NB: Khusus 21+ karena banyak adegan kekerasan. Iris Marchetti harus menelan pil pahit setelah ia diculik oleh Evan Luciano, sang pimpinan mafia Cosa Nostra yang terkenal sangat kejam dari Italia. Iris dijadikan sebagai alat untuk membalas dendam oleh Evan Luciano setelah sang kakak membunuh Freya dengan cara yang sangat kejam. Iris ditawan dan dijadikan sebagai gadis pemuas hasrat yang akan dihabisi jika Evan sudah bosan nantinya, akan tetapi takdir berkata lain. Evan mengalami dilema saat Iris dinyatakan hamil, sang pimpinan mafia kejam itu pun harus memilih antara membalas dendam atas kematian Freya ataukah menerima Iris sebagai wanitanya. Lalu, bagaimanakah misi balas dendam Evan? Akankah Evan berhasil membalaskan dendamnya kepada keluarga Julian Marchetti? Lantas, bagaimanakah dengan nasib Iris dan janin yang dikandungnya?
View More"Mmmmh," lenguh Iris saat bibirnya dilumat oleh Evan.Teriak kesakitan Iris berubah menjadi lenguhan dan rasa sakit yang dideritanya teralihkan oleh ciuman hangat yang terasa begitu hangat di bibirnya tidak seperti biasanya yang terasa dingin dan kasar. Tatapan mata Iris dan Evan saling beradu tak bisa saling melepaskan pandangan satu sama lain hingga kelopak mata Iris tiba-tiba terpejam."Iris, bangun!! Ada apa?" Evan menangkup pipi Iris lalu menepuknya perlahan untuk membangunkan sang gadis, namun ia tidak kunjung mendapatkan respon dari Iris yang sedang pingsan. "Perawat," panggilnya kencang."Sudah selesai, Tuan. Saya akan pergi sebentar untuk mengambil obat-obatan yang diperlukan untuk perawatan nona Iris," ucap sang perawat."PAUL!!" Seru Evan memanggil anak buahnya yang sedang berjaga di depan kamar Iris."Ya, Tuan.""Antar perawat ke klinik untuk mengambil obat-obatan," titah Evan."Baik, Tuan."Perhatian Evan kembali tertuju kepada Iris yang masih pingsan dan tak kunjung sada
"Jangan, tolong jangan lakukan itu!! Evaan, tolong!! Evaan," teriak Iris ketakutan."Say good bye kepada wajah cantikmu, Bitch!!" UJar Stella kepada Iris.Sambil tersenyum menyeringai, Stella mengangkat silet tajam berlumuran darah ke udara, tangannya berayun turun dan bersiap menyayat serta merusak wajah cantik Iris agar ia tidak ada lagi yang bisa merebut Evan. Akan tetapi ....Tepp!!"GOOD BYE, STELLA!!" Ujar Evan setelah menangkap pergelangan tangan Stella dan menggagalkan perbuatan jahat adik dari rekan kerjanya tersebut."Evan ...." Manik biru Stella membulat sempurna saat melihat wajah Evan yang terlihat merah padam menahan marah, ia akhirnya memutar otak mencari alasan untuk membela diri. "Evan!! Pelacur itu yang menyerangku lebih dulu makanya a--""DIAM KAU, STELLA!! Apa kau pikir aku akan memepercayai ucapanmu, hah?!" Evan merampas silet dari tangan Stella dengan sangat kasar hingga beberapa ruas jari-jari lentik Stella tidak sengaja tersayat lalu berdarah."Awwwhhh, sakit!
