat menyayangi dan memanjakan istrinya yang jelek itu. Lantas, muncullah rumor bagi masyarakat setempat yang mengatakan bahwa menikah dengan Chelsea merupakan karma bagi Ferdy. Hari terus berlalu hingga suatu hari, Chelsea yang semula buruk rupa pulang kembali ke negaranya dengan kecantikan barunya yang menggemparkan satu kota. Namun sayang, Ferdy justru tidak lagi melihat sosok istrinya yang dulu dalam penampilan barunya itu.
Lihat lebih banyakMalam itu, Diana tidak mendapatkan balasan dari Ferdy. Dia mengira petunjuk darinya belum cukup jelas. Jadi, keesokan paginya dia pergi ke Harbourside Villa. Saat Ferdy turun ke lantai bawah, Diana sudah duduk di depan meja makan sambil menyiapkan sarapan Maura."Kamu sudah bangun?" tanya Diana sembari tersenyum.Ferdy menghampiri meja makan, lalu melirik Maura yang sedang memainkan roti panggangnya. Dia menegur, "Kalau sudah kenyang, main di lantai atas. Jangan memainkan makanan."Maura meletakkan roti panggang di piringnya dengan patuh. Kemudian, dia menarik ujung baju Diana dan berucap, "Tante temani aku main.""Kamu naik sendiri dulu," perintah Ferdy.Diana tahu maksud Ferdy. Dia membujuk Maura, "Tante mau bicara dengan papamu. Sebentar lagi Tante akan temani kamu."Melihat Maura mengangguk, Diana langsung menggendong Maura turun dari kursi dan melihatnya naik ke lantai atas. Diana terkejut setelah menoleh dan bertatapan dengan Ferdy.Ferdy memperingatkan, "Kelak jangan memakai tri
Saat melihat Darwin secara langsung, Lindsey merasa Darwin lebih tua daripada di foto. Lindsey melihat tangan Darwin yang memegang teko teh bergetar. Dia langsung mengambil teko dan berucap, "Biar aku tuang sendiri saja."Darwin mengangguk dan menyahut, "Oke."Melihat Lindsey menuang teh ke cangkir sampai penuh, Darwin berkata, "Setelah Ferdy menemukanmu, aku tahu dia pasti nggak akan membiarkanmu berhubungan denganku lagi. Aku pikir aku nggak punya kesempatan untuk bertemu denganmu ...."Lindsey menyela, "Kalau bukan karena kamu yang menyokongku waktu itu, aku juga nggak mungkin bisa hidup sampai bertemu dengan kakakku. Aku tetap mengingat kebaikanmu."Mendengar ucapan Lindsey, Darwin melambaikan tangan dan menimpali, "Sebagai kakekmu, sudah seharusnya aku berbuat seperti itu. Kamu nggak usah begitu sungkan."Lindsey tiba-tiba merasa tidak nyaman saat melihat Darwin bersikap seperti kakek yang baik. Dia mengernyit, lalu berujar, "Hari ini aku mencari kamu untuk menanyakan sesuatu. Ken
Ferdy menatap Chelsea cukup lama. Cahaya senja menyinari sepasang netra yang tenang dan membuat matanya terlihat seperti sedang menyala.Chelsea sedikit canggung saat ditatap seperti itu. Dia bertanya, "Kamu bisu?""Aku cuma ingin melihatmu." Setelah mengatakan ini, Ferdy mengalihkan pandangannya sembari berpamitan, "Aku pulang dulu."Mobil Mercedes Maybach pun melaju pergi. Chelsea benar-benar tidak mengerti, sebenarnya apa trik yang sedang dimainkan Ferdy? Membingungkan sekali.Di dalam mobil, Ferdy menoleh ke belakang menatap Chelsea lekat-lekat. Wanita itu berdiri di bawah cahaya senja. Sosoknya yang kurus seolah-olah memancarkan kekuatan dan ketangguhan dari dalam dirinya.Sejak mendengar ucapan Lindsey, Ferdy terus memikirkan apakah keputusannya meminta Lindsey melahirkan Maura itu benar atau salah. Sampai saat bertemu dengan Chelsea, sepertinya dia sudah menemukan jawabannya.Setelah lama mengenal Chelsea, Ferdy seharusnya paham bahwa Chelsea tahu apa yang dirinya inginkan. Wani
