Share

BAB 22

"Permisi, kisanak" 

Sebuah tepukan lembut membangunkan Anaxtra. Dia membuka matanya perlahan untuk beradaptasi dengan cahaya setelah beberapa saat terpejam.

Anaxtra melihat sesosok laki-laki paruh baya berusia sekitar 60 tahunan berjongkok di depannya. Anaxtra bangun dengan posisi masih duduk. Dia menoleh ke sekeliling untuk mencari kedua sahabatnya. Namun pemandangan yang dia lihat sungguh berbeda, tidak ada Lilia maupun Peter. Yang ada hanya barisan batu-batu yang tersusun seperti rumah miniatur dari batu.

"Dimana mereka?" Tanya Anaxtra dalam hati. Lalu kembali menatap sosok laki-laki tua yang ada di depannya.

Laki-laki itu tersenyum ramah, dia memakai pakaian serba putih tanpa jahitan dengan bawahan hanya kain yang di lilitkan yang berwarna putih juga. Sementara di kepalanya memakai sebuah Blangkon yang berwarna putih juga.

Blangkon adalah semacam topi yang terbuat dari kain yang dililitkan di atas kepala masyarakat Jawa pada jaman dulu.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status