"Tongkat sakti!"
Whuuush! Whuuush! Whuuush!Sebuah tongkat kayu, muncul dari langit berputar-putar menghampiri Qu Cing.Hap!Bocah itu menangkap tongkat tersebut dan mulai mengayunkannya."Aku bisa menunjukanmu beberapa jurus dasar jika kau mengingikannya!" ujar sang tongkat sakti kepada Qu Cing."Benarkah? Tentu saja aku menginginkannya. Tolong tunjukan itu! Aku sangat bersemangat.""Duduk! Dan pejamkan matamu!"Qu Cing pun mengikuti perintah sang tongkat sakti. Dia duduk bersila di tanah sembari memejamkan mata. Tiba-tiba, sosok bayangan hitam dalam pikirannya muncul menunjukan suatu gerakan.Setelah beberapa saat kemudian, Qu Cing membelalakan matanya. Dia bangkit dan spontan mengikuti gerakan itu. Rupanya, gerakan itu secara otomatis langsung melekat di kepalanya.Anak itu begitu lincah. Ayunan demi ayunan tongkat, sampai ia melakukan sebuah serangan ke salah satu pohon yang paling besar di hadapannya dengan jurus, tongkat mengamuk.Whuuush! Whuuush! Whuuush!Tongkat itu memutar vertikal dengan cepat, bagaikan putaran sebuah shuriken besar, menebas horizontal pohon kokoh itu hingga tumbang. Kemudian, sang tongkat sakti kembali kepada pemiliknya, sembari mencincang brutal pohon besar itu menjadi potongan-potongan kecil untuk kayu bakar.Huft!Jurus ini cukup menguras tenaga bagi si kurus Qu Cing yang baru mulai berlatih. Setelah dia membuat sedikit kekacauan di sana, suara-suara aneh mulai bermunculan.Groaaaaaaa! Groaaaa!Aaaaaaaaaaaaaaargh!Bahkan, suasana angin yang tenang tiba-tiba berhembus kencang. Suara rintihan terdengar menelusuri lubang telinga Qu Cing."Datanglah ke gubuk ... datanglah ke gubuk ... tolong aku!" Suara itu meraung raung berkali-kali.Qu Cing tidak menyangka. Ini benar-benar seperti apa yang dikatakan oleh rumor. Akan tetapi, bukanya takut, justru malah muncul rasa penasaran dalam diri anak itu. Dia tidak peduli dan tidak takut mati. Qu Cing pun berusaha mencari-cari sumber asal suara itu."Tidak ada satupun gubuk di pekarangan ini!" ucap Qu Cing meninggikan bahu."Di sini ... di sini! Di sebelah utara, datanglah ke gubuk!"Rupanya, suara itu melihat respond Qu Cing. Anak itu menurutinya terus berjalan ke arah utara. Namun, belum juga menemukan gubuk yang dimaksud."Gubuk? Di sebelah utara?" Qu Cing menggaruk-garuk kepala yang tak gatal. Anak itu masih tampak kebingungan, sedangkan suara itu, kini, sudah lenyap."Aneh! Ke mana suara tadi? Apakah dia sedang mempermainkanku?" Anak itu menoleh-noleh dan tidak mendapati seorang pun di sana kecuali pepohonan dan sampah dedaunan.Qu Cing pun kembali berlatih dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Dia kembali duduk bersila dan menancapkan tongkat di hadapannya. Namun, sebelum anak itu memejamkan mata, sang tongkat sakti bercahaya menunjukkan bahwa di hadapannya ada sebuah dinding pembatas. Sontak, Qu Cing menyentuhnya dan terpental.Dinding apa itu? Pikirnya.Dia mencabut sang tongkat sakti. Lalu melancarkan jurus tongkat mengamuk ke arah dinding tersebut.Whuuush whuuush whuuush!Taaaang!Tongkat itu pun memantul tak berhasil menghancurkan dinding."Pelajari jurus kedua, dan gunakan itu!" kata sang tongkat sakti."Baiklah!"Qu Cing duduk bersila dan langsung memejamkan matanya dengan konsentrasi penuh. Lalu ia bangkit mempraktekan jurus kedua dari sang tongkat sakti. Ia melayangkan tongkat tersebut di hadapannya dengan energi spiritual. Kemudian, menggabungkan energi spiritual cahaya miliknya dengan kekuatan sang tongkat sakti.Anak itu menggerakkan tangan kanannya hingga lurus sejajar dengan telinga. Lalu melesatkan tangannya ke depan seolah-olah mengendalikan tongkat tersebut."Pukulan tongkat mabur!"Sang tongkat pun melesat dengan sangat cepat dan memukul keras dinding pembatas itu sampai akhirnya menimbulkan sebuah retakan. Qu Cing melakukannya hingga