Share

BAB 13

Sementara jauh di atas permukaan Lembah Dieng, 5 pesawat terbang dengan cepat menuju ke sebuah kubah raksasa. Pesawat itu tidak terlalu besar,hanya seukuran mobil Ferrari yang balapan di Formula 1.

Mengunakan sayap layaknya pesawat tempur, pesawat ini hanya memiliki dua tempat duduk, satu di depan sebagai pengemudi dan satu lainnya dibelakang sebagai penumpang atau bisa digunakan untuk navigator maupun penembak jika sedang kondisi bertempur.

Kelima pesawat itu mendarat di hanggar dalam kubah, lalu seorang perempuan turun di ikuti 4 orang lainnya dengan senjata laras panjang yang terhantung di punggungnya, sepertinya 4 orang yang mengikuti perempuan itu adalah pengawalnya.

Mereka lalu berjalan menyusuri sebuah lorong dan menuju ke sebuah ruang besar. Ruang besar itu terlihat seperti ruang pertemuan pada jaman ke kaisaran.

Sementara dalam ruangan itu telah duduk seorang laki-laki berpenampilan layaknya raja-raja yang duduk di singgahsana. Dia lah Zack, sang penguasa Sludge City, sementara di sisi kanan dan kirinya terpisah beberapa meter duduk juga 4 orang petinggi lainnya.

Wanita dan 4 orang pengawal yang baru datang tadi memberi hormat ke pada Lord Zack.

"Bagaimana perjalananmu, Sabrina?" Kata Lord Zack kepada wanita itu yang di panggil Sabrina.

"Lapor ayah, Sabrina telah menyusuri dari bagian utara sampai ke timur Sludge City, namun belum menemukan tanda-tanda ada kehidupan lain, Sabrina juga memutar ke bagian selatan dan setengah dari bagian barat, namun belum juga menemukan hasil, besok Sabrina akan meneruskan penelusuran ke bagian barat dengan lebih teliti." Ungkap Princess Sabrina yang tak lain adalah putri dari Lord Zack sendiri.

Lord Zack menarik nafas berat,

"Kau sudah bekerja dengan sangat keras, beristirahatlah" perintah Lord Zack kepada Princess Sabrina.

Princess Sabrina mengangguk, setelah memberi hormat kepada Lord Zack, dia dan ke empat pengawalnya meninggalkan aula tersebut.

Sepeninggal Princess Sabrina, Lord Zack kembali menarik nafas dengan berat.

" Persedian air bersih semakin lama semakin menipis, meskipun kita sudah melakukan banyak pengeboran, namun belum menemukan sumber air. Sludge City seperti negri kutukan, tiap kali melakukan pengeboran, yang keluar hanya lumpur panas dan hitam yang tidak bisa diambil manfaatnya sama sekali."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status