"IRIS, BUKA PINTUNYA!!" Evan menggedor pintu kamar mandi sangat kencang hingga dinding bergetar karena saking kerasnya ia menggedor bahkan ia hampir mendobrak pintu kamar mandi dan merusaknya untuk yang kedua kalinya.Di sisi lain."Ayo kak Julian, cepat angkat teleponku!! Sial," gumam Iris sambil terus berusaha menelepon kakaknya.Tangan Iris gemetaran bahkan ponsel yang ia pegang terus terjatuh ke lantai saat mendengar gelegar suara Evan yang bagaikan petir, ia berani berbuat nekat karena sudah benar-benar tidak tahan dengan perlakuan kejam Evan dan ia sudah mempersiapkan diri kalau harus mendapatkan hukuman dari sang mafia kejam asalkan pada akhirnya ia bisa kembali ke keluarga Marchetti dan hidup normal sebagai wanita biasa bukannya sebagai wanita tawanan yang setiap saat selalu mendapatkan pelecehan dari Evan.Tuuuuut Tuuuuuuut!!"Siapa kau?!" Tanya Julian dengan nada suara yang kaku dan sangat mengintimidasi.Panggilan Iris akhirnya dijawab oleh Julian akan tetapi tiba-tiba ....
"PETER!! Cepat keluar dari mobil dan buka parasut!!" Seru Evan mengingatkan Peter, ia bergegas membuka sabuk pengaman lalu membuka pintu mobil dan melompat keluar."Shiitt!! Tunggu, Evan!!" Peter melakukan hal yang sama seperti yang Evan lakukan dan tanpa berpikir panjang lalu ia pun melompat dari mobil.Mobil meluncur kencang ke bawah tebing lalu meledak setelah menghantam dasar tebing yang dipenuhi oleh beruntung bagi Evan dan Peter yang keluar tepat pada waktunya sehingga nyawa keduanya terselamatkan berkat ide cemerlang sang pimpinan mafia.Evan dan Peter melayang di udara dan perlahan mendarat ke tanah akan tetapi sial menimpa Peter karena parasutnya malah tersangkut di dahan pohon sehingga ia harus berjuang keras untuk bisa melepaskan diri dari tali parasut yang masih melilit tubuhnya."Evan, hey!! Tolong aku," pekik Peter kencang.Evan menghela napas panjang sambil menggelengkan kepalanya, ia mengambil pistol dari balik baju lalu mulai menembaki ranting pohong hingga patah sehi
"FUCK YOU, HENRY!!" Umpat Evan yang memilih untuk menyelamatkan Iris ketimbang meladeni Henry yang memang berniat untuk mengulur waktu agar Evan tidak bisa menyelamatkan Iris."Tembak bajingan itu," titah Henry kepada anak buahnya."LINDUNGI TUAN EVAN!!" Seru Simon kepada rekan-rekannya yang lain hingga baku tembak antara dua kubu tak terelakkan.Evan berlari kencang mengejar brankar yang terus melaju menuju ke jalanan sambil terus menghindari tembakan anak buah Henry yang tertuju ke arahnya, perhatian pria bertubuh tinggi kekar itu hanya tertuju pada Iris sehingga ia tidak sempat membalas tembakan musuh dan hanya bisa menghindar agar tubuhnya tidak tertembus peluru.TIIIN TIIIN TIIIINN!! Sopir truk trailer terus membunyikan klakson untuk memperingatkan bahwa truck bermuatan kayu-kayu berukuran besar yang ia kendarai akan menabrak brankar dimana Iris sedang terbaring di atasnya. Sang sopir tidak bisa mengerem mendadak karena truk pasti akan oleng yang pastinya akan semakin membahayaka
"IRIS!! What the fuck!! Apa kau sudah gila?!" Evan berlari dan langsung menepis tangan sang gadis hingga botol pembersih porselen terjatuh ke lantai lalu menendang botolnya hingga ke ujung ruangan."Kau terlambat, Evan. Sebentar lagi aku akan terbebas dari kekejamanmu," ucap Iris sambil tersenyum bahagia dan beberapa detik kemudian ia terjatuh di pelukan Evan."DAMN!! Kau tidak boleh mati dan kau tidak akan mati secepat itu," ujar Evan yang langsung menggendong Iris keluar dari kamar. "SIMON, PAUL!!" Serunya memanggil anak buahnya.Suara Evan terdengar menggema hingga ke seluruh ruangan, tak hanya dua pengawal yang datang menghampiri tapi belasan orang yang mendengar seruan kencang sang pemimpin mafia kejam itu ikut datang mendekat."Ya, Tuan.""Simon, cepat siapkan mobil!! Paul, kau hubungi dokter Anderson dan katakan kepadanya aku akan datang ke rumah sakit dengan membawa pasien yang keracunan cairan pembersih lantai," titah Evan cepat."Baik, Tuan.""SARAH!! Cepat ambilkan satu bot