beberapa kali sampai akhirnya dinding tersebut benar-benar retak dan akhirnya pecah.Praaank!Tampaklah sebuah gubuk tua di balik pembatas itu.Apakah gubuk ini yang dimaksud oleh suara tadi? Pikir Qu Cing mulai melangkahkan kakinya memasuki gubuk tersebut. Setelah berada di dalam ruangan, ia tidak melihat siapapun di sana."Di sini! Di dalam tanah!" ucap suara itu tiba-tiba muncul kembali."Di dalam tanah?" Qu Cing menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. "Bagaimana aku bisa menembus tanah ini?""Di sisi kanan, ada sebuah lemari tua. Jika kau bisa membuka lemari itu, di sana ada sebuah jalan menuju ruang bawah tanah."Qu Cing menoleh dan melihat lemari tua itu. Ia menghampirinya dan mendapati pintu lemari tua tersebut terdapat banyak titik bertebaran. Anak itu berusaha mendobrak lemari tersebut secara paksa. Namun, tiba-tiba titik-titik pada pintu lemari itu mengeluarkan suatu energi spiritual. Energi itu menghempaskan Qu Cing hingga terbentur dinding gubuk sampai hampir roboh."Sepertinya ada yang aneh dengan titik-titik itu!" gumam Qu Cing mengkerutkan dahi."Huh! Sudah kuduga! Ini tidak akan mudah." Suara itu tampak seperti baru saja menghembuskan napas. "Kau harus menghubungkan semua titik-titik itu dengan benar menjadi sebuah tanda. Ini dinamakan formasi tanda. Yang kau lihat di pintu lemari itu adalah formasi tanda penguncian. Kau bisa memecahkannya dengan membaca sebuah buku tentang formasi tanda di perpustakaan.""Oh, tunggu. Aku akan pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku itu!" Qu Cing berlari meninggalkan tempat itu menuju perpustakaan.Di perpustakaan tingkat dasar kelas 1, semua berisi tentang buku-buku dasar termasuk ilmu dasar formasi tanda. Qu Cing menerobos masuk dan langsung bertanya kepada pengurus perpustakaan, Gu Wang."Di mana aku bisa mendapatkan ilmu dasar tentang formasi tanda?""Apa kau baru pertama kali masuk perpustakaan?" timpal si pengurus."Benar. Mohon bantuannya!" Qu Cing menautkan dua kepalan tangan sembari menundukkan kepala."Di sebelah kanan adalah buku-buku yang mempelajari tentang ilmu spiritual dan di sebelah kiri adalah buku-buku yang mempelajari tetang ilmu tenaga dalam. Formasi tanda dibentuk dengan kekuatan spiritual. Jadi, kau bisa mencarinya di rak sebelah kanan. Lebih detailnya, pada rak bagian depan, adalah buku-buku yang berisi materi untuk dipraktekan. Adapun pada rak bagian belakang, adalah buku-buku yang hanya berisi materi tentang ilmu pengetahuan saja. Apa kau paham?" jelas si pengurus.Qu Cing mengangguk. "Itu berarti, bukankah aku seharusnya mencari buku itu di rak sebelah kanan pada bagian depan?""Benar sekali!" Si pengurus itu tersenyum."Terima kasih!"Qu Cing mencari buku tersebut di setiap deretan buku-buku yang terpapar rapi, hingga melangkah bolak balik sampai beberapa kali. Tiba-tiba, seseorang mendorongnya dengan sengaja dari belakang. Sehingga, anak itu terhempas menabrak rak buku. Buku-buku itu pun berjatuhan menimpa dirinya."Mengapa bisa ada anak kotoran di sini, Paman Gu?" ucap Han Thu memandang Qu Cing dengan tatapan merendahkan."Anak kotoran? Apa maksud dari perkataan Anda, Tuan Muda Han?""Anak itu bahkan tidak memiliki gumpalan tenaga dalam pada tubunya! Untuk apa mencari buku tentang materi kekuatan spiritual yang bisa dipraktekan? Apakah ini sebuah lelucon?""Ha ha ha!" Para pengikut Han Thu pun tertawa."Oh, maaf, Tuan Muda. Aku benar-benar tidak tahu. Tapi, ini adalah tingkat dasar. Siapapun bebas meminjam dan belajar, meskipun dia berada di ranah spiritual terendah sekalipun," ucap Gu Wang."Oh, Paman Gu benar. Ini adalah tingkat dasar. Haha." Han Thu berjongkok dan menatap Qu Cing dengan tatapan yang mengintimidasi, sembari menekan kedua rahang pipinya dengan cukup kuat. "Rupanya, kau memiliki keberuntungan bisa selamat dari gundukan sampah itu. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa kau akan berkembang. Meskipun, kau menghafal seluruh isi buku di perpustakaan ini, tanpa kekuatan spiritual, kau hanyalah seorang SAM-PAH!"Kemudian, Han Thu pergi menuju tangga diikuti oleh teman-temannya. Sementara Qu Cing, masih duduk tertimbun buku-buku yang berjatuhan dari rak.Gu Wang jelas mengenali anak yang dianggap kotoran itu. Namun, perpustakaan adalah gudang ilmu. Siapa saja bisa mendapat keajaiban hanya dengan membaca sebuah ilmu. Sebagai pengurus tingkat dasar, pria paruh baya itu dipilih d
"Akhirnya ... ada yang datang setelah 8 tahun aku terkurung!" ucap seorang pria paruh baya berwajah hancur yang terbelenggu rantai emas di dalam sebuah jeruji."Suara itu, berasal dari Anda?" tanya Qu Cing kepada orang itu. Ia menggenggam erat tongkat saktinya dan melangkah mendekati jeruji. Saat Qu Cing menggerakkan tangannya hendak menyentuh jeruji, pria itu melarangnya."Jangan sentuh! Jeruji itu diselimuti oleh kekuatan spiritual api. Tanganmu akan terbakar jika menyentuhnya dengan tangan kosong!"Seketika, Qu Cing menarik kembali tangannya dan berkata, "siapa Anda sebenarnya?""Aku adalah pemimpin Perguruan Long Ji, Nie Lee Phi. Kau bisa memanggilku Nie Lee," balas pria itu."Ti-tidak mungkin!" Wajah Qu Cing berkerut. Anak itu merasa bahwa ia tidak boleh gegabah dan percaya begitu saja kepada seseorang yang baru dikenalnya.Pria berwajah hancur itu tampak menghembuskan napas berat. "Aku tau. Tidak mudah untuk percaya!" Suara pria itu menjadi pelan dan sangat lembut."Delapan tahu
"Ikuti aku! Ikuti aku!" kata si Jambul berkicau. Dia menarik sesuatu dari lubang dinding tanah dengan paruhnya. Tiba-tiba dinding bergetar dan terbuka menunjukan suatu jalan tersembunyi.Nie Lee sangat tercengang. Bagaimana bisa burung kakak tua itu mengetahui ada jalan tersembunyi di sana? Dia menduga bahwa si Jambul adalah burung yang telah lama dilatih oleh seseorang. Yang artinya, burung itu memiliki pemilik sebelumnya. Dan, sang pemilik pastinya sering singgah di gubuk tua ini. Atau bahkan mungkin, sang pemilik burung itu lah yang telah membagun dan merancang denah gubuk ini hingga ruang bawah tanah.Setelah si Jambul dan Qu Cing masuk ke jalan tersembunyi, jalan itu kembali tertutup seperti semula. Tak lama kemudian, Ben Cong pun datang menemui Nie Lee."Siapa yang menghancurkan dinding pembatas?" ucap Ben Cong dengan dahi berkerut dan tatapan mata yang sangat tajam menyoroti netra Nie Lee. "Kau, bagaimana mungkin masih bisa hidup di tempat seperti ini?""Heh! Keberuntungan masi
"Ka-kak tu-a. Ben Cong bodoh! Tahanan kabur!" Si Jambul akhirnya menampakkan diri terbang memutari gubuk tua.Hanya seekor kakak tua? Mendengar ocehan kakak tua yang menyebalkan, Ben Cong tersadar bahwa ini hanya sebuah tipuan. Dia segera kembali untuk memeriksa keberadaan Nie Lee.Lagi-lagi sang kakak tua yang pintar berhasil mengelabui pria itu. Dia sengaja mengucapkan bahwa tahanan kabur, karena ia melihat Qu Cing sudah berada di ujung pintu keluar dari jalan tersembunyi.Si Jambul merasakan suatu kedekatan pada diri bocah itu. Ia hinggap di bahu Qu Cing seraya berkata, "Hadiah! Hadiah! Ka-kak tu-a!"Hadiah? Dahi Qu Cing berkerut. Rupanya kakak tua itu ingin meminta hadiah atas kerja kerasnya. Untung saja Qu Cing mengantongi beberapa biji kacang tanah, sisa cemilan yang ia lupakan kemaren. Anak itu pun memberikan beberapa biji kacang tanah kepada si kakak tua. "Ka-kak tu-a ... suka biji kacang. Terima kasih!" ujar burung itu girang.Kemudian mereka pergi meninggalkan tempat itu me