Lindsey menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan ke arah Ferdy dan Maura.Begitu melihat Lindsey duduk, Maura perlahan mendekat ke Ferdy dan bertanya dengan berbisik, "Papa, siapa dia?""Maura, ini ...," sahut Ferdy."Aku tantemu," sela Lindsey.Ferdy menatap Lindsey sambil mengernyit. Matanya tampak sedang bertanya-tanya. Sementara itu, Lindsey malah berpura-pura bodoh. Dia tersenyum pada Maura seraya berkata, "Hari ini, bagaimana kalau Tante mengajakmu jalan-jalan? Kalau Maura ingin makan sesuatu, bilang saja pada Tante."Kehadiran Lindsey yang tiba-tiba mengaku sebagai tantenya membuat Maura menjadi berwaspada. Dia tidak mengindahkan Lindsey, melainkan menengadah menatap Ferdy untuk mendapatkan kepastian.Setelah terdiam beberapa saat, Ferdy bisa menebak isi pikiran Lindsey. Dia mengalihkan pandangannya menatap kedua mata Maura, lalu menjelaskan, "Dia adiknya Papa. Mulai sekarang, dia adalah tantemu."Maura bertepuk tangan dengan senang seraya berseru, "Hore! Maura punya Tante!"Kal
Mendengar ini, Ferdy mengangkat alisnya sembari membalas, "Jangan terlalu banyak tanya. Ke depannya, kamu jangan sering berhubungan dengan mereka.""Kalau aku dengar dari ucapanmu ... sepertinya kamu benar-benar memancingku memikirkan sesuatu yang bukan-bukan," goda Lindsey sambil tersenyum."Lindsey," tegur Ferdy dengan kesal.Lindsey tertawa puas, lalu berucap, "Oke, aku nggak menggodamu lagi. Sekarang, aku mau tanya hal yang serius. Sebenarnya seberapa besar kesalahan yang kamu buat hingga kamu melewatkan wanita sebaik Kak Chelsea?"Bukannya mendapatkan jawaban, Ferdy malah berpesan, "Kalau urusanmu sudah selesai, pulanglah lebih awal." Setelah itu, dia langsung mengakhiri panggilan.Lindsey memandang ponselnya seraya menggeleng dengan pasrah. Kakaknya sama sekali tidak bersedia curhat kepadanya. Lantas, bagaimana dia bisa membantunya? Tidak lama kemudian, ada sebuah pesan dari Ferdy yang muncul di layar ponselnya.[ Besok akhir pekan. Sudah waktunya kamu untuk bertemu Maura. Aku ak
Malam itu, Lindsey hadir tepat waktu ke tempat yang dijanjikan. Begitu membuka pintu dan melihat Diana dan Gino yang sedang tersenyum manis, Lindsey langsung cemberut. "Kenapa preman ini juga di sini?" tanya Lindsey dengan sinis."Maafkan aku, Nona. Semalam aku minum terlalu banyak dan tanpa sadar bertindak nggak sopan padamu," ujar Gino.Gino segera bangkit dari kursinya. Sambil mengangkat gelas anggur, dia berkata lagi, "Begini saja, aku akan minta maaf dengan minum tiga gelas. Kuharap kamu bisa berbesar hati dan bersedia melupakan kejadian kemarin malam."Lindsey tidak bisa berkata-kata saat melihat Gino menenggak tiga gelas anggur dengan cepat. Dia curiga ada yang tidak beres dengan kepala pria itu."Apa ini yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Lindsey sambil menatap Diana.Diana menyunggingkan senyum menyesal dan menjawab, "Ya. Gino tahu dari resepsionis kalau kamu datang bersama kami. Dia ingin meminta maaf secara langsung padamu, jadi ...."Gino buru-buru menimpali, "Betul,