"Korbankan Iris, Julian!! Kau sudah kehilangan Richard dan kau juga harus merelakan Iris agar Evan ataupun Edgar tidak lagi bisa menekanmu," ujar Henry.Dada Julian seketika panas dan wajahnya berubah merah padam setelah mendengar ucapan sang paman yang membuat darahnya mendidih, ia sudah kehilangan satu adik kesayangannya dengan tragis dan sekarang pamannya malah menyuruhnya untuk mengorban satu-satunya adik perempuan yang tersisa."Aku memang orang berengsek dan berhati iblis tapi aku tidak akan pernah mau mengorbankan adikku, paman!! Kau memang sudah gila, tua bangka!! Lebih baik kau yang mati daripada aku melihat Iris terluka," teriak Julian.Kemarahan Julian semakin menjadi-jadi bahkan ia membalik dan menendangi meja kerjanya hingga patah di semua bagian hanya untuk melampiaskan amarahnya, ia mengeluarkan pistolnya dan memilih untuk menembaki semua barang yang ada di depannya saat ia bernafsu ingin menembak kepala sang paman hingga hancur."JULIAN!! Apa kau sudah gila?!" Hardik H
"MEREKA BUKAN ANAK BUAH JULIAN, IRIS!! DASAR GADIS BODOH," hardik Evan yang marah besar melihat kecerobohan serta kebodohan yang dilakukan Iris sehingga tawanannya itu kini jatuh ke tangan musuh.Evan meremas rambut hitamnya yang tebal dan mulutnya tidak berhenti mengumpat kesal, tangannya sudah sangat gatal ingin segera menghabisi anak buah Edgar yang berani menapaki mansion megah miliknya. Namun, untuk saat ini Evan tidak bisa bertindak gegabah karena ia tidak ingin wanita tawanannya dilukai oleh anak buah Edgar yang terkenal sangat bengis dan tidak segan untuk menghabisi tawanannya."Apa yang dikatakan oleh Evan itu benar? Kalian bukan anak buah kak Julian?" Tanya Iris kepada pria yang sedang menyandera dirinya."Heeiizzhh!! Masih bertanya lagi, astaga!! Sebenarnya semua keluarga Marchetti itu benar-benar bodoh atau lugu, sih?" Peter malah ikut-ikutan Evan mengomeli Iris karena ia gemas dengan ulah sang gadis yang menurutnya sangat bodoh."Diam, jangan bicara lagi. Ikuti saja perin
"Kau harus mati, Evan!! Hiyaaa," pekik Iris saat ia menghujam pecahan kaca ke tubuh Evan dengan mata tertutup.TEPP!! Pergelangan tangan Iris dicengkeram erat oleh tangan kekar Evan yang tiba-tiba terbangun setelah mendengar suara Iris, lelaki bertubuh kekar itu merampas pecahan kaca dari tangan Iris dan tidak sengaja menggores telapak tangan sang gadis hingga berdarah."Berani sekali kau melakukan hal ini kepadaku!! Apa kau masih belum jera setelah keperawananmu aku renggut, huh?!" Bentak Evan sambil melempar pecahan kaca ke lantai.Evan mendorong kasar tubuh Iris hingga terjatuh ke ranjang lalu ia merangkak naik ke atas tubuh sang wanita yang kemudian ia tindih dengan tubuh kekarnya, wajahnya merah padam dan ia benar-benar marah karena perbuatan Iris yang mencoba membunuhnya sehingga berencana untuk memberikan pelajaran kepada tawanannya"Kau pantas mati!! Pergilah ke neraka menyusul istrimu," teriak Iris."Apakah hukumanku masih kurang, huh?! Apa kau ingin aku buat lemas dulu baru
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.