Share

Siska Malu

Tetanggaku Luar Biasa

Bab 20

Leni tertawa, "terserah kamu aja, Sis!"

Aku tersenyum tipis. Aku pikir Leni akan terus mendebat Siska soal perhiasan, ternyata tidak. Dia berpamitan karena sudah sampai di rumahnya.

"Mbak, suami Mbak Leni itu, kerja di mana sih?"

"Di bank milik pemerintah. Kenapa?"

"Nggak apa-apa. Mm, suaminya kerja di bank, kok, mau-maunya bantuin jualan baju punya Mbak Ajeng."

Aku menghela napas kasar. "Leni itu, anak sulung. Ayahnya udah meninggal sejak Leni SMP. Jadi, sebelum menikah, dia tulang punggung keluarga. Suaminya juga sama. Jadi, mereka sama-sama membiayai adik yang masih kuliah. Aku malah salut sama Leni. Walaupun punya suami berpenghasilan lumayan, tapi nggak gengsi jualan baju. Jarang loh, ada orang kayak dia."

Siska tidak menjawab perkataanku. Lagipula kami sudah sampai rumah. Siska langsung pamit pulang. Dan aku langsung masuk ke rumah.

***

Sudah beberapa hari, tukang sayur tidak berjualan. Istrinya melahirkan, dan keluarganya dari kampung datang. Jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status