Langit malam perlahan bertambah pekat. Theo sudah dijemput oleh Brian, meninggalkan Chelsea dan Kendrian yang masih menunggu sopir mereka.Di tengah semilir angin malam, Kendrian bertanya ringan, "Dari mana kamu mengenal wanita tadi?""Aku pernah kebetulan menolongnya di luar negeri," sahut Chelsea.Kendrian mengangkat pelan alisnya dan berkata, "Kebetulan sekali."Chelsea menyunggingkan senyum, lalu menimpali, "Aku juga merasa begitu. Aku ketemu banyak wajah familier di ruangan privat tadi. Sepertinya wanita itu akrab dengan Yunita."Ucapan Chelsea seketika menarik minat Kendrian. Dia berucap, "Sepertinya latar belakang wanita itu nggak sederhana."Chelsea mengangguk setuju, tetapi dia merasakan sedikit keganjilan. Pada pertemuan pertama mereka, Chelsea mendapat kesan bahwa wanita itu hanya orang biasa. Dia tidak tampak seperti orang yang bisa panjat sosial hingga mencapai kalangan puncak.Di dunia dengan kelas sosial yang begitu kokoh, kerja keras sebesar apa pun mustahil membuat ora
Yunita-lah yang pertama bereaksi. Pandangannya tertuju pada tangan wanita yang sedang merangkul Chelsea, lalu dia bertanya dengan nada terkejut, "Linda, kalian saling kenal?"Lindsey membawa Chelsea duduk sebelum menjawab, "Ya, kami pernah bertemu di luar negeri. Aku barusan ketemu preman pemabuk di luar. Untungnya kakak ini menolongku. Kalau nggak, entah bagaimana nasibku nanti.""Apa? Ada preman di tempat seperti ini?" kata Yunita sambil mengernyit."Pria itu kelihatannya cukup berada. Sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Aku nggak mau nafsu makanku hilang karena orang itu. Aku belum makan apa pun nih," balas Lindsey, sedikit bergidik saat mengingat kejadian tadi.Diana dan Sonia duduk tepat di depan mereka. Untuk sesaat, atmosfer di ruangan ini terasa sedikit kaku. Hanya Lindsey yang tetap makan dengan lahap. Demi menghargai Yunita, Chelsea bertahan di kursinya. Mereka pun mengobrol sejenak tentang situasi operasional Dana Angel.Setelah beberapa lama, Chelsea bangkit dan membuat alas
Tangan Chelsea yang memegang gelas anggur terhenti sejenak di udara. Kemudian, dia mengulum senyum kecil dan berkata, "Masa?""Beritanya sudah ditutupi sebelum tersebar luas, tetapi tetap ada jejak fotonya. Kamu mau lihat?" balas Kendrian.Dari penuturan sederhana Kendrian, Chelsea sedikit termangu ketika menangkap informasi kuncinya. Ferdy tampaknya sangat menyayangi wanita yang dirumorkan sebagai kekasih barunya itu. Jika tidak, Ferdy yang biasanya acuh tak acuh terhadap rumor tidak mungkin bergerak cepat demi menangani skandal. Dia pasti ingin melindungi wanita itu.Chelsea tanpa sadar teringat ucapan Ardi soal panggilan telepon yang diterima Ferdy waktu itu. Mau tidak mau, dia harus memuji intuisi lelaki yang ada kalanya lumayan akurat. Ferdy buru-buru ingin kembali ke Negara Helvetia sepertinya juga demi wanita itu.Saat tengah larut dalam pikirannya, Chelsea mendadak mendengar pekikan seorang wanita."Apa-apaan kamu!"Seruan itu disusul dengan suara tamparan keras. Chelsea dan ya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.