"Apa kalian lihat-lihat!" ketus Shi Jie melotot. Hatinya yang masih kesal karena tidak menemukan Qu Cing, ditambah bertemu anak-anak menyebalkan. Hal ini membuat gadis itu tak bisa menahan emosinya.Anak-anak dari kelas 1A itu berjalan mengitari Shi Jie. Salah satu dari mereka yang paling menonjol adalah Chin Cong. Nona muda cantik dari Keluarga Cong, yang merupakan salah satu keluarga terpandang di Klan Naar. Dia adalah gadis populer yang menyandang anak perempuan paling berbakat di kelas 1. Semua anak-anak kelas 1A tunduk dan patuh untuk bisa mendapatkan perhatiannya.Chin Cong mencengkeram kuat baju belakang Shi Jie hingga gadis kecil itu terjinjing. "Galak sekali! Beraninya kau membentakku! Apa kau sudah bosan hidup?"Gigi Shi Jie menggertak. "Lepaskan aku!""Aku akan melepaskanmu jika kau mau mencium kakiku!" ujar Chin Cong menunjukkan senyum seringai."Cuh! Aku tidak akan sudi!" balas Shi Jie meludahi wajah Chin Cong."Kau!" Gadis dari Keluarga Cong itu menggeram. Kemudian, ia
"Gubuk tua? Aku tidak melihat ada gubuk tua di sana! Jadi, semua suara-suara itu ternyata hanya ilusi," ujar Shi Liet. "Di sana ada sebuah pembatas yang menghalangi pandangan. Tidak ada seorang pun yang bisa melihat gubuk tua itu kecuali pembatas tersebut telah dihancurkan," kata Qu Cing.Mata Guru Shi tiba-tiba menyipit. Pria itu menautkan kedua alis menatap serius sosok anak muda di hadapannya. Dia merasa ada yang berbeda dengan anak itu.Anak itu bilang, dia melihat gubuk tua. Tapi, gubuk tua tersebut tidak akan terlihat sebelum pembatas yang menghalanginya dihancurkan?Sang guru bergumam, "itu berarti ... Qu Cing berhasil menghancurkan pembatas tersebut, yang artinya, selama ini dia menyembunyikan kekuatannya. Oh, astaga! Pantas saja dia tampak lebih fokus pada apa yang aku ajarkan kepada teman-temannya daripada membentuk kekuatannya sendiri."Shi Liet menyangka bahwa Qu Cing mungkin memiliki tujuan tertentu. Namun, apapun itu tujuannya, dia mengenal Qu Cing adalah sosok anak yan
"Izinkan aku menyerapnya, Tuan!" ujar sang tongkat sakti."Kau bisa menyerap api?" tanya Qu Cing terkejut."Ya, serahkan padaku!"Energi api mengandung cahaya dan panas. Segala sesuatu yang mengandung cahaya dapat di serap oleh sang tongkat sakti, asalkan kapasitas energi cahaya tersebut kekuatannya lebih rendah dari kekuatan sang tongkat sakti.Baam!Kedua bola api tersebut lenyap seketika saat berada di panggung Qu Cing. Qu Cing pun menoleh merasakan suatu kehangatan di bagian belakangnya. Dia menatap gadis itu dengan senyum seringai. Lalu, kembali menuju tujuannya ke meja pengurus."Apa-apaan itu!" ucap Chin Cong terbengong. "Bukankah dia si sampah yang tidak memiliki kekuatan spiritual? Bagaimana bisa dia melenyapkan kekuatanku begitu saja?" Alisnya tertaut terus menatap tajam gerak gerik anak lelaki itu. Rasa penasarannya, membuat gadis itu tanpa sadar melangkahkan kakinya mengikut Qu Cing.Setelah meminjam buku, Qu Cing kembali ke kelasnya. Dia menyadari kehadiran Chin Cong, saa
Setelah makan bersama dengan Nie Lee, Qu Cing duduk bersila di mulut gua membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan sembari melihat indahnya pemandangan Laut Biru.Mata Qu Cing tertuju pada sebuah bab, yang di sana dijelaskan tentang pembuatan ramuan tenaga super. Ramuan ini akan memulihkan tenaga orang yang meminumnya sebanyak 100% dari tenaga asal dalam waktu 10 menit. "Ramuan yang bagus," gumamnya.Kemudian, ia beralih membaca bahan yang diperlukan. Ternyata hanya satu bahan, yaitu air buah kelapa yang bernama Degan. Jenis kelapa ini hanya tumbuh di satu tempat, yakni lembah siluman kera.Sang tongkat sakti berkata, "Sun Ji Gong adalah siluman yang memiliki tenaga dalam terkuat dari siluman-siluman lain. Jika Tuanku bisa menguasai Kitab Sang Raja Kera, selain akan mendapat kekuatan tenaga dalam yang luar biasa, Tuanku juga bisa menjadi pemimpin bangsa kera. Hal ini karena aku berada di sisimu. Tapi, Tuanku harus menjadi kuat terlebih dahulu untuk bisa menaklukan pasukan kera. Ka